Ceramah Master Cheng Yen: Menciptakan Berkah dan Melindungi Bumi

Para Bodhisatwa daur ulang sangat bersungguh hati melakukan daur ulang demi melindungi bumi. Tahun lalu, saya membuka “bank usia”. Dengan menabung 50 tahun di dalamnya, berarti kita menghitung usia kita dengan dikurangi 50 tahun. Saya ingin memberi tahu kalian untuk tidak memikirkan berapa usia kita.

Setiap momen dan setiap hari, kita hendaknya bersyukur atas kesehatan dan ketenteraman kita. Kita hendaknya bersumbangsih dengan penuh sukacita dan sukarela. Kita bersukacita karena memiliki fisik yang kuat untuk bersumbangsih dan bersumbangsih dengan sukarela. Melakukan daur ulang membuat kita terbebas dari kerisauan dan kesehatan terjaga. Inilah yang sering dinyanyikan oleh para relawan daur ulang kita. Semua orang saling menyemangati.


Kini daur ulang sangatlah penting. Hidup di dunia ini, makanan, pakaian, dan segala kebutuhan kita tidak terlepas dari sumber daya alam. Kita telah menikmati dan mendapat manfaat dari sumber daya alam. Karena itu, kita hendaknya bersyukur setiap hari. Kini, kalian bisa menyerahkan tanggung jawab atas bisnis dan keluarga kalian pada generasi muda. Biarkan mereka memikul tanggung jawab atas bisnis dan keluarga, sedangkan kita bisa menjalankan misi bagi dunia ini dengan menapaki Jalan Bodhisatwa. Kalian merupakan Bodhisatwa yang melindungi bumi. Setiap orang bisa menjadi Bodhisatwa yang melindungi bumi.

“Saat kecil, Yu-hui didiagnosis mengalami keterlambatan perkembangan. Seiring pertumbuhannya, temperamennya semakin buruk. Karena temperamennya yang buruk, timbul banyak perselisihan. Kami membimbingnya ke Tzu Chi untuk melakukan daur ulang. Saat dia melakukan daur ulang, para relawan Tzu Chi terus membimbingnya serta mengimbau kami untuk mengubah pola pikir dan mendampinginya dengan cinta kasih. Lama-kelamaan, dia bisa melakukan daur ulang dengan semakin baik, temperamennya juga membaik,” terang Li Tian-xing, Relawan Tzu Chi.


“Orang-orang memanggil saya “Si Tampan Hui”. Saya akan membantu para relawan, belajar dengan tekun dan bersemangat, serta tahu berpuas diri, bersyukur, penuh pengertian, dan berlapang hati. Master, saya mengasihi Master,” tutur Li Yu-hui, Relawan Tzu Chi.

Kita bisa melihat Si Tampan Hui. Dalam keluarga besar Tzu Chi, para relawan sangat mengasihinya. Dia juga sangat bekerja keras dan berdedikasi di Tzu Chi. Keluarganya sangat harmonis dan bahagia. Ini karena kita memiliki jalinan jodoh di kehidupan lampau. Kini, kita harus menghimpun kekuatan kebajikan bagi dunia.

Dunia ini penuh dengan ketidakkekalan. Kini kondisi iklim sudah tidak selaras. Akibat perubahan iklim, bencana yang terjadi semakin banyak. Saya berharap para relawan kita dapat terus melakukan daur ulang. Dengan melakukan daur ulang, kita juga menggarap ladang berkah dan membina jalinan jodoh baik karena kita sedang melindungi Bumi dan seluruh umat manusia.


Berhubung Bumi terus berotasi, wilayah mana pun yang tercemar, wilayah lain juga akan terkena dampaknya. Karena itu, kita harus berbagi konsep daur ulang dengan semua orang agar semua orang bisa melakukan daur ulang. Para Bodhisatwa lansia melakukan daur ulang bukan karena memiliki banyak waktu luang, tetapi karena mereka bertekad melakukannya. Kalian hendaknya mengimbau anggota keluarga kalian, termasuk putra dan menantu kalian, untuk turut melakukan daur ulang saat memiliki waktu luang.

Jangan hanya para kaum lansia yang melakukan daur ulang. Jangan demikian. Posko daur ulang merupakan gudang kebijaksanaan. Ada banyak kebijaksanaan di dalam posko daur ulang. Untuk mengembangkan kebijaksanaan, kita bisa pergi ke posko daur ulang. Pertama-tama, kita dapat merasakan cinta kasih dalam interaksi antarmanusia. Kedua, kita dapat belajar menghargai dan mengasihi barang.


Demi masa depan kita dan generasi mendatang, kita harus melindungi Bumi dan menjaga keindahannya. Ini bukanlah hal yang mustahil. Dengan melakukan daur ulang, kesehatan kita juga akan terjaga. Saya berharap para relawan lansia dapat terus bersumbangsih dan para relawan muda dapat turut mengemban tanggung jawab.

Orang-orang bersumbangsih sebagai Bodhisatwa bukan karena memiliki waktu luang, melainkan karena memiliki kebijaksanaan. Demi meredam perubahan iklim, mengurangi polusi udara, dan melindungi Bumi, orang-orang yang bijaksana pun mendedikasikan diri. Kita harus mengimbau orang-orang untuk menciptakan berkah, mengasihi dan melindungi bumi, serta bersumbangsih bagi masyarakat. Dengan demikian, barulah cuaca bisa bersahabat dan masyarakat bisa hidup tenteram.

“Kami akan mengajak orang-orang mengumpulkan barang daur ulang; bervegetaris demi kesehatan; bersyukur, menghormati, dan mengasihi kehidupan; hidup harmonis tanpa pertikaian dan menciptakan berkah bersama; menyadari berkah, mengasihi berkah, dan kembali menciptakan berkah. Kami bersyukur kepada Master yang mengasihi kami dengan sepenuh hati. Kami juga akan mengasihi Master dengan sepenuh hati. Semoga Master panjang umur dan selalu mendampingi kami. Mari kita menjalankan Tzu Chi dan menapaki Jalan Bodhisatwa. Apakah kalian setuju? (Setuju)” kata seorang Bodhisatwa cilik.


Saya sangat tersentuh. Para Bodhisatwa cilik kita sangat menggemaskan. Bisakah kalian bertekad untuk melakukan daur ulang bersama kakek nenek kalian dan menyebarkan konsep daur ulang ke seluruh dunia? (Bisa) Bisakah kalian menjadi aliran jernih? (Bisa). Kalian harus ingat bahwa kita akan menjalankan Tzu Chi dari kehidupan ke kehidupan dan melakukan daur ulang untuk melindungi Bumi.

Semoga kalian semua selalu sehat, terbebas dari kerisauan, serta hidup tenteram dan harmonis setiap hari. Selamat Tahun Baru. Saya bersyukur pada relawan daur ulang. Terima kasih.


Perubahan iklim menimbulkan banyak bencana

Bodhisatwa daur ulang melindungi Bumi

Mengajak kaum muda melakukan daur ulang

Mendedikasikan diri dengan kebijaksanaan untuk menciptakan berkah tak terhingga

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 1 Januari 2019

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 3 Januari 2019


Hakikat terpenting dari pendidikan adalah mewariskan cinta kasih dan hati yang penuh rasa syukur dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -