Ceramah Master Cheng Yen: Menciptakan Berkah dan Membimbing Orang Lain


“Tzu Chi Singapura telah genap berusia 30 tahun. Kami sangat berterima kasih kepada Master karena telah menciptakan dunia Tzu Chi sehingga Tzu Chi dapat tersebar hingga ke Singapura. Tzu Chi mulai dipromosikan di Singapura pada tahun 1987. Pada tahun 1991, ‘Suara Tzu Chi Singapura’ dibentuk dan pada tanggal 20 September 1993, Tzu Chi Singapura resmi berdiri,”
kata Liu Rui-shi Kepala Kantor Cabang Tzu Chi Singapura.

“Kakak Liu Jing Lian adalah benih pertama yang membawa Tzu Chi ke Singapura dan kemudian dilanjutkan oleh Kakak Ji Yu. Setelah 30 tahun berlalu, anggota komite dan Tzu Cheng yang awalnya berjumlah 10 orang, saat ini telah lebih dari seribu orang. Sebagai murid Jing Si Singapura, kami berikrar dengan tulus untuk mewariskan silsilah Dharma Jing Si dan menyebarkan mazhab Tzu Chi. Kami akan menepati ikrar kami untuk membuat Tzu Chi terus berlanjut di Singapura,” pungkas Liu Rui-shi.

Tzu Chi Singapura telah berdiri selama 30 tahun. Tiga puluh tahun yang lalu, insan Tzu Chi di Singapura mengemban misi Tzu Chi dengan berani dan mewujudkan misi satu demi satu. Semua yang telah kalian lakukan mengandung banyak keringat dan air mata. Oleh karena kalian telah bersumbangsih di masa lalu, saat ini kalian dipenuhi dengan berkah.

Insan Tzu Chi tidak pernah berkata lelah, kita selalu berkata, "Bahagia." Keberhasilan hanya bisa diraih dengan kerja keras. Inilah yang disebut dengan berkah dan kebahagiaan. Sebagai relawan, kalian semua melakukan dengan sukacita dan menerima dengan sukarela. Setelah melayani dengan sukarela, barulah kita akan memperoleh hasilnya dengan sukacita. Tanpa kerelaan, kita tidak akan merasa sukacita. Ini disebut dengan sukacita dalam Dharma.


Semua yang kita lakukan adalah sumbangsih tanpa pamrih. Semua sumbangsih ini tidak dapat diukur dengan uang. Inilah harta karun yang tak ternilai. Dengan memberi, relawan akan memperoleh harta karun, yaitu berkah dan pahala. Saya sering mengatakan bahwa kita akan menuai apa yang kita tabur. Segala hal harus dimulai dari diri kita sendiri sehingga kita akan memperoleh pahala.

 Saudara sekalian, hendaknya kita semua menciptakan berkah agar memperoleh pahala kebajikan. Saya merasa sangat bahagia. Saya turut berbahagia atas pahala yang kalian tanam. Saya bersyukur atas pahala yang membawa sukacita ini. Saya juga bersyukur karena Tzu Chi bermula dari satu pemikiran saya. Lebih dari 50 tahun yang lalu, berawal dari sebuah pemikiran, muncullah kisah 50 sen Tzu Chi.

Dalam hal membantu sesama, ada beberapa orang berkata, "Saya bahkan membutuhkan bantuan orang. Bagaimana saya bisa membantu orang lain?" Jangan seperti itu. Ini disebut mengutuk diri sendiri. Jangan berkata, "Saya membutuhkan bantuan orang lain." Bagaimanapun kondisi ekonomi kita, kita harus yakin bahwa kita dapat membantu orang lain. Begitulah kita mendoakan diri sendiri. Hendaknya kita memahami prinsip ini dengan jelas dan terus membangun tekad.


Banyak metode yang dapat digunakan untuk menggalang Bodhisatwa. Saya sering mengatakan kepada kalian untuk menggalang Bodhisatwa. Hendaklah kita menyebarkan Dharma dan cinta kasih kepada teman, keluarga, dan orang-orang yang memiliki jalinan jodoh dengan kita. Saya sering mengatakan bahwa saya tidak memiliki apa-apa, tetapi saya memiliki jalinan jodoh yang baik untuk menginspirasi semua makhluk.

Hendaklah kita menjalin jodoh baik dengan semua orang. Dengan demikian, orang lain secara alami akan menghormati kita. Inilah yang disebut melatih diri. Ketika kita melatih diri untuk menciptakan berkah bagi masyarakat, itulah ladang pelatihan kita. Jika kita semua selalu ingat untuk melatih diri dan mengembangkan berkah, jiwa kebijaksanaan kita akan tumbuh dan menemukan metode untuk menginspirasi orang lain. Jadi, kita harus memiliki keyakinan pada diri sendiri.

Saat ini, saya selalu ingat akan 30 relawan yang ada dalam kisah 50 sen Tzu Chi. Setiap hari, mereka menyisihkan 50 sen. Tidak hanya mereka yang melakukan ini, tetapi mereka juga menginspirasi orang lain. Saya tidak akan pernah lupa dengan tahun itu dan orang-orang itu. Saya berterima kasih kepada insan Tzu Chi di seluruh dunia. Berkat insan Tzu Chi di seluruh dunia, Tzu Chi Taiwan dapat menyalurkan bantuan ke seluruh dunia. Oleh karena itu, saya perlu berterima kasih setiap hari karena semuanya telah menghimpun cinta kasih. Hendaknya semua memperpanjang jalinan kasih sayang.


Bodhisatwa sekalian, sesama relawan hendaknya saling mendampingi. Dengan demikian, kita tidak akan merasa kesepian. Selain itu, kita akan terus hidup dalam lingkaran Bodhisatwa dan berinteraksi dalam kehangatan. Setiap orang memiliki hal untuk dilakukan. Kita semua sangat berguna. Ada banyak hal di masyarakat dan dunia yang harus dilakukan dan semua ini membutuhkan upaya kita. Kita adalah orang yang memiliki tanggung jawab. Kita tidak pernah terlalu tua untuk menjadi berguna. Sangat besar nilai yang dapat kita ciptakan.

Bodhisatwa sekalian, hendaknya kita bersyukur karena memiliki jalinan jodoh untuk bergabung dengan Tzu Chi. Saya juga senantiasa bersyukur karena memiliki jalinan jodoh dengan Tzu Chi. Jika tidak mendirikan Tzu Chi, saya tidak akan memiliki murid sebanyak ini. Saya pun akan menjadi lansia yang kesepian.

Berkat adanya Tzu Chi, saya memiliki banyak murid di samping saya dan begitu banyak Bodhisatwa yang mendampingi saya. Semuanya harus yakin bahwa saya akan terus ada bersama kalian. Apa pun yang kalian hadapi, kalian pasti akan ingat dengan saya. Apakah benar? Benar. Ya, saya selalu ada dalam hati kalian. Kalian pun selalu ada dalam hati saya. 
 
Berani mengemban tanggung jawab di usia yang telah dewasa
Bersumbangsih tanpa pamrih dengan kerelaan hati dan keseimbangan batin
Mempertahankan pikiran bajik untuk menciptakan berkah
Bodhisatwa saling mendampingi dan membimbing mereka yang berjodoh

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 30 September 2023
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Felicia
Ditayangkan Tanggal 02 Oktober 2023
Kerisauan dalam kehidupan manusia disebabkan dan bersumber pada tiga racun dunia, yaitu: keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -