Ceramah Master Cheng Yen: Mengajak Insan Mulia untuk Menggarap Ladang Berkah
Saya sering berkata bahwa di mana pun orang Taiwan berada, selama menginjakkan kaki di atas tanah dan hidup di kolong langit suatu negara, hendaknya kalian bersumbangsih bagi tempat itu dan menjadi warga yang baik. Segala hal di dunia ini tidaklah kekal. Jadi, kita harus benar-benar menghargai jalinan jodoh dalam kehidupan ini. Saya memiliki harapan terhadap kalian. Saya selalu merasa bahwa jalinan jodoh sungguh tak terbayangkan.
Lebih dari dua ribu tahun yang lalu, saat Buddha datang ke dunia, Beliau memiliki segala sumber daya untuk hidup dengan nyaman dan penuh kenikmatan, tetapi di dalam hati-Nya tetap terasa hampa. Beliau merasa bahwa kehidupan duniawi ini bagaikan ilusi dan tidak terasa nyata. Jika kita merenung dengan sungguh-sungguh, memang benar bahwa hidup ini tidak terasa nyata karena diri saya yang kemarin bukanlah saya yang sekarang dan besok belum tentu masih ada saya. Semuanya tidak kekal dan bagaikan ilusi.
Hidup di dunia ini sejatinya penuh dengan ketidakkekalan. Namun, kita memang hidup di dunia ini. Hal yang kita hadapi saat ini ialah Tzu Chi. Kita telah menerima misi Tzu Chi sehingga kita harus bisa memikul tanggung jawabnya. Di mana pun ada hal yang perlu dilakukan, insan Tzu Chi pasti akan segera bergerak.
“Anak saya pulang ke rumah dan berkata bahwa mereka ingin menggunakan kekuatan kecil untuk melakukan hal-hal yang besar,” kata Nona Cai, Orang tua murid.
“Karena di Guangfu, Hualien sedang terjadi banjir,”
“Dia itu pahlawan bazar amal,” kata Lin Xiao-ai, Murid.
“Mengapa dia disebut pahlawan bazar amal?”
“Karena dia ikut dalam bazar amal,” ujar kata Lin Xiao-ai, Murid.
“Kami adalah pahlawan cilik penggalang cinta kasih.”
“Karena mereka tengah kesulitan, kami ingin membantu. Dengan begitu, mereka akan merasa ada yang menolong dan kami pun bisa membuat mereka gembira,” kata salah satu murid Sekolah Budaya Humanis Tzu Chi, New York, AS.
“Memiliki kekuatan untuk membantu orang lain adalah sebuah berkah bagi diri sendiri,” kata Lin Xiao-ai, murid.

Kekuatan satu orang itu sangat terbatas. Ketika dibutuhkan, hanya dengan jumlah orang yang banyak, baru bisa terhimpun kekuatan besar. Semua orang bisa merasakan hal ini, hanya saja perasaan itu sering kali begitu singkat. Tidak banyak yang benar-benar berpikir, "Mulai sekarang, saya harus lebih banyak menjalin jodoh dengan sesama."
Hendaknya insan Tzu Chi saling peduli dan saling menyemangati. Setiap orang hendaknya membangkitkan tekad dan saling menyemangati untuk terus menjalankan Tzu Chi. Benih kebajikan itu telah tertanam dan kini kita bisa melihatnya bertumbuh. Kita hendaknya berbagi dengan orang-orang bahwa kita menggalang Bodhisatwa dunia bukan demi uang, melainkan demi cinta kasih agung tanpa pamrih.
Demi langit dan bumi ini, kita perlu bersama-sama menggarap ladang berkah. Oleh karena itu, hati kita pun harus seluas langit dan bumi. Kita harus lebih banyak mencurahkan perhatian kepada orang-orang yang menderita di dunia ini. Orang yang menderita membutuhkan cinta kasih yang bisa dirasakan dan diwujudkan dalam tindakan. Namun, untuk menciptakan berkah di dunia ini, jika hanya ada segelintir orang, berapa banyak berkah yang dapat kita ciptakan?
Kita membutuhkan banyak orang. Ketika melihat seseorang yang sedang kesulitan dan ingin membantunya, kita hendaknya tidak bergerak sendirian. Menciptakan berkah bagi dunia hendaknya dilakukan oleh setiap orang. Ketika semua orang menghimpun kekuatan, kita bisa bersama-sama menciptakan berkah. Saya percaya bahwa di kehidupan lampau, kita telah melakukan hal ini.
Anda yang memiliki berkah telah membimbing saya untuk menciptakan berkah. Di kehidupan ini, saya memiliki berkah untuk menjalin jodoh dengan begitu banyak orang. Saya ingin berseru dengan sungguh-sungguh, "Marilah semuanya menjalankan misi Tzu Chi." Apa yang bisa dilakukan setiap orang? Menjalin jodoh Dharma yang luas.

Saya ingin menciptakan ladang pahala yang luas. Karena itu, saya harus menyerukan kepada semua orang untuk bersumbangsih bagi orang-orang yang menderita. Saat menciptakan ladang berkah, kita juga harus lebih banyak menjalin jodoh berkah. Jalinan jodoh berkah itu harus terus kita garap tanpa henti. Ketika semua orang bersatu, akan terhimpun kekuatan besar untuk membuka ladang kebajikan yang indah.
“Ketika kembali ke rumah, saya sempat mencoba membersihkannya sendiri. Namun, dengan tenaga seorang diri, hal itu benar-benar tidak mungkin dilakukan. Untungnya, para relawan Tzu Chi datang membantu,” kata Zhang Bao-wen, Warga.
“Terima kasih banyak karena kalian sudah memperhatikan kami,” kata Yang Jin-hua, Korban bencana.
“Relawan yang bergerak hari ini cukup banyak, ada hampir 150 hingga 200 relawan,” kata Zhuang Wen-fu, relawan Tzu Chi.
Ajaran Buddha berkata bahwa sebelum mencapai kebuddhaan, seseorang harus terlebih dahulu menjalin jodoh baik. Menjalin jodoh baik berarti menapaki Jalan Bodhisatwa. Kita tidak mengejar pencapaian pribadi, hanya bersumbangsih demi kebahagiaan semua makhluk. Inilah ajaran sejati Buddha.
Buddha berkata bahwa setiap orang pada dasarnya memiliki hakikat kebuddhaan. Di antara makhluk awam yang tersesat dan Buddha yang sudah tercerahkan, terdapat satu jalan, yaitu Jalan Bodhisatwa. Makhluk awam yang tersesat harus belajar, baru bisa tersadarkan. Namun, sering kali, sebelum benar-benar mendapatkan manfaat, makhluk awam sudah pasrah.

Saat melihat orang lain berbuat baik, mereka ikut berbuat baik. Namun, ketika jalinan jodoh matang dan usaha mereka berjalan lancar, mereka akan berkata, "Saya sibuk, usaha saya sedang berkembang sehingga tidak punya waktu untuk berbuat baik." Mereka belajar, tetapi belum tersadarkan dan berhenti di tengah jalan. Kita belajar dengan hati yang polos seperti anak-anak.
Hendaknya kita semua senantiasa membina hati yang murni dan tulus agar bisa terus menapaki Jalan Bodhisatwa. Jalan Bodhisatwa harus dipraktikkan secara nyata. Langkah demi langkah harus kita jalani hingga akhirnya melihat jalan kebenaran. Jalan ini sesungguhnya sudah pernah kita buka di kehidupan lampau, Jalan ini masih penuh liku dan rintangan.
Di kehidupan sekarang, dengan jalinan jodoh dari masa lalu, kita dapat terus menapaki jalan yang penuh rintangan ini. Dengan jalinan jodoh yang ada, hendaknya kita menyerukan kepada semua orang untuk meratakan jalan ini.
Mengajak insan mulia untuk menggarap ladang berkah
Belajar hingga sadar dengan mempraktikkan jalan agung
Bersumbangsih dengan tulus dan tekun demi kebahagiaan semua makhluk
Para Bodhisatwa meneruskan jalinan jodoh Dharma
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 14 Oktober 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 16 Oktober 2025







Sitemap