Ceramah Master Cheng Yen: Menciptakan Pahala Tak Terhingga dengan Membawa Manfaat bagi Sesama


“Sejak tahun lalu, kami mulai menjalankan program keselamatan warga lansia di rumah di Kinmen. Kami sangat berterima kasih pada kepala desa, lurah, dan ketua komunitas yang telah mengajak kami datang ke rumah-rumah lansia yang membutuhkan. Di Kinmen terdapat 5 kecamatan. Kami telah bersumbangsih di 3 kecamatan. Kami harus lebih bekerja keras untuk bisa bersumbangsih di 2 kecamatan lainnya. Hingga saat ini, kami merasa bahwa pencapaian terbesar adalah sebuah kasus di Lieyu,”
kata Hong Song-bo Relawan Tzu Chi.

“Setelah berkunjung ke rumah seorang lansia, kami mendapati apa yang dia butuhkan. Kami pun mulai memasangkan pegangan tangan dari kamarnya hingga ke kamar mandi. Dia berjalan menggunakan alat bantu jalan. Namun, dia tidak bisa membawanya masuk ke kamar sehingga tidak bisa berjalan keluar.  Berhubung tidak bisa berjalan dengan stabil, dia tidak berani berjalan. Dia pun hanya bisa duduk di kursi pendek, lalu berpindah secara perlahan-lahan hingga ke kamar mandi,” lanjut Hong Song-bo.

“Sesudah melakukan evaluasi dan pemasangan, kami kembali melakukan kunjungan kasih dua bulan kemudian. Kami melihat bahwa dia sudah bisa berjalan di ruang tamu tanpa menggunakan tongkat. Dalam waktu dua bulan, dia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat,” pungkas Hong Song-bo.

“Kita telah memiliki Kantor Tzu Chi di Kinmen. Ini sungguh sesuai keinginan kita. Jalinan jodoh sudah matang. Tahun lalu, Kakak Xie Guo-rong datang dari Taiwan ke Kinmen. Di bawah kesepakatan bersama, Kakak Hong Song-bo bersedia bertanggung jawab atas platform alat bantu. Karena itu, kami semua setuju untuk mendirikan platform alat bantu,” kata Sun Xiao-lan relawan Tzu Chi.

“Berdirinya platform ini menandakan bahwa ada banyak hal yang bisa kami lakukan dan kami telah memperoleh pengakuan dari warga. Kami berusaha untuk bekerja seefisien mungkin. Jika ada yang memesan alat bantu hari ini, kami akan langsung mengirimkannya keesokannya. Karena itu, warga merasa sangat tersentuh. Ketika melihat kami mengumpulkan donasi, mereka akan berkata pada kami, ‘Yang dilakukan Tzu Chi ini sangat baik’,” pungkas Sun Xiao-lan.
“Murid Jing Si Kinmen berikrar untuk merekrut Bodhisatwa dunia. Saya bersedia.”

Saya juga bersedia. Saya sangat bersyukur atas ikrar kalian dalam merekrut Bodhisatwa dunia. Di era sekarang ini, kita hendaknya bersama-sama membangun tekad dan ikrar untuk membimbing semua makhluk dan menyucikan hati manusia. Dengan begitu, barulah dunia ini akan damai dan tenteram.


Tzu Chi telah bersumbangsih di Kinmen selama 32 tahun. Saya ingin menekankan bahwa dalam 32 tahun ini, kita telah mewujudkan banyak hal. Kita semua memiliki ikrar di dalam hati dan mempunyai misi yang sama. Dengan bersatu, kita dapat mewujudkan misi-misi yang besar. Kinmen sangat kecil. Namun, Kinmen ada di dalam hati semua orang. Kinmen hanya sebuah pulau kecil di tengah lautan, tetapi insan Tzu Chi berhasil melakukan banyak hal di sana. Empat Misi Tzu Chi juga telah dijalankan di sana.

Kalian telah menjalankan misi amal dengan sangat baik dengan menolong banyak warga lansia sebatang kara yang membutuhkan bantuan dalam hidupnya. Di Kinmen, kalian juga membantu orang-orang yang jatuh sakit. Adakalanya, Tzu Chi membantu orang yang jatuh sakit dengan mengajak mereka datang ke Taiwan dengan naik kapal ataupun pesawat terbang.

Kalian juga menangani kasus dengan cara yang sama, yakni menjemput orang di Kinmen untuk datang ke Taiwan. Ini termasuk misi kesehatan. Kalian juga sangat memperhatikan warga setempat. Misi pendidikan pun demikian. Ada anak-anak yang datang ke Taiwan untuk bersekolah, seperti Hualien.  Ini menunjukkan bahwa misi pendidikan telah dijalankan dengan baik. Yang terpenting ialah kalian telah menunjukkan budaya humanis Tzu Chi di sana. 

Setiap kali ada kegiatan Tzu Chi, kalian selalu berpenampilan sangat rapi. Kalian tidak pernah berpikir untuk berpakaian sesuka hati karena Kinmen adalah sebuah pulau kecil. Foto dan video kegiatan kalian terlihat sangat agung. Baik dalam menjalankan misi amal maupun pendidikan, kalian telah memberikan kabar baik dan teladan yang baik.


Sekarang, melalui platform belajar daring yang bernama PaGamO, pembelajaran bisa lebih teratur. Di PaGamO, kita bisa mengajari murid sesuai usianya sehingga mereka dapat menerima pendidikan secara lebih maksimal. Dengan lebih bisa menerima sistem belajar seperti ini, kalian dapat memanfaatkannya   untuk mengajari murid-murid.

Sebenarnya,ada banyak cara untuk menolong sesama. Kita sedang mempelajari cara-cara itu.  Contohnya, saya. Setiap hari, saya selalu berkata, “Mengapa saya belum pernah melihat ini? Mengapa saya belum pernah mendengar ini? Usia saya sudah setua ini, mengapa saya belum pernah mendengar dan melihat ini?" 

Saya memuji cara-cara yang digunakan.  Ini selalu terjadi setiap harinya.  Dari sini, kita bisa melihat bahwa masyarakat mengalami kemajuan. Kita harus melapangkan hati hingga bisa merangkul alam semesta.  Jangan merasa kita sudah mengerti banyak hal. Kita perlu memiliki hati yang mampu melihat luasnya dunia. Selapang apa pun hati kita, alam semesta masih lebih luas. Namun, Buddha memberi tahu kita bahwa bukan demikian.

Setiap orang harus yakin bahwa diri sendiri bisa mencapai pencerahan. Kita semua setara dengan Buddha. Perbedaannya ialah Buddha sudah mencapai pencerahan, sedangkan kita belum. Karena itulah, kita disebut sebagai makhluk awam. Makin sempit hati seseorang, maka makin awam dirinya.

Dalam meneladan Buddha, kita harus belajar untuk melapangkan hati hingga bisa merangkul segalanya.  Ini adalah tujuan terpenting dari mempelajari ajaran Buddha.  Oleh karena itu, kita harus belajar melapangkan hati kita untuk mengasihi dan melindungi apa yang ada di sekitar kita.  Kita berusaha semaksimal mungkin untuk berkontribusi dalam segala hal yang bisa kita lihat, dengar, dan lakukan. 

Saat melihat sesuatu yang harus dikerjakan, kita harus mengerjakannya dengan segera. Apa yang ditabur, itulah yang dituai. Dengan bersumbangsih, kita akan memperoleh pencapaian. Sama halnya dengan makan. Setelah makan, kita akan merasa kenyang. Saat kita makan makanan bergizi, tubuh kita akan menjadi sehat. Sebaliknya, mengonsumsi makanan yang tidak bergizi akan merusak tubuh kita. Jadi, kita harus menggenggam waktu untuk memilih melakukan hal yang benar. Melakukan hal yang benar disebut sebagai menumbuhkan kebijiaksanaan.


Kita harus menghargai segala sesuatu di dunia. Hubungan antarmanusia sangatlah penting. Selain menghargai segala sesuatu di dunia, kita juga harus mengasihi kaum lansia sebatang kara. Seiring berlalunya waktu, usia kehidupan terus berkurang. Tidak ada orang yang merawat kaum lansia sebatang kara. Kita sangat penuh berkah.  Mereka yang dapat menjaga orang lain adalah orang yang paling penuh berkah. Ini karena mereka menciptakan berkah.

Seberapa besar bantuan kita pada mereka bukanlah yang terpenting. Justru dengan membantu mereka, hidup kita menjadi lebih bernilai. Oleh karena itu, kalian harus menggunakan rasa syukur untuk mengasihi orang-orang yang menderita, baik anak yatim piatu, lansia sebatang kara, maupun wanita yang mengalami kesulitan hidup.

Saat ada orang yang menderita di dunia ini, sebagai Bodhisatwa dunia, kita harus segera bersumbangsih bagi mereka. Inilah yang disebut sebagai Bodhisatwa dunia. Bodhisatwa dunia hendaknya bersyukur pada   semua makhluk yang menderita yang mendukung pencapaian mereka di Jalan Bodhisatwa.  Jadi, saat kalian kembali ke Kinmen, bawalah perkataan saya ini.  Beri tahu relawan di sana agar lebih tekun melatih diri dan bersumbangsih dengan rasa syukur.  Ini disebut sebagai memupuk pahala.

Jika kita tidak bersikap penuh perhitungan, kebaikan yang kita lakukan akan tidak terbatas. Bisa bersumbangsih bagi sesama ialah berkah. Dengan demikian, kita bisa menciptakan pahala yang tak terhingga.

Membangun ikrar agung untuk merekrut Bodhisatwa dunia
Menciptakan berkah dengan mengasihi lansia sebatang kara
Melapangkan hati untuk mencapai pencerahan
Tekun melatih diri untuk menciptakan pahala yang tak terhingga   
     
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 08 April 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 10 April 2024  
Memiliki sepasang tangan yang sehat, tetapi tidak mau berusaha, sama saja seperti orang yang tidak memiliki tangan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -