Ceramah Master Cheng Yen: Mendalami Dan Mempraktikkan Dharma

“Master Cheng Yen yang terkasih, saya masih muda dan bertenaga. Saya akan menyerap ajaran Master Cheng Yen menjadi energi saya. Saya akan menggunakan ajaran Master Cheng Yen untuk menginspirasi lebih banyak orang di Afrika. Saya akan menjaga batin saya hingga semurni teratai. Saya memutuskan untuk berusaha mengajak lebih banyak orang mengikuti ajaran Master Cheng Yen,” petikan wawacara Charles Jose Carlos, relawan Tzu Chi Mozambik.

“Tahun ini, saya berusia 29 tahun. Saya telah menemukan tujuan hidup saya dan siap untuk mencapainya dengan tekad yang teguh. Melihat insan Tzu Chi Malaysia mengubah kawasan hitam menjadi kawasan cemerlang, saya terinspirasi untuk mengubah kawasan-kawasan hitam di Meksiko menjadi kawasan cemerlang. Saat ini, saya membangun ikrar baru. Setelah pulang ke Meksiko, saya akan berusaha secepat mungkin untuk merekrut sejuta Bodhisatwa. Inilah misi saya. Saya akan mendedikasikan diri untuk menolong sesama dan mengembangkan Tzu Chi di Meksiko,” petikan wawancara Ye Cun-xian, relawan Tzu Chi Meksiko.


Berhubung banyak orang yang menderita akibat karma buruk kolektif semua makhluk, Bodhisatwa berikrar untuk menjangkau semua makhluk yang menderita. Buddha berikrar menyelamatkan semua makhluk dari kehidupan ke kehidupan. Dalam bab Panjang Usia Tathagata dari Sutra Bunga Teratai juga dikatakan bahwa Buddha berikrar datang ke dunia ini untuk membimbing semua makhluk. Kita tidak bisa menghitung berapa kali Buddha datang ke dunia ini sebelum mencapai kebuddhaan.

Itu dimulai dari masa tanpa awal. Dari membangun ikrar hingga mencapai kebuddhaan, Buddha menghabiskan waktu yang sangat lama. Inilah yang diulas dalam Sutra Bunga Teratai. Buddha menghabiskan banyak waktu untuk membimbing semua makhluk. Berhubung berikrar mencapai kebuddhaan, kita harus mendalami Dharma, menyerapnya ke dalam hati, dan mempraktikkannya. Kita harus mempraktikkan Dharma untuk membawa manfaat bagi sesama, bukan memahami kebenaran saja.


Agama berisi tujuan hidup dan pendidikan kehidupan. Kita mempelajari ajaran Buddha dan mengikuti arah tujuan yang ditunjukkan oleh Buddha. Setelah mempelajari ajaran Buddha, kita harus mempraktikkannya. Kita melihat seorang dokter TIMA yang tahun ini telah berusia 102 tahun.

“Dengan menabung 50 tahun di dalam “bank usia”, saya baru berusia 52 tahun sekarang. Saya menjadi lebih muda. Semakin bersumbangsih, saya semakin gembira. Saya punya banyak pengalaman, sangat disayangkan jika tidak melayani pasien. Jika hanya tinggal di rumah tanpa melakukan apa-apa, itu sangat disayangkan. Saya sangat senang memiliki kesempatan untuk bersumbangsih bagi sesama,” petikan wawancara dr. Chen Kui-cun, anggota TIMA.


Dengan pengalamannya menangani pasien selama 70 tahun, dia mendedikasikan diri di TIMA. Dengan tubuh yang sehat dan pikiran yang tajam, dia bisa mengembangkan potensi kebajikan untuk membawa manfaat bagi orang banyak. Di kehidupan sebelumnya, dia pasti menghargai, mengasihi, dan melindungi kehidupan sehingga bisa berusia panjang di kehidupan sekarang. Jadi, dia berusia panjang dan tahu jelas akan tujuan hidupnya. Di antara para relawan kita, ada yang telah mendukung saya selama setengah abad.

Tahun ini, Tzu Chi memasuki usia ke-53 tahun. Ada relawan yang terus mendukung saya dengan kesatuan hati dan tekad dari masa-masa awal hingga sekarang. Akan tetapi, di antara mereka, ada yang sudah meninggal dunia dan mungkin telah kembali lagi. Ada pula yang masih hidup sehat. Di Taipei, ada seorang relawan yang tahun ini telah berusia 90 tahun lebih. Dia tetap mendedikasikan diri di Tzu Chi dan berbagi kisahnya dengan orang lain.


Dengan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin, dia bersumbangsih dalam jangka panjang tanpa melupakan tekad awalnya. Saya sangat bersyukur padanya. Hingga kini, dia tetap mendukung saya dengan sepenuh hati dan tekad. Ini yang disebut bersatu hati, harmonis, saling mengasihi, dan bergotong royong.

Selain bersatu hati mewariskan Dharma, dia dan relawan lainnya juga membina keharmonisan dan berbagi bagaimana merekamenghimpun kekuatan dahulu. Dia dan relawan lainnya juga saling membantu dan saling mengasihi. Dia sering mengajari relawan lain bagaimana bergotong royong. Dengan bersatu hati, harmonis, saling mengasihi, dan bergotong royong, akan terbentuk kekuatan besar.


Dalam kamp pelatihan fungsionaris 4 in 1 kali ini, saya merasa bahwa para relawan kita saling membantu dan mengasihi dengan cinta kasih dan welas asih agung. Dengan cinta kasih agung, mereka menciptakan berkah bagi dunia. Dengan welas asih agung, mereka menolong tanpa membeda-bedakan. Setelah menerima kasus, meski harus mendaki gunung yang tinggi, melewati jalan yang penuh rintangan, dan menempuh jarak yang jauh, mereka tetap menjangkau orang-orang yang membutuhkan bantuan.

Mereka mengemban misi seperti yang saya harapkan. Mereka menyerap Dharma ke dalam hati dan mempraktikkannya di tengah masyarakat. Demikian yang diajarkan Dharma, demikianlah yang mereka lakukan. Kisah yang menyentuh sungguh banyak. Kamp pelatihan fungsionaris 4 in 1 kali ini diadakan di dua tempat karena tidak muat di satu tempat.

Kisah-kisah yang dibagikan relawan kita di Banqiao sangat menyentuh. Kisah-kisah yang dibagikan relawan kita di Sanchong juga sangat mengagumkan dan menyentuh. Untuk mengetahui kisah-kisah ini, kalian harus lebih bersungguh hati dan mencari informasi lewat internet. Kalian harus sering mendengar ceramah saya. Saya mengulas tentang praktik Bodhisatwa dalam keseharian.

Kita harus menggenggam waktu yang ada untuk mendengar Dharma dan menyerapnya ke dalam hati. Kita juga harus berbagi Dharma dengan orang-orang yang kita temui, paham? (Paham) Baik. Kalian harus menggenggam waktu untuk mendalami dan mempraktikkan Dharma.

Sulit membimbing diri sendiri di dunia yang penuh penderitaan

Buddha membimbing semua makhluk selama berkalpa-kalpa

Menjalankan praktik Bodhisatwa dalam kehidupan sehari-hari

Mendalami dan mempraktikkan Dharma

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 28 Juni 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 30 Juni 2018
Hanya dengan mengenal puas dan tahu bersyukur, kehidupan manusia akan bisa berbahagia.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -