Ceramah Master Cheng Yen: Mengembangkan Kebijaksanaan dan Bersumbangsih dengan Cinta Kasih

Sekarang baru bulan November, tetapi dari saat ini kita sudah mulai mengadakan pelantikan anggota komite dan Tzu Cheng serta Pemberkahan Akhir Tahun. Bodhisatwa dari luar negeri juga kembali untuk dilantik. Mereka memiliki keyakinan yang berbeda-beda. Ini membuktikan bahwa Tzu Chi tidak membeda-bedakan agama. Tzu Chi juga tidak membeda-bedakan warna kulit dan suku.

Sifat manusia pada dasarnya bajik. Semua orang memiliki hakikat kebuddhaan. Karena itu, semua orang dapat menapaki jalan menuju kebuddhaan dengan menjalankan praktik Bodhisatwa. Asalkan kita memahami kebenaran yang sesungguhnya, kita tak akan membeda-bedakan satu sama lain. Melihat banyak relawan yang memakai jilbab dan seragam komite, kita bisa tahu bahwa mereka memiliki keyakinan yang berbeda. Meski berbeda agama, mereka setuju dengan semangat Tzu Chi dan ingin bersama-sama menapaki Jalan Bodhisatwa.

Mereka juga datang ke sini untuk dilantik. Relawan yang dilantik tidak sedikit. Tentu saja, juga ada relawan yang beragama Kristen dan Katolik. Mereka juga memiliki arah yang sama, yaitu cinta kasih. Di dunia ini, hanya cinta kasih yang dapat menyatukan semua orang. Cinta kasih juga merupakan bahasa bersama kita. Kini, insan Tzu Chi sudah menjangkau 97 negara untuk membantu orang-orang yang menderita dan di antaranya ada 57 negara yang sudah ada benih Tzu Chi.


Di antara 57 negara ini, ada 16 negara yang memiliki posko pendidikan daur ulang. Mereka kembali untuk belajar daur ulang. Mereka sangat mengagumi para Bodhisatwa lansia yang melakukaan daur ulang dengan begitu teliti. Sungguh, gerakan Bodhisatwa lansia kita masih sangat gesit dan memiliki kebijaksanaan yang tinggi.

Saya ingin berbagi dengan para Bodhisatwa lansia. Kita boleh mengaku usia kita sudah lanjut, tetapi jangan mengaku sudah tua karena kita masih memiliki stamina yang sama dengan kaum muda dan bisa bergerak lebih gesit dari mereka. Banyak relawan kita yang sudah berusia 60-an, 70-an, atau 80-an tahun. Intinya, pengalaman kita lebih banyak daripada kaum muda. Bodhisatwa lansia merupakan teladan yang paling baik. Saya sungguh sangat berterima kasih dan sangat menghormati mereka.

Bodhisatwa sekalian, di seluruh dunia, detik demi detik terus berlalu tanpa henti. Akumulasi waktu bisa mendukung pencapaian misi dan karier. Jadi, kita harus menggenggam waktu. Untuk menyelamatkan Bumi dan meredam pemanasan global, satu-satunya cara adalah semua orang melakukan daur ulang. Tak hanya melakukan daur ulang barang, tetapi yang terpenting adalah daur ulang batin.

Kita harus menyucikan hati dan tubuh orang-orang. Segalanya berawal dari nafsu makan. Kita harus tahu bahwa demi memenuhi nafsu makan manusia, banyak hewan yang dibunuh. Jika kita tak berusaha mengimbau orang-orang untuk bervegetaris, kondisi Bumi ini sungguh akan sangat memprihatinkan. Manusia jugalah yang akan merasakan konsekuensinya.

Untuk menjaga kelestarian Bumi, yang paling penting adalah menyucikan hati kita. Demi memenuhi nafsu makan, manusia mengonsumsi makanan yang tak sehat. Makanan vegetaris juga bisa memenuhi asupan gizi. Bukankah bervegetaris sangat baik? Saudara sekalian, kita benar-benar harus bersungguh hati. Bagaimana melindungi Bumi dan mengurangi polusi? Satu-satunya cara adalah menjaga tubuh dan pikiran manusia dengan baik, bersumbangsih dengan cinta kasih, dan melakukan kebajikan.


Saudara sekalian, kita harus menghormati dan mengasihi kehidupan. Inilah yang saya harapkan tahun ini, semoga semua orang dapat melakukannya. Demi menjaga ketenteraman Bumi dan kesegaran udara serta meredam perubahan iklim yang ekstrem, kita harus mengimbau semua orang untuk melindungi Bumi.

Selain itu, demi keharmonisan masyarakat, kita harus harmonis tanpa pertikaian dan menciptakan berkah bersama. Antarsesama manusia, kita harus bersatu hati, harmonis, saling mengasihi, dan bergotong royong. Bukankah saya selalu berkata bahwa kita harus bersatu hati, harmonis, saling mengasihi, dan bergotong royong? Ini dapat membentuk sebuah kekuatan di dalam masyarakat. Kita juga harus bekerja sama dengan harmonis dan saling menghormati. Seperti inilah Bodhisatwa.

Dengan adanya keharmonisan, maka tak ada pertikaian. Kita tidak akan memfitnah orang lain demi kebaikan diri sendiri. Jangan pernah memfitnah orang lain. Jika tidak, tak peduli di dalam masyarakat ataupun keluarga, akan sering timbul perselisihan. Jangan sampai seperti itu. Hanya dengan saling mendorong untuk bertutur kata baik, barulah kita bisa bersama-sama menjalin jodoh baik di dalam masyarakat. Semua orang menjadi Bodhisatwa yang menciptakan berkah bagi masyarakat dan dunia. Ini disebut menciptakan berkah bersama.

Murid-murid Jing Si wilayah Hsinchu berikrar kepada Master. Kami akan bertobat setiap hari untuk kembali ke sifat hakiki yang murni, melakukan daur ulang dengan cinta kasih yang murni, mewariskan ajaran Master dan membimbing insan berbakat; melindungi semua makhluk dengan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin. Master yang terhormat dan terkasih, Master tidak perlu khawatir karena kami akan menjadi murid Master yang baik dan akan selalu mengikuti langkah Master dengan erat dari kehidupan ke kehidupan.


Murid saya yang baik akan mengikuti langkah saya dengan erat. Pada era sekarang, kita harus mengembangkan kebijaksanaan, menyucikan hati, dan menghimpun kekuatan cinta kasih. Dalam era sekarang, dibutuhkan pemahaman atas salah dan benar. Dalam era penuh kegelapan batin, dibutuhkan kebijaksanaan agung. Di era yang penuh lima kekeruhan ini, yang paling kita butuhkan adalah melenyapkan kegelapan batin dengan kebijaksanaan.

Selain itu, pendidikan daur ulang juga sangat penting. Saya mendoakan kalian dengan tulus. Saya berterima kasih kepada kalian yang telah membina insan berbakat, bersumbangsih bagi Bumi, dan melakukan daur ulang dengan cinta kasih. Terima kasih, semuanya. Saya mendoakan kalian semua.


Hanya cinta kasih yang dapat menyatukan semua orang

Bodhisatwa daur ulang merupakan teladan bagi kita

Mengimbau orang-orang untuk bervegetaris dan menyucikan hati

Bersatu hati, harmonis, saling mengasihi, dan bergotong royong menyebarkan aliran jernih

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 22 November 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 24 November 2018

Editor: Khusnul Kotimah
Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -