Ceramah Master Cheng Yen: Mendengar Dharma untuk Memurnikan Pikiran

“Kegiatan mingguan diadakan di depo daur ulang ini, sehingga banyak orang datang ke sini. Jadi saya pikir, dengan membuat orang datang ke sini, ajaran Master bisa menjangkau komunitas lebih banyak lagi. Saya selalu ingin belajar Dharma, tetapi sebelum bergabung dengan Tzu Chi, saya tidak tahu di mana saya bisa hadir,” kata Xu Nian-fu, Relawan Tzu Chi Medan, Indonesia.

“Setelah bergabung dengan Tzu Chi, saya menyadari bahwa  ajaran Buddha ada di dalam ceramah Master. Ajaran Buddha dapat dipraktikkan dalam keseharian. Saat mendengar Dharma, hati kita dipenuhi sukacita. Sukacita ini adalah sukacita dalam Dharma,” ujar Sumida, Relawan Tzu Chi Medan.


Sukacita dalam Dharma dan kebahagiaan adalah berbeda. Manusia awam merasa bahagia saat memperoleh benda materi atau keuntungan. Semua benda akan mengalami kerusakan dan kehancuran suatu hari nanti. Saat kita memperoleh suatu materi, suatu hari nanti kita akan kehilangannya. Karena itu, kebahagiaan manusia awam hanya bersifat sementara.

Kebahagiaan berbeda dengan sukacita dalam Dharma. Dalam menjelaskan kebenaran di alam semesta, Buddha memberikan perumpamaan yang sesuai dengan akar kemampuan manusia. Lewat pemahaman masing-masing, prinsip kebenaran ini dapat menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Pemahaman ini berasal dari Dharma yang kita pahami lewat pelatihan diri di kehidupan ini.


Kita harus mengubah kesadaran menjadi kebijaksanaan. Setiap kebijaksanaan yang terakumulasi dapat menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Setelah memahami kebenaran, jiwa kebijaksanaan kita pun terus bertumbuh. Sukacita dalam Dharma ini bersifat abadi. Sukacita yang abadi ini timbul karena kita sangat tekun dan bersemangat mendalami Dharma.

Dapatkah kita merasakan kondisi batin makhluk surgawi dan Bodhisatwa? Kondisi batin mereka bagai dipenuhi harum semerbak dan embun Dharma. Kondisi ini tak dapat dicapai oleh makhluk awam. Namun, apakah kita akan selamanya menjadi makhluk awam? Tidak. Kita harus percaya bahwa setiap orang memiliki hakikat kebuddhaan. Hanya saja, kini kita belum menyentuh hakikat kebuddhaan kita secara penuh.


Para Bodhisatwa dan makhluk surgawi telah melatih diri dalam jangka waktu yang panjang. Karena itu, mereka dapat merasakan hakikat kebuddhaan yang harum semerbak. Mengapa mereka dapat merasakan hal seperti itu? Ini karena hati mereka bebas dari noda batin. Setelah mengurangi sedikit kegelapan dan noda batin, sukacita mereka dalam Dharma pun bertambah.

Karena kondisi batin yang hening dan murni, mereka dapat memperoleh manfaat dari setiap Dharma yang didengar. Setiap Dharma meresap ke dalam hati mereka bagaikan harum semerbak dan embun. Karena itu, dikatakan bahwa saat kondisi batin hening dan jernih, maka Dharma pasti dapat meresap ke dalam hati.


Ajaran Sutra Bunga Teratai diawali dari Sutra Makna Tanpa Batas yang bertujuan untuk membimbing orang-orang agar bersumbangsih di tengah umat manusia. Buddha mengajarkan tentang praktik Bodhisatwa dan Enam Paramita. Untuk menjadi Bodhisatwa, kita harus menjalankan Enam Paramita dan puluhan ribu praktik. Kita harus mendengar dan menerima ajaran-Nya.

Bodhisatwa harus terjun ke tengah masyarakat untuk bersumbangsih. Di tengah umat manusia, kita dapat merasakan apa yang disebut noda dan kegelapan batin. Dengan memiliki Dharma di dalam hati, kita dapat mempertahankan kondisi batin yang hening dan jernih serta memperoleh pemahaman yang mendalam.

Di tengah kegelapan dan noda batin, kita dapat merasakan kondisi batin yang hening dan jernih serta memperoleh sukacita dalam Dharma.  

“Tiba-tiba, semua tanggung jawab pekerjaan jatuh ke saya sehingga saya mengalami depresi berat. Saya sudah mencoba pengobatan Tiongkok, Barat, dan alternatif, tetapi semuanya tak bermanfaat bagi penyakit saya. Hanya ajaran Master yang dapat menyembuhkan saya. Hati saya pun perlahan-lahan terbuka,” kata Que Li-jing, relawan Tzu Chi.


Saat orang bersikap tidak sopan dan berbicara judes, kita tetap harus harus bersikap penuh pengertian, bersyukur, dan berlapang dada dalam berinteraksi dengan mereka agar hati kita tak diliputi kemelekatan, noda dan kegelapan batin; hanya ada hati penuh rasa syukur. Karena itu, orang yang dapat menyerap Dharma ke dalam hati akan dipenuhi sukacita dan rasa berpuas diri.

Jadi, menyelami Dharma bisa mendatangkan sukacita tanpa batas. Kita sangat bersukacita dan berharap dapat menginspirasi lebih banyak orang. Kita dapat bersukacita setiap saat. Untuk mempraktikkan Dharma di dunia, terlebih dahulu kita harus menyerap Dharma ke dalam hati. Dengan demikian, batin kita akan dipenuhi harum semerbak dan embun Dharma.

Setelah menyerap Dharma ke dalam hati, kita dapat senantiasa mengikis noda batin. Meski hal di sekitar kita tak berjalan sesuai harapan, tetapi setelah hal itu berlalu, kita tetap dapat bersikap penuh pengertian dan bersyukur. Inilah yang harus dilakukan, apalagi yang kita cari? Meski merasa tak berdaya, tetapi apa yang dapat dilakukan? Kita tetap harus merelakan. Kita harus mempraktikkan Dharma agar hati dapat tersucikan.

Dapat mengenal ajaran Buddha adalah suatu hal yang sangat luar biasa. Karena itu, kita harus sangat bersukacita. Karena ada orang yang bersedia mendengar, baru saya berkesempatan untuk memberikan ceramah. Karena itu, saya juga sangat bersyukur. Meski merasa sangat tak berdaya, kita tetap harus merelakan dan selalu membangkitkan rasa syukur. Saya sangat berterima kasih kepada kalian. Kita harus selalu bersungguh hati.

Mendengar Dharma untuk menjaga kemurnian pikiran

Menumbuhkan sukacita dalam Dharma dan melenyapkan noda batin

Mengubah kesadaran menjadi kebijaksanaan untuk menginspirasi dunia

Kondisi batin yang murni bagai dipenuhi harum semerbak dan embun Dharma

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 12 Mei 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Li Lie

Ditayangkan tanggal 14 Mei 2018

Kita sendiri harus bersumbangsih terlebih dahulu, baru dapat menggerakkan orang lain untuk berperan serta.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -