Ceramah Master Cheng Yen: Menciptakan Berkah dan Membawa Manfaat bagi Semua Makhluk di Pulau Bodhisatwa


“Kami akan sungguh-sungguh menjaga rumah di Penghu dengan baik. Kami juga akan sungguh-sungguh menggalang Bodhisatwa dunia. Master yang terhormat dan terkasih, kami akan mengikuti langkah Master dari kehidupan ke kehidupan,”
kata Weng Xiu-zhen, relawan Tzu Chi.

Penghu adalah sebuah pulau kecil yang penuh berkah karena banyak orang yang menciptakan berkah di sana. Pulau ini patut disebut Pulau Bodhisatwa. Setiap orang membangkitkan tekad agung dan mengerahkan cinta kasih. Ini sungguh sangat menyentuh. Yang terpenting, semua orang bekerja sama dengan harmonis. Semua orang bersatu hati, saling mengasihi, dan bergotong royong. Semua orang menghimpun kekuatan dengan kesatuan hati. Inilah kesatuan hati dan tekad.

Saudara sekalian, Tzu Chi telah dijalankan di Penghu selama 45 tahun. Saat ini, Tzu Chi dijalankan oleh saya, kalian, dan mereka. Semua orang menjalankan Tzu Chi bersama. Perlu kita ketahui bahwa kehidupan penuh dengan penderitaan. Inilah yang diajarkan oleh Buddha.

Di dunia ini, kita harus bisa menanggung. Menanggung apa? Penderitaan. Dunia ini penuh dengan penderitaan. Bagaimana agar kita bisa menanggung penderitaan? Selain harus bisa menanggung penderitaan, kita juga harus mengubah rasa pahit dari penderitaan menjadi rasa manis.

Tzu Chi didirikan demi melenyapkan penderitaan di dunia. Kita tidak tega melihat orang lain menderita. Meski tidak memiliki hubungan apa pun dengan mereka, kita merasa tidak tega dan berikrar untuk menjadi guru tak diundang bagi mereka. Jika mereka tidak bisa keluar, kita yang akan menjangkau mereka.


“Pada bulan Maret tahun lalu, di tengah perkotaan yang ramai, ternyata masih ada lorong kecil yang tidak bisa dimasuki kendaraan alat bantu kita. Kami mendorong ranjang itu dari jalan raya ke lorong itu, lalu memasuki pintu rumah mereka. Memasuki pintu kamar juga merupakan sebuah tantangan. Kami mencobanya dari berbagai sudut, membongkar dipannya, dan mengangkat kasurnya. Kami lalu perlahan-lahan memindahkannya ke dalam kamar dan memasangnya dengan baik,”
kata Wu Meng-zong, relawan Tzu Chi.

“Setelah masuk ke kamar, saya melihat seorang nenek yang berbaring di sana sambil memandangi kami. Saya merasa bahwa beliau sangat takut. Karena itu, saya terus menenangkannya dengan berkata, ‘Jangan takut, kami hanya ingin memindahkanmu ke tempat yang lebih nyaman.’ Setelah memindahkannya ke ranjang baru, saya bertanya, ‘Nenek, apakah terasa nyaman? Ranjang ini dibawa ke sini untukmu. Semoga Anda senang.’ Kemudian, anggota keluarganya berkata pada saya, ‘Ibu saya sudah berbulan-bulan tidak tersenyum’,” lanjut Wu Meng-zong.

“Tiga minggu kemudian, saya menerima informasi yang terasa tidak asing bagi saya. Saya lalu menghubungi keluarga tadi dan bertanya, ‘Apa yang terjadi pada ibumu?’ Dia berkata, ‘Ibu saya telah pergi dengan damai.’ Saya merasa sangat sedih saat itu. Namun, saya tetap harus pergi untuk mengambil ranjang itu. Anggota keluarganya berkata pada saya, ‘Ibu saya berkata bahwa tiga minggu ini dirinya tidur dengan nyaman dan beliau belum pernah tidur di ranjang senyaman ini’,” pungkas Wu Meng-zong.


Mendengar apa yang kalian lakukan untuk nenek itu, meski tidak berpartisipasi secara langsung, saya merasa seakan-akan turut hadir di sana bersama kalian. Melihat senyumannya, kita sangat sukacita.

Uluran tangan kita telah membuatnya tersenyum. Dia pun telah menerima jalinan jodoh baik dari insan Tzu Chi. Dia telah memperoleh jalinan jodoh baik. Inilah yang membuat kita paling sukacita. Demikianlah kita menciptakan pahala. Berkat sumbangsih kalian, dia dapat menikmati kenyamanan bagai di surga. Para Bodhisatwa datang untuk membimbingnya. Jadi, jalinan jodoh baik ini sungguh sangat bernilai.

Saya masih ingat akan kunjungan kita ke sebuah pusat meditasi di Myanmar. Bangunan di sana sudah sangat bobrok dan kehidupan penghuninya sangat memprihatinkan. Setelah mengetahui hal ini, kita mulai menyalurkan bantuan. Inilah kondisi tempat tinggal mereka. Kita sungguh tidak tega melihatnya.

Insan Tzu Chi menjangkau pusat meditasi tersebut dan memperbaikinya. Setelah kita melakukan perbaikan dan memasang ranjang baru, para penghuni pun dipindahkan ke sana. Tak lama kemudian, ada seorang penghuni yang meninggal dunia. Sungguh, satu hari di surga sama dengan 100 tahun di alam manusia.

Dahulu, saat membabarkan Sutra, saya sering berkata bahwa 100 tahun di alam manusia sama dengan satu hari di surga. Di alam manusia yang penuh penderitaan, hari demi hari terasa sulit berlalu. Bagi para penghuni, kehidupan mereka bagai di neraka dan lebih sulit berlalu lagi. Selama puluhan tahun, mereka mengalami penderitaan bagai hidup di neraka.

Setelah menjangkau tempat itu, kita membantu melakukan perbaikan agar mereka memiliki lingkungan yang nyaman. Kita menyediakan ranjang dan selimut baru, lalu memindahkan para penghuni ke sana. Lalu, penghuni yang saya ceritakan tadi, meninggal dunia. Kita membantunya untuk hidup di "surga" selama satu hari. Ini sangat bernilai. Jadi, baik di alam manusia maupun neraka, dibutuhkan Bodhisatwa untuk memberikan bimbingan.


Kita telah mendirikan bangunan yang sangat bersih bagi mereka. Lihatlah kondisi tempat tinggal mereka sekarang, sangat bersih dan cemerlang. Kita juga mempekerjakan orang untuk merawat mereka. Demikianlah kita mengubah neraka menjadi surga. Inilah insan Tzu Chi, termasuk Anda, dia, dan saya. Cinta kasih insan Tzu Chi telah tersebar dari Taiwan ke sana. Kini, di pusat meditasi itu, para penghuninya bisa tinggal dengan nyaman, juga ada tenaga medis yang merawat mereka.

Hari ini, lewat kisah yang dibagikan ini, kita bisa merasakan bahwa organisasi kita telah melakukan kebaikan. Kita juga sangat terhibur dan bersyukur. Para relawan di Penghu pasti juga mendengarnya. Kini, teknologi sangatlah canggih. Setiap hari, saya duduk di sini dan berbagi Dharma dengan semua orang. Saat para relawan luar negeri kembali ke sini dan berbagi kisah dengan saya, itu juga Dharma.

Saat memiliki waktu luang dan tahu bahwa ada pertemuan daring, kalian hendaknya turut bergabung untuk mendengar bagaimana insan Tzu Chi di seluruh dunia menjalankan Tzu Chi untuk menciptakan berkah bagi dunia. Ini sangat menyentuh. Terima kasih.

Relawan di Penghu juga menjalankan Tzu Chi dengan baik dan selalu menciptakan berkah bagi dunia. Semua orang di pulau itu sangat kompak. Ini membuat saya sangat tenang. Hendaklah kalian lebih bekerja keras untuk menggalang Bodhisatwa dunia. Semoga Penghu dapat menjadi Pulau Bodhisatwa dan setiap orang dapat menjadi Bodhisatwa. Terima kasih. Saya mendoakan kalian semua.

Mewujudkan Pulau Bodhisatwa lewat praktik nyata
Bekerja sama dengan harmonis untuk membawa manfaat bagi semua makhluk
Menjadi guru tak diundang untuk melenyapkan penderitaan
Menciptakan berkah dengan cinta kasih agung dan menyebarkan Dharma

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 26 Oktober 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 28 Oktober 2025
Cara kita berterima kasih dan membalas budi baik bumi adalah dengan tetap bertekad melestarikan lingkungan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -