Ceramah Master Cheng Yen: Menapaki Jalan Tzu Chi dengan Penuh Keyakinan dan Ikrar

Insan Tzu Chi dari berbagai negara telah kembali ke Taiwan. Kali ini, insan Tzu Chi dari lebih dari 20 negara dan wilayah yang kembali ke Taiwan untuk dilantik berjumlah lebih dari 2.000 orang. Dari sini bisa diketahui bahwa benih-benih yang insan Tzu Chi taburkan di luar negeri telah tertanam sangat dalam di lubuk hati setiap orang.

Satu benih bertumbuh menjadi tak terhingga.Satu Bodhisatwa dunia dapat menginspirasi Bodhisatwa dunia yang tak terhingga. Ini demi menyucikan dunia ini. Buddha datang ke dunia ini tanpa ada keterikatan. Beliau ingin membimbing kita menjadi Bodhisatwa dunia yang memiliki tekad dan ikrar serta dapat datang dan pergi dengan bebas. Jangan seperti manusia awam yang terlahir di dunia ini tanpa bisa memilih dan tidak ingin meninggalkan dunia ini karena takut akan kematian.

Banyak orang yang berharap bisa panjang umur. Kini orang yang hidup hingga usia 100 tahun semakin banyak. Apakah hidup 100 tahun sudah cukup? Mereka tetap merasa tidak cukup. Bisakah manusia hidup hingga usia 1.000 tahun? Itu tidak mungkin. Di mana ada kelahiran, di sana ada kematian. Namun, sebagian besar makhluk hidup yang terlahir di dunia ini tidak menyadari penderitaan meski berada di tengah penderitaan. Mereka bagaikan terbuai di bawah pohon tanpa menyadari bahwa benih-benih penderitaan ada di sekeliling mereka. Mereka hanya memainkan kecapi untuk menghibur diri sendiri dan tidak tahu bahwa sekeliling mereka penuh dengan benih-benih penderitaan. Mereka berusaha mengejar kesenangan tanpa sadar mereka hidup di tengah penderitaan. Jadi, mereka terus-menerus membangkitkan kegelapan batin dan nafsu keinginan serta berbuat sesuka hati mereka sehingga menciptakan banyak kekeruhan di dunia ini.

Awalnya, konflik antara diri kita dengan individu lainnya mungkin hanya membawa dampak kecil. Namun, dampak ini perlahan-lahan meluas akibat nafsu keinginan kita yang tak terhingga. Banyak orang yang merusak gunung, sungai, dan bumi serta menggencarkan aksi promosi demi mendorong pengembangan industry sehingga menimbulkan polusi udara tanpa mereka sadari. Contohnya badai pasir. Pasir-pasir yang sangat halus beterbangan dan mengaburkan pandangan kita. Banyak orang yang terpaksa mengenakan masker saat keluar. Aktivitas manusialah yang menciptakan angin kegelapan di dunia ini.

Selain itu, guyuran hujan deras juga menimbulkan banjir di berbagai wilayah. Ini semua akibat kondisi iklim yang tidak selaras. Saat hujan tidak turun, muncul badai pasir yang mengaburkan pandangan. Saat hujan turun, malah terjadi banjir. Di Timur Tengah, bencana yang terjadi sungguh sangat banyak. Dunia ini sungguh penuh penderitaan. Namun, orang-orang tidak menyadarinya.

Di Amerika Serikat juga demikian. Kebakaran, banjir, topan, dan tornado terus terjadi. Sebagian wilayah tergenang banjir, sedangkan wilayah lainnya dilanda kekeringan. Kini pemerintah setempat mengimbau para warga untuk menampung air hujan dalam keseharian. Hal ini tengah mereka galakkan. Kita sering berkata bahwa air merupakan sumber kehidupan bumi

dan manusia. Tanpa air, manusia tidak bisa bertahan hidup, sehingga tanaman pangan tidak bisa bertumbuh. Karena itu, kita harus sungguh-sungguh menghargai sumber daya alam. Janganlah kita memboroskan sumber daya alam. Semakin banyak pemborosan dan konsumsi, maka polusi udara akan semakin parah. Akibatnya, kondisi iklim menjadi tidak selaras. Jadi, kita harus bersungguh hati dan meningkatkan kewaspadaan.

Dengan menyucikan hati manusia, barulah masyarakat bisa harmonis. Insan Tzu Chi di Jepang juga mendedikasikan diri dengan sepenuh hati. Selama bertahun-tahun, para relawan kita terus menjalin hubungan baik dengan para tunawisma. Akhirnya, para tunawisma bukan hanya menerima insan Tzu Chi dan barang bantuan dengan penuh sukacita, tetapi juga menerima ajakan insan Tzu Chi untuk turut menjaga kelestarian lingkungan.

Kita bisa melihat mereka yang dahulu meringkuk di sudut-sudut yang sempit, kini sudah bisa mengangkat kepala dan berdiri. Mereka juga mengenakan rompi relawan dan menjaga kelestarian lingkungan bersama insan Tzu Chi. Inilah yang disebut menyucikan hati manusia. Kita membantu orang-orang mengembangkan potensi dan memperbaiki pandangan mereka terhadap nilai kehidupan. Ini semua berkat sumbangsih jangka panjang insan Tzu Chi. Selama bertahun-tahun, insan Tzu Chi terus mengantarkan makanan hangat, nasi kepal, dan lain-lain. Dari menolak hingga menerima insan Tzu Chi,berteman, menuruti ajakan insan Tzu Chi, dan akhirnya bergabung ke alam barisan Bodhisatwa dunia untuk bersumbangsih bagi masyarakat dan melindungi bumi, semua itu merupakan hal yang sangat menyentuh.

Singkat kata, inilah kekuatan cinta kasih. Kita bisa melihat di Filipina, terjangan sebuah topan pada setengah bulan yang lalu mendatangkan kerusakan besar di Pulau Luzon. Insan Tzu Chi juga terjun ke lokasi bencana untuk memberikan bantuan.  Setelah melihat jalan-jalan dan sekolah-sekolah di sana tertutup lumpur yang tebal, insan Tzu Chi segera menjalankan program bantuan lewat pemberian upah.

Dengan berpartisipasi dalam program bantuan, warga setempat dapat memperoleh upah yang bahkan lebih tinggi dari biasanya. Yang terpenting adalah mereka dapat membersihkan lingkungan mereka agar anak-anak bisa kembali bersekolah dan mereka bisa pulang ke rumah masing-masing. Karena itu, mereka pun berpartisipasi dengan senang hati. Melihat sendi kehidupan warga setempat dapat pulih kembali,  saya merasa sangat gembira.

Menyadari kerentanan empat unsur

Mengendalikan nafsu keinginan diri sendiri demi menyucikan dunia ini

Berubah menjadi orang yang dapat menolong sesama dan melindungi bumi

Memulihkan sendi kehidupan korban bencana dengan program bantuan lewat pemberian upah 

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 10 November 2015

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 8 November 2015

Mendedikasikan jiwa, waktu, tenaga, dan kebijaksanaan semuanya disebut berdana.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -