Ceramah Master Cheng Yen: Meneruskan Jalinan Jodoh Dharma dan Menyadari Kebenaran Lewat Belajar
"’Generasi paruh baya harus benar-benar memikul tanggung jawab.’ Karena kalimat ini, saya pun berkata, ‘Baik.’ Saya menyanggupi permintaan Kakak Stephen Huang. Saya sangat tersentuh karena beliau selalu memikirkan kondisi Tzu Chi di Amerika Serikat dan berusaha untuk membina insan berbakat. Guru De Yue dan Guru De Chen juga senantiasa menyemangati para relawan paruh baya,” kata Chen Bao-ru, Wakil Ketua Tzu Chi California Utara.
“Meski tidak bisa sering kembali ke Griya Jing Si, kami berharap bisa terus menjaga tekad dan niat di wilayah tempat tinggal masing-masing. Seluruh murid Tzu Chi Amerika Serikat ingin mempersembahkan sebuah lagu isyarat tangan kepada Master. Kami tahu bahwa meski terkadang kami tidak bisa kembali, Griya Jing Si akan selalu menjadi rumah kami,” kata Li Qiong-xun, Ketua Tzu Chi AS.
Apa yang kalian bagikan ini sangatlah berharga. Menjadi insan Tzu Chi bukan hanya soal menyandang nama "Tzu Chi", melainkan juga harus memiliki kualitas, yaitu kualitas cinta kasih yang tulus, untuk bersumbangsih dengan sepenuh hati dan melalui tindakan nyata. Inilah insan Tzu Chi yang sangat bernilai. Usia kehidupan manusia hanya puluhan tahun dan entah berapa lama kita bisa hidup. Ketika menginventarisasi kehidupan, saya berkata pada diri sendiri bahwa kehidupan saya sekarang sangat bernilai.
Saya sangat bahagia melihat insan Tzu Chi AS kembali ke sini. Saya berterima kasih kepada Stephen Huang dan Ci Xi. Berkat Ci Xi, baru ada Stephen Huang di Tzu Chi dan inilah yang menjadi awal dari jalinan jodoh Tzu Chi di Amerika Serikat.

Mengenai misi kesehatan, saya sangat berterima kasih kepada Ketua Lin. Saat itu, saya tidak tahu harus mencari dokter dari mana. Berkat perpaduan berbagai sebab dan kondisi, dia kembali ke Taiwan. Saat itu, dia telah menjadi murid saya. Setelah mengikuti rapat dan keluar dari ruangan, saya melihatnya. Saya berkata, "Jika ada masalah, murid harus siap membantu. Saat ini, kita memiliki rumah sakit, tetapi saya tidak tahu harus mencari dokter ke mana dan bagaimana cara mengelolanya."
Begitu melihatnya, saya langsung berkata, "Berhubung Anda adalah seorang dokter, bisakah Anda membantu saya?" Saya sangat bersyukur setelah dia menyampaikan hal ini ke istrinya, istrinya mengangguk sebagai tanda setuju. Akhirnya, dia pun kembali untuk melayani. Beliau benar-benar membantu sistem medis Tzu Chi. Pahalanya sungguh tak terhingga. Saya merasa sangat bersyukur.
Saya telah mendengar bagaimana relawan Tzu Chi di AS bersumbangsih dengan sangat tekun dan penuh kesatuan hati. Semua ini berkat adanya jalinan jodoh. Kita semua hidup di alam manusia. Buddha mengajarkan tentang sepuluh alam Dharma. Namun, kebuddhaan hanya bisa dicapai di alam manusia. Di dunia ini, ada suka dan duka. Kadang orang berkata, "Master, Anda terlihat seperti tidak memiliki penderitaan."
Sebenarnya, penderitaan saya juga banyak. Saya pun melewati suka dan duka. Sukacita saya ialah sukacita Dharma karena saya mengenal ajaran Buddha dan memiliki jalinan jodoh dengan kalian semua. Kalian memiliki jalinan jodoh dengan saya sehingga bersedia untuk mendedikasikan diri. Ketika kalian berkontribusi, itu artinya kalian telah membawa manfaat bagi dunia. Inilah yang membuat saya bahagia.
Mengenai penderitaan, saya juga harus melewati empat fase kehidupan serta berbagai rasa manis dan pahit dalam kehidupan. Ibarat orang minum air, hanya dia yang tahu rasanya dingin atau hangat. Hendaknya semua orang bersikap penuh pengertian, terutama kita yang berada dalam kelompok besar seperti ini. Dalam interaksi antarmanusia, kita memiliki misi dan misi itu membutuhkan orang untuk menjalankannya. Berhubung memiliki semangat misi dan membutuhkan tenaga manusia, kita harus bersatu dan saling menjaga.

Ketika ada orang yang menyakiti kita dan kita ingin memarahinya, ingatlah untuk "sadar". Sadarlah bahwa kita sedang belajar dan meneladan Buddha. Jadi, kita belajar untuk sadar. Jika tidak ada interaksi antarmanusia, hidup ini akan penuh dengan ketidaktahuan dan hanya diisi oleh ketamakan. Ketika ketamakan tidak terpenuhi, muncullah kebencian. Setelah itu, muncullah kebodohan yang membuat orang tidak bisa membedakan benar dan salah sehingga menciptakan berbagai karma buruk.
Ketamakan, kebencian, dan kebodohan disebut sebagai tiga racun batin. Untuk meneladan Buddha, kita harus tersadarkan. Kesadaran dimulai dari belajar. Hingga saat ini, saya pun masih terus belajar. Saya terus menggenggam jalinan jodoh untuk terus menyerukan kepada semua orang agar tidak kehilangan arah. Jalan ini adalah jalan yang benar. Hendaknya kita bersama-sama berjalan di arah yang benar ini.
“Pada tahun 2018, saya pernah berikrar kepada Master bahwa saya akan mendedikasikan seluruh karier saya untuk Tzu Chi. Saya masih ingat, Master pernah mengatakan bahwa sebagai anak muda, bekerja tentu penting untuk menghidupi keluarga dan mencukupi kebutuhan hidup, tetapi yang lebih penting ialah membawa manfaat bagi masyarakat dengan melayani semua orang di dunia,” kata Tang Chao, Wakil Ketua Tzu Chi AS.
“Saya merasa sangat beruntung karena mendapat banyak kesempatan untuk terlibat langsung dalam berbagai misi bantuan bencana, termasuk bantuan darurat internasional. Semua pengalaman ini memperkuat pemahaman saya akan makna bekerja dalam misi Tzu Chi. Oleh karena itu, saat ini pun saya berusaha untuk menginspirasi orang-orang di sekitar untuk ikut terlibat,” lanjut Tang Chao.
“Misalnya, dalam peristiwa kebakaran hutan yang terjadi di Los Angeles kali ini, kami mendorong dan menggerakkan banyak staf untuk turun langsung ke lokasi bencana dan lokasi pembagian bantuan agar semua orang dapat mengembangkan cinta kasih di dalam hati mereka. Saya berharap kelak akan ada lebih banyak orang di Amerika Serikat yang ikut terlibat sehingga Tzu Chi dapat terus berkembang di sana,” pungkas Tang Chao.
Ketika melihat dan mendengar saya berbicara, kalian pun percaya, menerima, dan menjalankan ajaran yang saya sampaikan. Ketika kalian percaya kepada saya, menerima ajaran saya, dan menjalankannya secara nyata, ini disebut memiliki keyakinan dan mempraktikkan ajaran. Oleh karena itu, saya selalu merasa bersyukur setiap hari.

Bodhisatwa sekalian, kita telah melangkah di jalan yang benar. Saya memanggil kalian "Bodhisatwa" bukan sekadar basa-basi, tetapi kalian layak menyandangnya. Tidak peduli berapa banyak sumbangsih kalian, kalian pasti sedikit banyak memperoleh kesadaran. Kalian pun telah mendedikasikan diri di Tzu Chi. Jalan Tzu Chi adalah jalan kebajikan. Kalian pasti sudah mulai melangkah di jalan ini. Hanya saja, apakah kalian meninggalkan jejak yang dalam? Seberapa banyak ajaran yang telah kalian praktikkan?
Bagaimanapun, kalian telah berjalan di jalan Tzu Chi. Kalian yang telah dilantik telah menjadi bagian dari kelompok Bodhisatwa. Setidaknya, kalian telah mendengar, mengenal, dan memahami Tzu Chi. Saya hanya ingin mengingatkan apakah kalian telah mempraktikkan ajaran? Saya hanya tahu bahwa kalian menerima ajaran dan telah dilantik. Namun, apakah kalian benar-benar melangkah di jalan yang benar? Hanya orang yang meminum air yang tahu rasanya dingin atau hangat. Jadi, hanya kalian yang tahu jawabannya.
Saya ingin mengingatkan kalian bahwa sulit untuk terlahir sebagai manusia dan sulit untuk menapaki Jalan Bodhisatwa. Kini, kita telah terlahir sebagai manusia dan Jalan Bodhisatwa ada di bawah kaki kita. Apakah kalian mau melangkah di atas jalan ini? Hanya dengan melangkah, barulah kita bisa berjalan di jalan pencerahan. Singkat kata, saya berharap Bodhisatwa sekalian mengerti apa yang saya katakan. Hendaklah kalian terus tekun dan bersemangat. Dengan begitu, barulah jiwa kebijaksanaan bisa tumbuh.
Menginventarisasi kehidupan dan bersumbangsih bagi dunia
Bersatu hati, saling mengasihi, dan menjalin jodoh baik
Belajar menjadi Bodhisatwa dan melangkah di jalan kebajikan
Meyakini, memahami, dan mempraktikkan ajaran dengan langkah yang mantap
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 04 Agustus 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 06 Agustus 2025