Ceramah Master Cheng Yen: Mendedikasikan Diri Demi Memperluas Cinta Kasih

Empat unsur kini tidak selaras. Demikianlah kehidupan, seperti yang Buddha katakan, penuh penderitaan. Di manakah letak penderitaan itu? Penderitaan ada dalam berbagai hal di dunia, termasuk penderitaan karena alam, penderitaan individu secara fisik, atau berbagai penderitaan batin.

Penderitaan akibat alam ialah ketidakselarasan empat unsur. Contohnya, Siklon Idai di bulan Maret yang membawa bencana bagi tiga negara. Bencana di dunia ini membuat kehidupan terancam. Kondisi korban bencana sangat tidak mudah dan penuh penderitaan. Setelah bencana ini terjadi, jika kita renungkan dengan tenang, warga tidak menderita kerugian materi apa pun karena mereka memang tidak memiliki apa-apa. Jadi, tiada kerugian materi.

Sebaliknya, mereka kehilangan orang yang mereka kasihi. Ada pula keluarga yang kehilangan tulang punggung. Yang tersisa hanya lansia dan anak-anak. Bagaimana mereka bertahan hidup?

Jadi, saat itu saya berkata bahwa saat membuka mata, saya melihat alam manusia. Saat menutup mata, saya melihat neraka. Saya terus mengkhawatirkan tiga negara itu. Menurut informasi, negara yang terkena dampak ialah Mozambik, Zimbabwe, dan Malawi. Gambar pertama yang kita lihat ialah Malawi.

 

Relawan Tzu Chi lokal dari Afrika Selatan bersama relawan Pan dan relawan Zhou pergi ke Malawi. Kita melihat warga tidak punya apa-apa. Mereka sangat menderita. Para relawan membagikan pakaian layak pakai dan membeli barang-barang kebutuhan. Relawan yang menguasai bahasa setempat berkomunikasi dengan kepala suku untuk menyatakan niat membantu. Relawan terlebih dahulu membantu mereka yang lemah seperti para lansia untuk membangun rumah. Para relawan membeli batu bata, semen, dan lainnya untuk membangun rumah kecil bagi mereka.

Di sana juga ada kisah yang mengharukan. Ada seorang ibu menyumbangkan batu bata. Apakah rumahnya sendiri tidak rusak? Rusak. Rumahnya roboh. Apakah rumahnya sudah dibangun kembali? Belum. Dia malah menyumbangkan batu bata. Bagaimana dengan rumahnya?

Dia berkata, "Semua batu bata ini tidak cukup untuk membangun rumah saya. Saya melihat kalian begitu penuh cinta kasih dan ingin membantu nenek membangun rumah. Nenek ini sungguh kasihan. Saya lebih muda. Lebih baik saya sumbangkan batu bata ini untuk keperluan kalian di sini agar rumah nenek itu segera terbangun."


Di Zimbabwe, jangkauan pembagian bantuan lebih luas dan barang yang dibagikan lebih banyak. Relawan di sana juga lebih banyak. Meski jenis barang bantuannya tidak banyak, tetapi penerima bantuan di sana tidak sedikit.

Berikutnya ialah Mozambik. Mozambik lebih beruntung. Relawan Tzu Chi dari 8 negara pergi ke sana. Mereka bisa melakukan survei ke daerah bencana dan membagikan bantuan. Saya berterima kasih kepada insan Tzu Chi. Saat itu saya berkata bahwa saat membuka mata, saya melihat alam manusia, saat menutup mata, saya melihat neraka. Saya lalu mulai mengimbau semua orang untuk menghimpun kekuatan. Para relawan juga bertekad untuk menghimpun tetes-tetes sumbangsih. Yang paling berharga ialah niat baik di balik semua sumbangsih itu.

Sejak saat itu hingga kini, di Mozambik, relawan Tzu Chi terus memberi perhatian secara bergantian. Relawan yang sudah kembali baru-baru ini telah membawa berita baik kepada kita. Ini mungkin tak habis diceritakan.


Singkat kata, saya memulai perjalanan keliling Taiwan pada 15 Juni. Perjalanan itu memakan waktu satu bulan. Sekembalinya ke sini, saya tidak santai. Saya mendapat informasi bahwa bencana melanda beberapa negara, bukan hanya di Afrika Timur, tetapi juga negara-negara lainnya. Kita juga terus merencanakan misi bantuan yang tepat ke beberapa negara itu. Para relawan juga mencari cara untuk memberi bantuan ke negara-negara tetangga, seperti mengadakan baksos kesehatan dan lainnya.

Banyak hal yang harus kita lakukan. Terlebih di Taiwan, selama lebih dari setengah bulan, hujan terus turun. Daerah tengah dan selatan juga dilanda bencana. Saya sendiri terus bertekad bahwa bagaimanapun, saya harus menyelesaikan pembabaran Sutra Bunga Teratai karena Sutra Bunga Teratai mencakup segala kebenaran hidup di dunia. Jadi, kebenaran dalam Sutra Bunga Teratai harus dibabarkan.

Jadi, kini saya berharap semua orang lebih tekun dan bersemangat. Harap semua meningkatkan kewaspadaan.

Semoga kita semua selalu aman dan tenteram. Dengan demikian, barulah kita bisa bersumbangsih bagi orang lain dan menyerap Dharma ke dalam hati. Di dalam kehidupan sehari-hari, dalam kondisi yang aman dan tenteram, kita hendaknya senantiasa meningkatkan nilai kehidupan lewat sumbangsih yang kita lakukan. Jadi, kita semua hendaknya senantiasa bersungguh hati.

Ketidakselarasan empat unsur membawa penderitaan
Para relawan bagai Bodhisatwa yang datang di kala bencana
Mendedikasikan diri demi memperluas cinta kasih
Sutra Bunga Teratai menunjukkan kebenaran di dunia

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 31 Agustus 2019
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, 
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 2 September 2019
Keindahan sifat manusia terletak pada ketulusan hatinya; kemuliaan sifat manusia terletak pada kejujurannya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -