Ceramah Master Cheng Yen: Meneruskan Jiwa Kebijaksanaan hingga Selamanya


“Saya menggunakan troli sendiri untuk mengumpulkan barang daur ulang. Saya sangat mengasihi Master dan Da Ai TV. Sejak tahun 1996, saya terus mengumpulkan barang daur ulang dengan troli tersebut di Kabupaten Pingtung,”
kata Huang Bai-he relawan Tzu Chi.
“Beliau sangat bersiteguh. Bisa menjalankan Tzu Chi dan daur ulang dengan baik dalam jangka waktu yang begitu panjang, saya merasa bahwa ini sangat tidak mudah,” kata Wang Ji-ping relawan Tzu Chi.

“Tubuh saya diberikan oleh orang tua saya. Saya melakukan daur ulang demi orang tua saya dan semua makhluk,” kata Huang Bai-he relawan Tzu Chi.

Dalam menjalankan Tzu Chi, kita harus bersungguh-sungguh. Jika tidak, kita tidak bisa menjalankannya dalam jangka panjang. Dengan tekun melatih diri dan bersumbangsih, kita dapat menciptakan pahala. Keluhuran terdapat dalam hati kita. Pikiran kita tak luput dari makhluk yang menderita. Dengan adanya kesungguhan hati, barulah kita dapat mengembangkan kebijaksanaan dan menuju arah yang benar dengan teguh. Inilah yang disebut tekad.

Dengan adanya tekad dan kebijaksanaan, pikiran kita akan sangat teguh. Karena itu, kita harus bersungguh-sungguh. Setelah memiliki pikiran yang teguh, kita harus memahami hukum sebab akibat dan hukum alam di dunia ini. Kita tak bisa memperoleh sesuatu dengan memohon saja. Kita harus bersungguh-sungguh. Berhubung memohon pun tidak ada gunanya, maka kita tak perlu memohon. Kita hendaknya bersungguh-sungguh memahami kebenaran sejati dengan kebijaksanaan.

Kita hendaknya mempraktikkan kebenaran dengan tulus. Dengan demikian, kita secara alami bisa menjadi teladan. Ini bukan sengaja dibuat-buat di hadapan orang-orang, melainkan benar-benar dipraktikkan dalam keseharian. Inilah yang disebut keluhuran. Dengan giat bersumbangsih, kita bisa membina keluhuran. Jadi, mereka yang luhur akan memperoleh pencapaian. Yang diperoleh ialah keluhuran. Bagaimana mereka memperoleh keluhuran? Dengan bersungguh-sungguh mempraktikkan Dharma dalam keseharian dan bersumbangsih di tengah masyarakat.


“Sebagian besar warga Pulau Pangkor adalah warga lansia. Untuk berobat ke Sitiawan, kami harus naik kapal. Bagi warga lansia, naik turun kapal sangatlah repot. Ditambah lagi, tidak ada jadwal pelayaran yang tetap. Jadwalnya tidak menentu, mungkin satu jam atau dua jam baru ada sekali pelayaran. Di bawah bantuan Tzu Chi, kami mengadakan baksos kesehatan yang mencakup pengobatan Tiongkok dan Barat sekaligus. Ini membawa manfaat bagi banyak warga,”
kata Lin Yi-qiang Ketua Persatuan Amal Chia Liang Kok.

“Saya tidak perlu menyeberangi lautan dan bisa berkomunikasi dengan mereka karena semuanya memahami bahasa Mandarin. Jadi, saya bisa menyampaikan keluhan dengan jelas dan memahami pesan mereka,” kata Xie Wen-hua warga.

“Jika bisa, setiap bulan, para dokter kami akan datang ke sini dan berkunjung dari rumah ke rumah untuk mengobati orang-orang yang jatuh sakit,” kata Diao Ji-ting Dokter TIMA.

Saya selalu memuji para relawan di Malaysia. Ini berkat adanya jalinan jodoh baik. Saya juga sangat bersyukur kepada Guo Ji Hang. Saya tahu bahwa dia diam-diam menakhodai perahu cinta kasih di tengah lautan yang luas untuk menyeberangkan orang-orang. Perahu cinta kasih ini terus berlayar di lautan yang luas untuk menyeberangkan semua makhluk. Saya sungguh sangat bersyukur atas hal ini.

Kakak keduanya, Ji Yuan, juga sangat bersungguh hati. Saya memberinya nama Dharma "Ji Yuan" Saya berharap dia dapat menghimpun jalinan jodoh baik. Dia menjalankan Tzu Chi dengan langkah yang mantap di Penang, Malaysia. Dia juga aktif menggalakkan pola makan vegetaris serta menjalankan misi pendidikan dan budaya humanis. Mereka sangat bersungguh hati mempraktikkan semangat yang saya ajarkan.


Begitu pula dengan Dokter Chen. Semua orang mendekatkan hati mereka dengan hati saya dan melakukan hal-hal yang ingin saya lakukan. Kalian telah melakukan hal-hal yang tak bisa saya lakukan. Kalian telah mewakili saya menjangkau negara-negara yang begitu jauh. Saya sungguh sangat bersyukur kalian bisa membawa manfaat bagi tanah kelahiran Buddha. Apa yang kalian lakukan di sana sungguh menyentuh hati saya.

Belakangan ini, saya terus berkata bahwa tiada penyesalan dalam hidup saya ini. Kini, kalian telah menjangkau tanah kelahiran Buddha. Belakangan ini, saya terus berkata bahwa tiada penyesalan dalam hidup saya ini. Saya telah melihat insan Tzu Chi menginjakkan kaki di tanah kelahiran Buddha. Nepal adalah tanah kelahiran Buddha. Kalian juga mengunjungi tempat kelahiran Buddha. Ini membuat saya makin tersentuh. Intinya, ini berkat adanya jalinan jodoh.

Selain itu, kita juga memiliki tekad dan ikrar yang sama, yaitu menyebarkan semangat ajaran Buddha di tanah kelahiran Buddha agar ajaran-Nya dapat dipraktikkan di sana. Kita juga memotivasi warga setempat, baik kaum muda, paruh baya, maupun lansia. Asalkan bersungguh hati, dengan kebijaksanaan kalian, kalian bisa membimbing orang sesuai kapasitas mereka.

Dalam waktu dua atau tiga tahun, benih bodhi yang kita tabur mungkin akan bertumbuh menjadi pohon besar yang penuh dengan bunga dan benih. Saya berharap semua insan Tzu Chi Malaysia dapat bersatu hati. Dengan menapaki Jalan Bodhisatwa di dunia, kita bisa mencapai kebuddhaan. Dalam menapaki Jalan Bodhisatwa, kita harus bersumbangsih di tengah masyarakat, bukan hanya membawa manfaat bagi diri sendiri.


Bodhisatwa sekalian, kita memiliki jalinan jodoh untuk terlahir di era dan dunia yang sama. Selain itu, kalian juga memiliki jalinan jodoh untuk menjadikan tekad saya sebagai tekad kalian, mendekatkan hati kalian dengan hati saya, dan melakukan hal-hal yang ingin saya lakukan. Karena itu, saya sungguh sangat sukacita. Saya ingin mengingatkan kalian untuk menjaga kesehatan dengan baik. Dengan adanya tubuh dan kehidupan, barulah kita dapat meneruskan jiwa kebijaksanaan. Jadi, kita harus menggenggam kehidupan sekarang. Di manakah kita pada kehidupan berikutnya?

Saat kita kembali lagi, kita tak saling mengenal. Jika dapat memperdalam jalinan jodoh kita di kehidupan sekarang, meski kita tidak saling mengenal di kehidupan berikutnya, tetapi jalinan jodoh akan kembali mempertemukan kita. Ini sama seperti kehidupan sekarang. Dahulu, saya tidak mengenal kalian dan kalian juga tidak mengenal saya. Lalu, jalinan jodoh pun matang dan kita telah bersumbangsih bersama selama 20 hingga 30 tahun. Singkat kata, kita harus menggenggam jalinan jodoh dan memandang penting kehidupan sekarang.

Kita hendaknya bersungguh-sungguh menjaga perilaku kita, menjaga kesehatan jiwa dan raga kita, mengembangkan kebijaksanaan, dan meneruskan jiwa kebijaksanaan untuk kehidupan mendatang. Kita hendaknya menapaki Jalan Bodhisatwa selamanya.    

Meneguhkan tekad pelatihan dan memahami kebenaran sejati
Giat melatih diri dan bersumbangsih untuk memupuk pahala
Berpegang pada tekad guru untuk menyeberangkan semua makhluk dengan perahu cinta kasih
Meneruskan jiwa kebijaksanaan hingga selamanya

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 26 September 2023
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Felicia
Ditayangkan Tanggal 28 September 2023   
Keindahan kelompok bergantung pada pembinaan diri setiap individunya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -