Ceramah Master Cheng Yen: Mendalami Prinsip Kebenaran di Dunia

Di mana pun berada, relawan Tzu Chi selalu menjangkau orang-orang yang menderita. Kita dapat melihat seorang pria berketerbatasan fisik yang terbaring di lantai sendirian. Saat masih muda, ketika menangkap ular, tangannya tergigit oleh ular berbisa. Karena itu, ada 4 jari tangannya yang terpaksa diamputasi. Kemudian, dia juga mengalami stroke sehingga badannya tidak dapat bergerak. Dia hidup sendirian. Dia juga membenci ibunya yang telah meninggalkannya sejak kecil. Karena itu, relawan Tzu Chi berusaha membimbingnya dengan harapan dia dapat menghilangkan rasa bencinya terhadap sang ibu. Relawan Tzu Chi bersusah payah mencari sang ibu sekaligus membimbing anaknya agar membuka pintu hati. Akhirnya, ibu dan anak itu sama-sama membuka hati. Ini menunjukkan bahwa kekuatan cinta kasih dapat menggarap ladang batin manusia.

Bodhisatwa dunia bagaikan petani yang menggarap ladang batin dan menebarkan benih kebajikan agar dapat tumbuh menjadi hutan Bodhi. Inilah yang dilakukan Bodhisatwa dunia. Kita juga melihat di Serbia. Setiap pagi, relawan Tzu Chi dari  11 negara dan wilayah membagi diri dalam dua kelompok. Salah satu kelompok akan menuju tempat  persinggahan untuk menunggu para pengungsi. Saat para pengungsi tiba, relawan Tzu Chi akan segera memberi mereka pakaian hangat dan penghiburan batin. Benar. Bodhisatwa dunia merupakan mitra baik bagi semua makhluk. Mereka bagaikan keluarga dan teman bagi semua makhluk.

Mengetahui penderitaan para pengungsi, relawan Tzu Chi berkumpul untuk menunggu para pengungsi yang akan melewati tempat persinggahan itu guna memberi penghiburan dan meringankan penderitaan mereka. Kontribusi para relawan telah menyentuh hati reporter setempat. Setelah mengamati kontribusi relawan Tzu Chi selama beberapa hari itu, seorang reporter Hongaria sangat tersentuh. Dia pun mendekati relawan Tzu Chi untuk memahami semangat relawan Tzu Chi. Relawan kita, dr. Li dari Inggris berbagi dengannya tentang Tzu Chi yang berasal dari Taiwan dan bagaimana relawan Tzu Chi dari 11 negara dan wilayah berkumpul untuk membantu para pengungsi.

Reporter itu sangat terharu mendengarnya dan mulai ikut membantu. Saat relawan Tzu Chi memindahkan barang bantuan, dia juga ikut membantu dan bergabung dalam barisan relawan. Inilah cara relawan kita menebarkan benih kebajikan. Karena itu, saya berkata bahwa Bodhisatwa dunia bagaikan petani. Mereka bukan hanya menjadi mitra baik bagi orang yang menderita, tetapi juga menjadi petani untuk menggarap ladang batin dan menebarkan benih cinta kasih. Ada pula seorang pemilik hotel yang membangkitkan niat baik. Dia mengajak relawan Tzu Chi berbelanja ke swalayan dan mengizinkan relawan kita menggunakan dapurnya untuk memasak makanan vegetaris ala Tionghoa. Relawan Yang, dan relawan lainnya yang memasak. Anak pengungsi yang berada di sekitar sana pun datang untuk mencicipinya. Di sana, mereka makan bersama dengan relawan Tzu Chi bagaikan satu keluarga. Anak-anak sungguh menggemaskan.

Kita juga melihat beberapa pengungsi yang tidak mendapat izin menumpang kereta api. Relawan Tzu Chi menjangkau sekelompok pengungsi itu untuk berinteraksi dan berbagi Kata Perenungan Jing Si yang dapat memberi manfaat bagi mereka. Para pengungsi itu sangat gembira. Relawan Tzu Chi memikirkan berbagai cara untuk menyemangati mereka. Sepatah kata juga dapat membawa kekuatan. Di tengah kehidupan yang penuh penderitaan, kata-kata itu bagaikan sebutir benih cinta kasih yang dapat mengubah gurun pasir menjadi oasis. Inilah cinta kasih. Dengan adanya cinta kasih, barulah dunia ini ada harapan. Kita juga melihat di Filipina. Di dalam Kompleks Tzu Chi Filipina, relawan Tzu Chi menggelar baksos kesehatan. Di dunia ini, penderitaan manusia bukan hanya berasal dari bencana akibat ulah manusia. Ada pula orang yang terlahir ke dunia dengan membawa buah karma sehingga mereka hidup menderita. Saat jalinan jodoh matang, mereka dapat bertemu sang penyelamat yang mungkin dapat membantu mereka.

Inilah Bodhisatwa dunia. Bodhisatwa dunia selalu menjadi guru tak diundang untuk memberi bantuan bagi orang lain. Hati yang lurus merupakan ladang pelatihan, kesungguhan hati yang murni menciptakan Tanah Suci. Inilah hati Bodhisatwa. Mereka rela bersumbangsih demi meringankan penderitaan semua makhluk. Tahun ini merupakan peringatan ulang tahun ke-30 Misi Kesehatan Tzu Chi. Semua departemen dari misi kesehatan kita mengembangkan cinta kasih yang paling mulia dan bekerja sama dengan baik dengan para relawan kita. Inilah keistimewaan Rumah Sakit Tzu Chi. Setiap relawan Tzu Chi yang bersumbangsih di Rumah Sakit Tzu Chi melihat ladang pelatihan di dunia. Segala kebenaran hidup dapat terlihat di dalam rumah sakit. Mereka melihat fase lahir, tua, sakit, mati dan kesulitan di dalam setiap keluarga. Relawan kita terjun ke ladang pelatihan ini. Asalkan bersungguh hati, kita dapat mendalami prinsip kebenaran dan melatih diri di sana.

Relawan Hung dari Taipei telah menjadi relawan di rumah sakit selama beberapa tahun. Sejak RS Tzu Chi Hualien berdiri, dia sudah mulai menjadi relawan. Setelah RS Tzu Chi Taipei berdiri, dia pun berinisiatif terjun ke rumah sakit tersebut untuk memperhatikan para relawan dan menjadi jembatan penghubung di sana. Tentu saja, di setiap Rumah Sakit Tzu Chi terdapat relawan yang menjadi jembatan penghubung seperti Relawan Hung. Inilah keistimewaan Misi Kesehatan Tzu Chi. Sekelompok besar relawan bersedia bersumbangsih di sana. Saya sangat berharap para relawan Tzu Chi dapat bekerja sama dengan baik dan dapat saling bersyukur. Tanpa bantuan relawan Tzu Chi yang menjadi jembatan penghubung antara pasien dan dokter dan antara sesama relawan, bagaimana mungkin rumah sakit kita dapat seperti Tanah Suci Buddha? Dunia ini penuh dengan penderitaan. Namun, relawan Tzu Chi mengubah penderitaan menjadi Tanah Suci. Kita sungguh harus berterima kasih kepada semua relawan Tzu Chi. Sungguh, kita harus lebih bersungguh hati.

Membimbing sepasang ibu dan anak agar membuka hati

Bodhisatwa dunia merupakan keluarga dan mitra baik bagi semua makhluk

Relawan dari berbagai negara dan wilayah bersama-sama menggarap ladang batin

Melenyapkan penderitaan, memberi kebahagiaan, dan menapaki Jalan Kebenaran

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 7 Maret 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 9 Maret 2016
Kesuksesan terbesar dalam kehidupan manusia adalah bisa bangkit kembali dari kegagalan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -