Ceramah Master Cheng Yen: Menabur Benih Kebajikan dan Menciptakan Ladang Berkah


Saya sering mengatakan kepada semua orang bahwa jika kita tidak mengungkapkan cinta kasih dan ketulusan kita, kita tidak bisa menginspirasi orang-orang untuk membangkitkan cinta kasih. Sesungguhnya, ini sangat disayangkan. Ketika hal ini terjadi, bagaimana mungkin masih ada orang yang akan melanjutkan kegiatan amal? Jadi, saya berharap mereka yang telah menerima bantuan dari Tzu Chi dapat mentransformasikan rasa syukur mereka menjadi keinginan untuk bergabung dengan Tzu Chi atau memahami Tzu Chi.

“Beliau sudah tidak memiliki kerabat di Thailand. Kami memiliki tanggung jawab untuk menjadi putranya atau keluarganya. Jadi, kami sering mengunjungi dirinya untuk memperhatikan kesehatan tubuhnya dan memperhatikan kondisi mentalnya,” kata Amoos relawan.

“Meski tidak memiliki banyak uang ataupun materi, kita tetap bisa berusaha untuk membantu orang lain. Dengan demikian, mereka akan mengingatnya dan mungkin mencoba untuk membantu orang lain lagi,” kata Eleah relawan.

Saya sering bertanya kepada relawan kita apakah anak dan cucu mereka juga menjadi relawan. Inilah yang selalu saya tanyakan. Lalu, apakah orang-orang yang telah kita bantu memahami Tzu Chi? Apakah mereka turut bersumbangsih bagi masyarakat? Apakah mereka bisa menjadi donatur Tzu Chi atau membantu relawan Tzu Chi untuk berkontribusi sedikit di dalam komunitas mereka? Jika para penerima bantuan tidak bersumbangsih, itu seperti pematang sawah yang sempit dan hanya satu arah tanpa ada ruang untuk arah sebaliknya. Dengan demikian, orang-orang itu tidak akan pernah menanam benih berkah. Tidak ada benih berkah berarti tidak ada ladang berkah di sana.

Suatu tempat yang tidak memiliki benih berkah ataupun ladang berkah, akan selamanya berada dalam kemiskinan. Hati manusia yang miskin akan membawa kemiskinan bagi daerah setempat. Inilah yang saya khawatirkan. Saat ini, ada satu hal yang menjadi perhatian saya. Saya selalu mengatakan bahwa kita harus merekrut Bodhisatwa dunia dan bersumbangsih tanpa pamrih. Sekarang, kita juga harus menabur benih kebajikan.


“Saya telah mempelajari banyak Kata Renungan Jing Si. Kalimat yang paling saya suka ialah sertakan saya dalam perbuatan baik, jangan libatkan saya dalam perbuatan jahat,”
kata Krismat Kumari Murid.

“Ketika makan, jika seporsi makanan itu seharga 10 rupe, kita dapat berhemat dengan hanya memakai separuhnya untuk membeli makanan dan menabung sisanya untuk membantu yang kurang mampu seperti yang dilakukan para petani di Myanmar,” kata Sajani Kumari Murid.

Para petani di Myanmar menyisihkan segenggam beras. Beberapa tahun lalu, Tzu Chi membantu mereka. Sejak saat itu, relawan Tzu Chi beberapa kali mencurahkan perhatian kepada mereka dan mereka mulai menyisihkan segenggam beras serta menjadi donatur celengan beras di desa. Mereka menyisihkan segenggam beras setiap hari. Hal ini tidak memengaruhi kehidupan mereka. Bodhisatwa sekalian, beras itu akan terhimpun menjadi jumlah yang besar. Ketika setiap orang memberi dalam jumlah sedikit, jika dikumpulkan, akan terkumpul menjadi jumlah besar yang dapat membantu banyak orang. Jadi, kita tidak boleh meremehkan kekuatan kecil itu.

Bodhisatwa sekalian, kita harus menghimpun kekuatan cinta kasih. Tzu Chi dimulai dari 50 sen. Dimulai dari himpunan 50 sen itu, kini Tzu Chi dapat membantu banyak orang di seluruh dunia. Jadi, saya berharap relawan Tzu Chi terus merekrut Bodhisatwa dunia tanpa henti. Masih banyak orang yang tidak mengenal Tzu Chi. Karena itu, relawan Tzu Chi harus mengemban tanggung jawab ini dan menceritakan lebih banyak hal tentang Tzu Chi. Ketika ada orang yang memercayai rumor tentang Tzu Chi, kita memiliki tanggung jawab untuk meluruskannya.


Dengan menyatukan kekuatan, kita dapat membantu orang-orang yang menderita. Setelah meredakan penderitaan mereka, kita juga dapat berbagi Dharma kepada mereka. Jika kita memberikan 3.000 dolar NT kepada penerima bantuan setiap bulan, lalu dia menggunakan uangnya untuk membeli 7 kg beras, dan dari 7 kg beras ini dia menyisihkan segenggam beras untuk didonasikan, ini tidak akan memengaruhi kehidupannya. Jadi, kita hendaknya mengimbau orang-orang untuk melakukan kebajikan setiap harinya tanpa memengaruhi kehidupan sehari-hari mereka. Hanya dengan cara ini, orang-orang dapat mengubah kemiskinan menjadi kesejahteraan.

Ingatlah, pada masa awal Tzu Chi, saya ingin setiap orang menyisihkan 50 sen setiap hari. Saya tidak mau donasi 15 dolar NT setiap bulan. Saya ingin orang-orang menyisihkan uang logam setiap hari agar mereka dapat menumbuhkan niat baik setiap hari. Jadi, keluarga yang memupuk kebajikan akan dipenuhi berkah. Jika setiap orang dapat membangkitkan sebersit niat baik, tempat yang kita huni akan menjadi aman dan tenteram. Ini adalah wujud doa semoga dunia aman dan bebas dari bencana.

Saya membagikan konsep ini kepada kalian dan kalian menyerapnya ke dalam hati dengan pengetahuan dan kebijaksanaan kalian, lalu kalian harus membagikan konsep ini kepada orang lain. Kita tidak memaksa orang-orang untuk berdonasi. Kita menyemangati diri sendiri untuk berbagi Dharma kepada orang lain, tetapi tidak memaksa mereka untuk berdonasi. Kita berharap mereka dapat membangkitkan sebersit niat baik. Dengan berbicara kepada mereka, kita memutar roda Dharma dan menyebarkan kebajikan. Hanya ketika energi manusia, alam, dan langit harmonis, dunia kita akan aman dan tenteram. Jadi, saya sangat bersyukur.


Walau berada di tempat yang jauh, para relawan sangat tulus dalam membagikan ajaran saya dan memutar roda Dharma. Saya berharap kalian melatih diri dengan tekun dan tulus. Saya tidak ada permintaan apa-apa, hanya berharap semua orang menerima Dharma, terutama Dharma dari Tzu Chi. Kalian telah menerima Dharma dari Tzu Chi, memberi manfaat bagi dunia, dan menjalankan praktik nyata di Jalan Bodhisatwa. Dengan menyerap Dharma ke dalam hati, secara alami kita akan dapat mempraktikkannya.

Di atas meja saya, selalu ada dua buah batu berbentuk kaki. Dengan dua batu berbentuk kaki ini, saya terus menyemangati diri sendiri untuk melatih diri dengan tekun dan bersemangat. Saya ingin bergerak maju selangkah demi selangkah. Saya juga berharap murid-murid saya dapat ikut dan berjalan bersama saya tanpa henti di dalam ajaran Buddha. Kita harus menggenggam jalinan jodoh ini. Dalam kehidupan ini, kalian beruntung dapat mempelajari Dharma dari Tzu Chi dan dapat mempraktikkannya secara nyata. Kalian memiliki kebijaksanaan dan dapat menciptakan berkah di dunia.

Sekarang, setiap kali saya berbicara dengan relawan, saya selalu membahas tentang kitab sejarah Tzu Chi. Dalam beberapa puluh tahun ini, kapan kita semua mulai bergabung di Tzu Chi? Tepatnya di bulan apa dan tahun berapa? Jalinan jodoh apa yang membuat kita bergabung di Tzu Chi dan terus bersumbangsih hingga saat ini? Inilah cara kita menginventarisasi kehidupan kita. Sebagai Bodhisatwa dunia, kita terjun ke tengah masyarakat demi melenyapkan penderitaan semua makhluk. 

Melenyapkan penderitaan dan berbagi Dharma kepada sesama
Menabur benih kebajikan dan menciptakan ladang berkah
Himpunan tetes demi tetes cinta kasih membentuk kekuatan besar
Menggalang orang-orang untuk melakukan tindakan nyata bersama-sama   

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 18 Oktober 2023
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Felicia
Ditayangkan Tanggal 20 Oktober 2023
Benih yang kita tebar sendiri, hasilnya pasti akan kita tuai sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -