Ceramah Master Cheng Yen: Menapaki Jalan Bodhisatwa dengan penuh Ketulusan

Dapatkah kita melihat penderitaan di dunia? Sungguh penuh penderitaan. Kita dapat melihat banyaknya orang  yang menderita di dunia. Bagaimana cara kita menolong orang-orang agar terbebas dari bencana kelaparan? Sungguh membuat orang sedih melihatnya. Kita juga melihat jumlah pengungsi yang terus bertambah. Yordania menampung jumlah pengungsi dalam jumlah besar. Belakangan ini, United Nations Commission on Human Rights (UNCHR) juga mengajukan permohonan kepada Tzu Chi dengan harapan Tzu Chi dapat membantu para pengungsi di wilayah perbatasan. Setelah melakukan evaluasi, pada pertengahan Februari lalu, relawan Tzu Chi di Yordania berangkat untuk membagikan barang bantuan.

Mereka menyediakan 1.500 paket bantuan, termasuk air minum, makanan bergizi, dan lain-lain untuk dibagikan kepada para pengungsi di perbatasan. Akan tetapi, saat tiba di sana, mereka dihentikan oleh pasukan penjaga perbatasan. Karena itu, relawan kita pun memberi penjelasan kepada para penjaga itu bahwa prinsip Tzu Chi dalam membagikan bantuan adalah harus memberi secara langsung ke tangan orang yang paling membutuhkan. Relawan kita terus bersiteguh memegang prinsip ini. Akhirnya, pasukan penjaga itu berkata, "Kami sangat tersentuh oleh ketulusan dan prinsip kalian dalam memberikan bantuan secara langsung ke tangan orang membutuhkan. Kami akan mengizinkan kalian lewat, tetapi kami harus ikut bersama kalian." Mereka bukan hanya mengizinkan relawan kita melewati perbatasan, tetapi juga pergi bersama kita. Saya sungguh bersyukur. Meski Ci Ai adalah relawan perempuan, tetapi dia juga memberanikan diri untuk untuk berkomunikasi dengan pasukan penjaga hingga akhirnya pasukan penjaga memberi izin sekaligus ingin pergi bersama kita. Inilah kekuatan cinta kasih. 

Selama bertahun-tahun ini, relawan Tzu Chi di Yordania terus bersumbangsih dengan penuh cinta kasih. Selama  hampir 5 tahun ini, sejak terjadinya perang saudara di Suriah, mereka terus bolak-balik bukan hanya untuk membantu para pengungsi di wilayah perbatasan, tetapi juga terus memperhatikan pasien penerima bantuan kita dan terus membagikan bantuan secara rutin setiap bulan. Selama pembagian bantuan, Ji Hui berbagi tentang bencana gempa bumi di Tainan, Taiwan beberapa waktu lalu. Para pengungsi juga berdoa bagi Taiwan dan turut berdana untuk para korban bencana. Meski para pengungsi tidak memiliki banyak uang, tetapi himpunan tetes demi tetes donasi mereka menunjukkan ketulusan. Meski jumlahnya sangat sedikit, tetapi itu menunjukkan ketulusan mereka. Sama halnya dengan relawan Tzu Chi yang kesulitan untuk melewati wilayah perbatasan. Namun, karena ketulusan untuk bersumbangsih tanpa pamrih, mereka akhirnya diizinkan lewat. Selain mendapat izin, mereka juga mendapat perlindungan dari pasukan penjaga untuk menyalurkan bantuan bagi para pengungsi.

Dari sini terlihat bahwa dengan ketulusan dan cinta kasih Bodhisatwa, kita dapat melewati segala rintangan. Relawan kita bukan hanya memahami kebenaran, tetapi juga menapaki Jalan Bodhisatwa. Mazhab Tzu Chi adalah Jalan Bodhisatwa di dunia. Meski menghadapi berbagai kesulitan, tetapi kita dapat melaluinya. Semua ini sungguh menyentuh hati.

Pada bulan Januari lalu, di Mozambik turun hujan lebat yang mengakibatkan bencana banjir. Relawan kita yang ingin pergi menyalurkan bantuan juga menghadapi berbagai kesulitan karena banjir belum surut. Setelah air surut, relawan kita pergi menyurvei lokasi bencana. Tahun lalu, Denise memberi tahu kita tentang kondisi banjir di sana. Orang-orang di sana hidup di atas tanah yang basah dan kotor. Mereka membutuhkan bantuan tempat tidur lipat. Karena itu, tahun lalu, kita mengirimkan empat peti kemas yang berisikan lebih dari 2.000 buah tempat tidur lipat ke Mozambik.

Pengirimannya kita bagi menjadi dua kali. Pengiriman yang pertama tiba pada bulan September lalu, sedangkan pengiriman yang kedua tiba pada bulan Desember pukul 11 malam. Relawan setempat segera memindahkan barang muatan ke dalam dua peti kemas lama yang kita berikan kepada mereka. Mereka melakukannya hingga pukul 2 dini hari. Setelah itu, mereka pulang bersiap-siap dan kembali datang pagi-pagi sekali untuk membagikannya kepada warga yang masih tidur di atas lumpur dan hidup kekurangan. Banyak warga setempat yang hidup kekurangan. Setelah membagikan tempat tidur lipat, relawan kita juga menunjukkan cara penggunaannya kepada mereka. Relawan kita juga mencari orang yang memiliki bobot yang berat untuk mencobanya demi membuat orang-orang tahu bahwa tempat tidur itu sangat aman dan kuat. Selain itu, mereka juga mengajarkan cara berbaring yang tepat. Sungguh, ada banyak hal yang membuat orang tersentuh.

Selain mengadakan kegiatan untuk membagikan bantuan secara serentak, saat ada warga yang tidak dapat keluar rumah, relawan kita juga mengantarkannya dari rumah ke rumah. Melihat lansia setempat yang hidup kekurangan dan menderita penyakit, relawan kita berusaha untuk memberi bantuan. Inilah yang dilakukan oleh Bodhisatwa setempat. Saya sungguh berterima kasih. Saya juga sering memuji Denise. Dia seorang perempuan yang membawa semangat Tzu Chi ke Mozambik dan menginspirasi banyak relawan setempat. Dengan penuh cinta kasih dan ketulusan, dia membentangkan jalan penuh cinta kasih ke seluruh Mozambik. Dia juga menginspirasi banyak warga lokal untuk membangkitkan ketulusan yang penuh cinta kasih. Lihatlah, meski sekelompok relawan kita ini juga hidup kekurangan, tetapi mereka tetap pergi ke rumah lansia yang menderita penyakit untuk membantu mereka membersihkan rumah.

Mereka adalah Bodhisatwa yang datang ke dunia dengan mengemudikan perahu cinta kasih. Setelah bertemu dengan Tzu Chi, mereka mulai membangkitkan cinta kasih di dalam hati. Kini cinta kasih mereka telah berkembang menjadi cinta kasih universal. Lihatlah betapa besar manfaat tempat tidur lipat itu bagi warga setempat. Relawan kita mengantarkan bantuan tempat tidur lipat bagi orang lain, padahal saat di rumah, mungkin mereka harus berbaring di atas tanah. Mereka tidak tamak. Mereka tetap mengembangkan cinta kasih untuk membantu sesama. Banyak kisah menyentuh yang tak habis diceritakan satu per satu.

Berpegang teguh pada prinsip dalam menyalurkan bantuan

Pasukan penjaga perbatasan Yordania mendampingi relawan Tzu Chi menyalurkan bantuan

Memahami kebenaran dan menapaki Jalan Bodhisattva

Mengembangkan cinta kasih universal dan tidak bersikap tamak

 Ceramah Master Cheng Yen tanggal 23 Februari 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 25 Februari 2016

Orang yang selalu bersumbangsih akan senantiasa diliputi sukacita. Orang yang selalu bersyukur akan senantiasa dilimpahi berkah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -