Ceramah Master Cheng Yen: Menciptakan Tanah Suci dengan Menyucikan Hati dan Mempraktikkan Kebajikan
“Inilah upacara pemandian rupang Buddha tahun 2025. Hari ini adalah Hari Lahir Buddha, Hari Ibu, dan Hari Tzu Chi Sedunia yang diperingati secara bersamaan. Kita semua berkumpul dengan satu hati yang tulus untuk mengenang budi luhur Buddha, orang tua, dan semua makhluk. Kita berdoa semoga air Dharma mengalir tanpa henti untuk menuntun kita menelusuri jejak Buddha, merasakan kehadiran Buddha di dunia, dan menyaksikan jalan kebenaran sejati.”
Para Bodhisatwa dan hadirin sekalian, saat ini, hati saya terasa sangat bergelora, dipenuhi rasa syukur dan haru. Di saat yang sama ini, orang-orang di 36 negara dan wilayah juga tengah berkumpul dengan hati yang tulus, benar, bajik, dan indah untuk bersama-sama mengenang budi luhur Buddha, orang tua, dan semua makhluk.
Di dunia ini, kita harus memiliki hati yang penuh rasa syukur, menghadapi dunia dengan ketulusan, dan saling mendoakan dengan tulus. Pada saat ini, kita memanfaatkan momen ini untuk merayakannya bersama seisi dunia.
“Dua ribu lima ratus tahun yang lalu, Buddha membabarkan Dharma dengan welas asih di Puncak Burung Nasar. Hari ini, kita melampaui batas waktu dan ruang untuk kembali ke Puncak Burung Nasar, menerima budi luhur Buddha, dan mewariskan Dharma Kendaraan Agung dari generasi ke generasi.”


Jarak waktu sejak Buddha hadir di dunia hingga saat ini telah lebih dari 2 ribu tahun. Di dunia, kita merasa bahwa dua ribu tahun itu sangatlah panjang. Namun, kebenaran mengajarkan kepada kita bahwa waktu berlalu dengan sangat cepat. Segala keindahan di dunia membutuhkan peran manusia untuk menggunakan cinta kasih, kebajikan, dan rasa syukur dalam menghadapi segala sesuatu pada setiap saat.
Di dunia ini, hendaknya kita bersama-sama senantiasa bersyukur dan mempraktikkan kebajikan bagi dunia. Inilah hati yang penuh rasa syukur. Jika semua orang di dunia memiliki hati penuh syukur, bukankah ini adalah tanah suci di dunia? Ya, saat inilah waktu terbaik untuk mengungkapkan dan menyebarkan kebenaran, yaitu cinta kasih dan pikiran bajik yang tulus.
Hendaknya kita tidak membeda-bedakan agama. Semua agama mengajarkan kepada kita untuk memiliki cinta kasih dan berbuat baik. Hendaknya semua orang memiliki hati yang bajik dan sering berkumpul untuk bertutur kata baik dan melakukan hal baik. Bukankah ini disebut dengan menciptakan berkah bagi dunia? Bukankah ini cara menyucikan hati manusia? Inilah kebijaksanaan. Bila kita memiliki kebijaksanaan dan menciptakan berkah bagi dunia, setiap waktu akan dipenuhi dengan kebajikan dan cinta kasih. Inilah tanah suci di dunia.


“Dengan penuh ketulusan dan rasa hormat, kita mempersembahkan cahaya pelita, air wangi, dan keharuman Dharma untuk menghimpun berkah dan pahala bagi semua makhluk. Dengan tulus, kita bersujud di kaki Buddha dan menerima keharuman Dharma. Satu helai daun Bodhi yang diterima oleh setiap orang mewakili keharuman keluhuran Buddha, keharuman Dharma, dan keharuman batin yang akan menetap dalam hati kita.”
“Dengan ikrar tulus di hadapan Buddha, satu tekad adalah satu benih. Niat yang tak berwujud bisa menjadi kekuatan nyata yang mewujudkan keharmonisan di dunia. Kita juga berdoa agar setiap orang dapat membersihkan debu di dalam hati dan mengilapkan cermin kebijaksanaan di dalam diri.”
Dengan hati yang tulus, hendaknya kita saling mendoakan.
Saat ini, saya melihat orang-orang di 36 negara dan wilayah telah berkumpul dalam ladang pelatihan yang agung untuk mengikuti upacara ini. Sama seperti kita sekarang, semuanya berkumpul dalam keindahan dari ketulusan untuk saling mendoakan. Saya merasa sangat bersyukur.
Ungkapan rasa syukur manusia tampak dari tampilan luar, tetapi tumbuh dari dalam hati. Tampilan yang baik ini adalah ungkapan cinta kasih. Terima kasih karena hari ini kita bisa berkumpul dalam jumlah yang besar. Dari tempat saya berdiri, semua yang terlihat adalah keindahan yang penuh dengan daya hidup serta keindahan yang penuh harapan dan cinta kasih. Inilah kebenaran, kebajikan, dan keindahan.

Setiap ladang pelatihan Tzu Chi saling terhubung dalam momen ini untuk mengungkapkan keindahan dari kebajikan. Ribuan kata pun tak cukup untuk mengungkapkan rasa syukur atas kesempurnaan yang ditampilkan hari ini. Terlebih lagi, terdapat formasi makhluk surgawi dan Bodhisatwa di antara kita. Dilihat dari sini, keindahannya sungguh tak terlukiskan. Terima kasih.
Semoga setiap detik, menit, dan hari-hari kita berikutnya dipenuhi ketulusan seperti hari ini. Hendaknya setiap orang saling bertutur kata baik dan bersama-sama mempraktikkan kebajikan. Inilah tujuan Buddha hadir di dunia, yaitu untuk membimbing semua makhluk menapaki Jalan Bodhisatwa. Ribuan kata tak akan cukup mengungkapkan perasaan saya.
Saya mendoakan semuanya dengan ketulusan yang tertinggi. Saya juga mendoakan semua Bodhisatwa dunia agar dapat senantiasa menciptakan berkah bagi dunia, menumbuhkan kebijaksanaan, serta membina berkah dan kebijaksanaan sekaligus. Terima kasih kepada para Bodhisatwa di seluruh dunia. Terima kasih.
Tulus berdoa serta bersyukur atas budi luhur Buddha
Menyucikan hati di ladang pelatihan yang agung
Menghargai setiap detik dan menit untuk menyebarkan cinta kasih ke dunia
Menciptakan berkah dengan berpikiran baik, bertutur kata baik, dan berbuat baik
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 11 Mei 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 13 Mei 2025