Ceramah Master Cheng Yen: Menciptakan Pahala dengan Ikrar Agung

“Buddha mengajari kita untuk terjun ke tengah masyarakat agar bisa melihat penderitaan dan menyadari berkah. Dahulu, saya merasa bahwa saya sangat menderita dan tidak bahagia. Sebelumnya, hubungan saya dan keluarga tidak harmonis karena masalah uang. Saat itu saya lebih mementingkan materi, berbeda setelah bergabung dengan Tzu Chi. Jadi, saat itu saya lebih mementingkan uang. Jika tidak ada uang, saya merasa tidak aman,” kata Xue Jie-qing relawan Tzu Chi.

“Setelah bergabung dengan Tzu Chi, saya tahu bahwa kebutuhan terpenuhi sudah cukup. Jika ada uang lebih, saya bisa menyumbangkannya,” imbuhnya.

Berhubung merupakan makhluk awam, kita bertekad untuk meneladani Buddha. Buddha berbagi dengan kita tentang kebenaran yang dipahami-Nya agar kita juga bisa memahaminya. Buddha menunjukkan sebuah jalan bagi kita. Namun, bisa membuka jalan selapang dan sepanjang apa, itu bergantung pada kerja keras kita.

Setiap orang memiliki jalan untuk mencapai pencerahan. Jalan ini bukanlah jalan kecil untuk diri sendiri, melainkan sebuah jalan yang lapang. Jalan ini bukan untuk ditapaki sendiri, melainkan untuk ditapaki oleh orang yang tak terhingga. Ini bergantung pada kesungguhan hati.

Setelah mendengar tentang jalan ini dan memiliki arah yang jelas, sudahkah kita bekerja keras untuk membuka jalan ini? Apakah kita melangkah maju? Apakah jalan ini cukup lapang? Ini bergantung pada kita melapangkan jalan ini atau tidak. Jika jalan ini sudah lapang, kita bisa berbagi kebenaran.

 

Dengan waktu yang sama, baik berbagi Dharma dengan satu orang maupun banyak orang, kebenaran yang kita bagikan tetaplah sama. Jika kita berbagi dengan satu orang, maka satu orang yang memperoleh manfaat. Jika kita berbagi dengan banyak orang, maka banyak orang yang memperoleh manfaat. Satu orang bisa membuka satu jalan dan banyak orang bisa membuka banyak jalan di seluruh dunia.

Di alam semesta yang luas ini, terdapat makhluk hidup yang tak terhingga. Karena itu, dibutuhkan orang yang tak terhingga untuk membuka jalan dan pintu Dharma yang tak terhingga. Jadi, semua orang hendaknya bersungguh hati mendalami Dharma.

Setelah menyerap Dharma ke dalam hati, kita harus mempraktikkannya. Jangan melekat pada nama, wujud, dan penerapan Dharma sekarang. Kita bisa menggunakan nama Dharma dan wujud berbagai materi sebagai contoh. Kita juga harus terus menerapkan Dharma dalam kehidupan sehari-hari.

“Nenek A-zhi berkata bahwa beliau melakukan daur ulang dari usia 58 tahun hingga kini. Beliau sepenuh hati bersumbangsih. Meski harus menempuh jarak yang jauh, beliau tetap datang setiap hari Senin hingga Sabtu. Adakalanya, beliau sakit pinggang karena terlalu lama duduk. Namun, dia tetap bersumbangsih dengan menahan rasa sakitnya. Hingga waktunya pulang, dia baru pulang ke rumah,” kata Cai Bi-xia relawan Tzu Chi.

 

“Saya keluar rumah pukul 6 pagi. Jika ingin bersumbangsih, harus sepenuh hati. Dengan menganggapnya sebagai pekerjaan, kita baru bisa memupuk pahala. Orang-orang ingin menyelamatkan Bumi. Demi menyelamatkan Bumi, kita harus sepenuh hati melakukan daur ulang. Dengan menyelamatkan Bumi, kita juga menyelamatkan anak cucu. Jika tidak, kita akan membebani generasi penerus kita. Master Cheng Yen berkata bahwa lakukan saja hal yang benar. Kita harus memupuk karma baik, jangan hanya mengikis karma buruk. Jika tidak, semuanya akan terlambat,” kata Zhan A-zhi, relawan daur ulang.

Pahala tercipta saat kita bisa mengembangkan potensi untuk bersumbangsih. Pertama-tama, kita harus memahami apa yang disebut dengan pahala. Kita sering menyebut kata pahala dengan berkata, “Pahala kalian sungguh tak terhingga.” Sesungguhnya, apa arti pahala?

Pahala tercipta saat kita mengembangkan potensi untuk berbuat baik di tengah masyarakat. Potensi terbaik kita ialah berbuat baik. Kita menggunakan potensi ini dalam berinteraksi dengan orang lain dan bersumbangsih bagi sesama. Bodhisawa datang ke dunia ini untuk menjangkau makhluk yang menderita. Ada banyak makhluk yang menderita. Kita membutuhkan Bodhisattva untuk menciptakan berkah bagi dunia serta mengajari orang-orang bagaimana terbebas dari penderitaan selamanya sebelum mereka dilanda penderitaan.

Agar bisa selamanya terbebas dari penderitaan, kita harus mengajari mereka untuk tidak melakukan kesalahan dan membimbing mereka ke arah yang benar. Saat semua makhluk menuju arah yang benar, mereka tidak akan melakukan kesalahan ataupun berbuat jahat. Tanpa kesalahan dan perbuatan jahat, tidak akan ada jalinan jodoh buruk yang membawa penderitaan bagi mereka. Jadi, kita harus menciptakan berkah dan membawa manfaat bagi semua makhluk. Inilah yang disebut menciptakan pahala.

 

Jangan menunggu hingga mereka menderita, baru memberikan bantuan. Sebelum mereka dilanda penderitaan, kita harus mengajari mereka untuk berubah dari makhluk awam menjadi makhluk suci agar hati mereka kaya akan Dharma, bisa membedakan baik dan buruk, dan bisa membawa manfaat bagi masyarakat. Demikianlah kita menciptakan pahala.

Menginspirasi orang-orang membawa manfaat bagi masyarakat dengan gembira, ini disebut menciptakan pahala. Dengan berbuat baik, kita telah membina keluhuran di dalam hati. Selain membimbing orang lain berbuat baik, diri sendiri juga harus berbuat baik. Kita harus terlebih dahulu tersadarkan dan memiliki arah tujuan yang benar, baru bisa membimbing orang lain tanpa melakukan kesalahan. Jadi, kita harus membimbing diri sendiri terlebih dahulu dengan tekun. Pada saat yang sama, kita juga harus membimbing orang lain. Inilah keluhuran berbuat baik.

Selain membawa manfaat bagi orang lain, kita juga menyempurnakan pelatihan diri kita. Dengan demikian, pahala kita akan sempurna. Baik melatih diri, membimbing sesama, maupun membawa manfaat bagi diri sendiri dan orang lain, semuanya dapat menciptakan pahala.

Pahala terbagi atas pahala kecil dan pahala besar. Kita harus bersungguh hati memahaminya dan menyadari seberapa banyak yang telah kita lakukan. Karena itulah, kita membangun ikrar agung. Dari kini hingga masa mendatang, berapa lama kita akan menapaki jalan ini?

Kita harus senantiasa menjaga kekuatan ikrar kita dan lebih bersungguh hati.

Meneladani hati Buddha dan menapaki jalan menuju pencerahan
Bersama-sama membuka jalan yang lapang dan panjang untuk ditapaki
Menciptakan pahala dengan berbuat baik
Membina keluhuran dengan membimbing diri sendiri sekaligus orang lain

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 27 Oktober 2019
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 29 Oktober 2019

The beauty of humanity lies in honesty. The value of humanity lies in faith.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -