Ceramah Master Cheng Yen: Meneladani Buddha dan Menyebarkan Dharma

Kita tak hanya harus menghargai berkah, tetapi juga harus menciptakan berkah karena ada banyak penderitaan di dunia. Jika tak ada makhluk yang menderita, maka tak ada Bodhisatwa dunia. Jadi, kita harus saling bersyukur setiap saat. Melihat orang yang menderita, dalam hati kita akan timbul rasa tak tega dan keinginan untuk membantu mereka. Namun, jika hanya mengandalkan diri sendiri, kekuatannya sangat terbatas. Untuk menolong satu orang atau satu keluarga, dibutuhkan bantuan banyak orang, terlebih lagi jika ingin menolong sekelompok orang di satu kelurahan, desa, kecamatan, atau bahkan seluruh dunia.

Bayangkanlah, jika tak ada begitu banyak orang baik yang menghimpun hati Bodhisatwa, bagaimana kita bisa memiliki kekuatan untuk menolong orang yang menderita? Ketika orang-orang terbebas dari penderitaan, kita akan dipenuhi sukacita dalam Dharma. Begitulah Bodhisatwa datang untuk menolong semua makhluk yang menderita. Ketika membabarkan prinsip kebenaran di dunia, Buddha mengatakan bahwa tujuan utama Beliau datang ke dunia adalah tujuan utama Beliau datang ke dunia adalah untuk membimbing semua makhluk berjalan di Jalan Bodhisatwa dan mengajarkan praktik Bodhisatwa. Yang paling penting dalam mempelajari ajaran Buddha adalah mempelajari hal ini. Jika tak memahami hati Buddha, bagaimana kita bisa mencapai kebuddhaan? Untuk mencapai kebuddhaan, kita harus meneladani Buddha.


Dalam Sutra Bunga Teratai diajarkan bahwa kita harus membangun tekad tanpa batas untuk  menolong semua makhluk yang menderita dari kehidupan ke kehidupan. Sutra ini juga membuat kita memahami penderitaan dalam hidup. Sejak Buddha mulai membabarkan Dharma, prinsip kebenaran pertama yang Beliau ajarkan adalah penderitaan. Penderitaan berasal dari akumulasi karma buruk. Makhluk awam terus mengakumulasi berbagai macam karma buruk. Jadi, tanpa disadari kita datang ke dunia dengan membawa karma masa lalu. Ada sebagian orang bahkan terlahir di lingkungan yang penuh kesulitan di luar kendali mereka.

“Saat itu ada seorang anggota DPR mencari kami dan mengatakan bahwa Tzu Chi ingin memberi bantuan. Saat itu kami tidak mengenal Tzu Chi. Namun, karena ada anggota DPR yang  khusus datang menanyakan kepada kami, maka kami merasa kami bisa memercayai Tzu Chi,” ucap Lin Xin-rong, Kepala Pusat Medis Tzu Chi Hualien.


“Operasi tak akan memengaruhi jantung, paru-paru, dan hatinya jantung, paru-paru, dan hatinya karena organ-organ ini terpisah. Ada hernia di perut adik ini, maka kami juga akan mengobatinya. Kira-kira seperti itu. Pada dasarnya, jika ingin melakukan operasi, seharusnya risikonya lebih rendah,” ujar Lin Xin-rong, Kepala Pusat Medis Tzu Chi Hualien.

Kita bisa melihat anak yang berusia 14 tahun ini. Ibunya mengandung bayi kembar, tetapi perkembangan salah satunya kurang normal sehingga pada dadanya terdapat tangan dan kaki. Selama 14 tahun, ini merupakan rahasia yang menyakitkan baginya dan berada di luar kendalinya. Siapa yang bersedia hidup di dalam lingkungan yang begitu sulit? Siapa yang bersedia dilahirkan dengan tubuh yang cacat, di keluarga kurang mampu, dan di tempat yang kekurangan sumber daya medis? Siapa yang bersedia? Semua ini tak lepas dari karma. Kita sering mengatakan bahwa tak ada yang bisa kita bawa saat meninggal, kecuali karma yang kita ciptakan. Kita datang ke dunia dengan membawa karma yang telah kita ciptakan di masa lalu. Meski kita terlahir di keluarga berada, dalam proses pertumbuhan kita, juga akan ada ketidakkekalan. Jika kita tak memiliki berkah, maka semakmur apa pun keluarga kita pada generasi sebelum kita, pada generasi sebelum kita, seiring berjalannya waktu, saat buah karma kita matang, kemakmuran ini juga bisa berakhir dan ketidakkekalan bisa datang kapan saja.


Ketika terjadi bencana alam atau bencana akibat ulah manusia, mungkin saja kita akan menjadi pengungsi. Intinya, baik terlahir di keluarga kurang mampu maupun di lingkungan yang keras, semua itu berada di luar kendali kita. Meskipun terlahir di keluarga berada, saat jalinan jodoh  dan karma kolektif datang, kita dapat menjadi korban bencana yang harus mengungsi. Apa pun penyebab penderitaan itu, harus ada orang yang menjangkau orang-orang yang membutuhkan. Namun, apakah seseorang dapat menerima bantuan, itu juga bergantung pada jalinan jodoh mereka. Ada yang sangat beruntung mendapatkan bantuan dan dapat memulai hidup baru.

Singkat kata, mengapa Tzu Chi memiliki empat misi? Ketika Tzu Chi didirikan, kita menjalankan misi amal dan melihat banyak orang yang sakit karena miskin. Namun, untuk menjalankan misi kesehatan, kita harus membina dokter dan perawat yang memiliki semangat misi. Dari sana, kita mulai menjalankan misi pendidikan. Kita tak hanya berhenti di misi amal, misi kesehatan, misi pendidikan, melainkan juga mengembangkan misi budaya humanis. Dengan budaya humanislah kita dapat menyempurnakan cinta kasih ini. Kita bersumbangsih dengan cinta kasih tanpa pamrih. Tak hanya bisa melatih diri, kita juga bisa menyebarkan prinsip kebenaran ini ke tempat orang-orang yang menderita untuk melenyapkan penderitaan mereka. Setelah melenyapkan penderitaan mereka, kita juga harus  membimbing mereka dengan Dharma.


Kita telah melihat banyak kasus yang telah berhasil ditangani. Untuk itu, saya sangat bersyukur. Waktu selalu berlalu dengan cepat. Semoga kalian semua menggunakan ponsel pintar kalian untuk mengunjungi situs Tzu Chi atau menonton berita Da Ai TV kapan pun kalian bisa agar dapat melihat bagaimana relawan Tzu Chi di masa lalu dan masa kini menjangkau orang-orang yang menderita dan meringankan penderitaan mereka. Semoga kalian semua tidak melupakan setiap momen berharga dalam sejarah Tzu Chi.  

Bodisatwa datang ke dunia untuk menolong semua makhluk yang menderita

Meneladani Buddha dan Menyebarkan Dharma

Gadis remaja yang menderita penyakit mendapat perawatan medis

Bersumbangsih dengan cinta kasih tanpa pamrih dan mengukir sejarah

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 23 Agustus 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Li Lie

Ditayangkan tanggal 25 Agustus 2018

Bertuturlah dengan kata yang baik, berpikirlah dengan niat yang baik, lakukanlah perbuatan yang baik.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -