Ceramah Master Cheng Yen: Menciptakan Berkah dan Membina Kebijaksanaan

Kemarin, di Aula Jing Si Hualien, kita melihat pementasan yang khidmat dan penuh suasana pelatihan. Ada berbagai sekolah di Hualien, yakni Universitas Tzu Chi, Universitas Sains dan Teknologi Tzu Chi, dan belasan sekolah lainnya, yang turut berpartisipasi. Para kepala sekolah, guru, dan murid turut berpartisipasi untuk mempersembahkan pementasan adaptasi Sutra Bakti Seorang Anak. Seorang kepala sekolah berkata bahwa saat menerima liriknya, setiap orang sangat tersentuh. Para guru dan kepala sekolah terus mengajari anak-anak untuk berbakti pada orang tua.

Berbakti dan berbuat baik tidak bisa ditunda. Mereka juga mengajarkan konsep daur ulang, menghargai berkah, dan lain-lain. Melihat pementasan mereka  kemarin, saya sangat gembira. Mereka menghabiskan banyak waktu untuk menyelami Sutra, bahkan mengadakan kegiatan bedah buku. Para kepala sekolah juga menggenggam waktu untuk berlatih. Setelah menyelesaikan pekerjaan di kantor, seorang kepala sekolah berdiri menghadap jendela dan berlatih dengan melihat bayangannya.

Ada banyak orang yang mengagumkan. Mereka memiliki hati yang tulus. Mereka juga mengajak para guru dan murid bervegetaris. Semoga ketulusan dan pola makan vegetaris dapat membawa berkah, keharmonisan, dan ketenteraman bagi dunia. Semoga semua umat manusia dapat mengembangkan cinta kasih untuk saling mendampingi sebagai makhluk berkesadaran dan menginspirasi lebih banyak orang.


Saya berharap setiap orang dapat mengembangkan cinta kasih. Ketenteraman sangat penting bagi semua orang. Jika cuaca bersahabat, barulah manusia bisa hidup tenteram. Setiap orang memiliki cinta kasih. Setiap insan Tzu Chi adalah Bodhisatwa yang sangat tekun dan bersemangat.

Saat ini, kita memiliki kabar baik. Di Seattle, AS, para insan Tzu Chi tekun mendalami semangat budaya humanis Tzu Chi. Sebuah kantor baru, rumah permanen para Bodhisatwa kita, telah diresmikan. Tahun depan, Tzu Chi Amerika Serikat akan memperingati ulang tahun ke-30. Tahun ini, kantor kita di Seattle memperingati ulang tahun yang ke-25.

Sebelumnya, kantor lama kita di Seattle disediakan oleh Bapak Gao Ming-shan dan istrinya. Mereka menjadikan rumah mereka sebagai kantor Tzu Chi di Seattle. Berhubung relawan terus bertambah, ruang di sana pun tidak cukup. Kita membutuhkan ruang yang lebih luas untuk dijadikan rumah permanen para Bodhisatwa. Kita bisa mendirikan kantor baru berkat bantuan Bapak Liao Qun. Dia dan istrinya sangat berdedikasi. Mereka sangat tekun menjalankan Tzu Chi. Dia merasa bahwa dia harus menggenggam jalinan jodoh yang ada.

Kebetulan, ada sebuah gereja yang dijual. Dia pun membelinya dan menyumbangkannya kepada Tzu Chi untuk dijadikan rumah permanen Bodhisatwa. Saya bersyukur kepada Bapak Gao Ming-shan yang selama dua hingga tiga tahun ini berulang kali pergi ke Seattle. Saya juga bersyukur kepada anggota Tzu Cheng dan komite setempat yang membantu renovasi kantor baru sehingga memiliki gaya arsitektur Tzu Chi.


Mereka sepenuh hati merenovasi interior dan eksterior kantor baru. Saya bersyukur kepada relawan setempat yang membantu biaya renovasi. Kantor baru telah resmi beroperasi. Saya juga mendengar bahwa King County menentukan tanggal 9 September sebagai Hari Tzu Chi. Ini merupakan kabar yang sangat baik.

Jika pemerintah setempat tidak melihat kontribusi yang nyata, tidak melihat kontribusi yang nyata, kita tidak akan memperoleh pencapaian ini. Ini merupakan kabar baik. Ini juga membuktikan bahwa insan Tzu Chi di Seattle bersumbangsih bagi masyarakat, menolong orang-orang yang menderita, dan menciptakan berkah bagi dunia. Semoga di ladang pelatihan yang baru ini, kelak para relawan kita bisa menggarap ladang berkah serta membina kebijaksanaan dan jalinan jodoh baik setiap hari.

Berkah adalah kebahagiaan yang diperoleh ketika bersumbangsih. Semoga para relawan setempat dapat memperoleh kebahagiaan setiap hari dengan menciptakan berkah bagi dunia. Saya juga berharap para relawan di sana dapat bersikap penuh pengertian setiap waktu. Jika bisa bersikap penuh pengertian dengan bijaksana, maka mereka akan damai dan tenang setiap hari.

Demikianlah semangat pelatihan ajaran Jing Si. Dalam Dunia Tzu Chi, tidak ada perbedaan antara yang jauh dan dekat. Sebesar apa pun Bumi ini, hati kita selalu menyatu. Jadi, jarak tidaklah berarti. Dengan kesatuan hati dan tekad, yakni hati Buddha dan tekad Guru, kita menapaki Jalan Bodhisatwa. Saya yakin insan Tzu Chi di seluruh dunia memiliki tekad yang sama.


Setiap orang memiliki tekad yang sama setiap waktu. Di mana pun berada, setiap orang meneladani hati Buddha dan melatih diri untuk kembali pada sifat hakiki yang murni. Kita hendaknya mengingat ajaran Buddha di dalam hati dan menjadikan hati Buddha sebagai hati sendiri. Kita harus menapaki Jalan Bodhisatwa bersama. Ini merupakan tekad kita semua.

Tekad kita semua adalah menapaki Jalan Bodhisatwa di dunia. Karena itu, hati kita selalu bersatu. Tidak peduli jauh atau dekat, hati kita selalu bersatu. Jadi, kita harus sepenuh hati dan tekun mendalami ajaran Jing Si serta menjalankan misi Tzu Chi untuk membawa manfaat bagi orang banyak. Saya berharap setiap orang memiliki tekad yang sama.

Bervegetaris untuk melindungi Bumi dan berpartisipasi dalam pementasan

Membimbing semua makhluk dengan cinta kasih yang tulus

Meresmikan kantor baru dan menyebarkan ajaran benar

Menciptakan berkah bagi dunia serta membina kebijaksanaan dan jalinan jodoh

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 10 September 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 12 September 2018

Editor: Stefanny Doddy

Beriman hendaknya disertai kebijaksanaan, jangan hanya mengikuti apa yang dilakukan orang lain hingga membutakan mata hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -