Ceramah Master Cheng Yen: Mengenal Tzu Chi secara Langsung Mendatangkan Sukacita

Kita selalu melihat Bodhisatwa dunia. Relawan kita yang menghadiri rapat konsultasi antara UNHCR dan lembaga nonpemerintah kembali untuk memberikan laporan. Kita bisa melihat banyak pengungsi di seluruh dunia. Ada yang mengungsi karena masalah ekonomi, ada yang mengungsi karena kondisi iklim, ada pula yang mengungsi karena ulah manusia. Ada berbagai jenis kesulitan dan bencana yang membuat banyak orang terpaksa mengungsi. Saat ada yang dilanda bencana dan kesulitan, yang dibutuhkan adalah himpunan tetes demi tetes cinta kasih banyak orang.

“Saya hidup di negara, masyarakat, dan keluarga yang berada. Namun, saya tidak tahu bersyukur. Saya merebut apa yang saya inginkan dan merasa bahwa itu sudah sepantasnya. Saya merasa sangat malu,” kata Hsu Ren-han, relawan Tzu Chi.


Dalam kamp pengusaha di Hualien kali ini, juga hadir pengusaha dari Taoyuan. Saat saya berada di Taoyuan, dia juga berbagi bahwa setelah mengikuti kamp pengusaha, dia baru memahami apa yang dilakukan oleh Tzu Chi.

“Saat mengikuti kamp pengusaha, saya melihat beberapa hal yang tidak terpikirkan oleh saya sebelumnya. Mengapa ada begitu banyak orang yang rela bersumbangsih seperti ini? Usai mengikuti kamp pengusaha, saya menyadari bahwa saat menjadi seorang bos, saya merasa bahwa sayalah yang terunggul. Mengikuti kamp pengusaha membuat saya menyadari bahwa kekuatan saya sangat kecil karena seluruh insan Tzu Chi, baik yang saya temui di pinggir jalan maupun dalam kegiatan Tzu Chi, semuanya sangat mengagumkan. Dalam kamp ini, saya meneteskan banyak air mata. Usai mengikuti kamp, saya benar-benar sangat terharu. Kemudian, saya menghapus antipati saya,” tutur Hong Shi-rong, relawan.


Setelah tersadarkan, dia turut berpartisipasi dalam berbagai kegiatan Tzu Chi. Semakin bersumbangsih, dia semakin dipenuhi sukacita. Dia juga memberi tahu saya bahwa ternyata dengan berpartisipasi dalam kegiatan, memperhatikan orang lain, dan bersumbangsih, dia bisa dipenuhi sukacita. Setelah dia berbagi pengalaman, saya berkata padanya, “Sekarang kamu dipenuhi sukacita. Tadi, kamu mengatakan bahwa kamu pernah merasa tidak puas dan antipati terhadap Tzu Chi. Mengapa kamu antipati terhadap Tzu Chi?” Saya ingin tahu bagaimana pemikiran dan pandangannya terhadap Tzu Chi.

“Sebelumnya, saya antipati terhadap Tzu Chi karena saya menghasilkan uang untuk kepentingan pribadi saja. Mengapa saya harus menolong orang lain? Saya bangun pagi-pagi dan bekerja hingga larut malam. Karyawan saya juga sangat banyak. Saya harus menghasilkan lebih banyak uang untuk memakmurkan karyawan-karyawan saya. Setelah itu, saya mungkin akan membeli mobil mewah atau vila. Jadi, awalnya saya antipati terhadap Tzu Chi. Hingga kini, saya mengalami perubahan terbesar usai mengikuti kamp pengusaha,” jawab Hong Shi-rong, relawan.


Saat ini, kamu pasti sangat bahagia. Sebelumnya, kamu merasa heran mengapa harus menggunakan uangmu untuk menolong orang lain. Dengan pola pikir seperti itu, kamu pasti tidak bahagia. Saat ini, kamu bisa terus-menerus bersumbangsih. Dengan pola pikir seperti ini, kamu pasti sangat bahagia.

“Ya,” jawab Hong Shi-rong.

Baik. Saya mendoakanmu. Semoga kamu bisa terus bersumbangsih dengan pola pikir seperti ini. Saya bersusah payah menghasilkan uang, Dia bersusah payah menghasilkan uang, mengapa harus menyumbangkannya untuk menolong orang lain? Demikianlah pola pikirnya dahulu. Tanpa membedakan benar dan salah, dia turut antipati terhadap Tzu Chi karena pendapat sebagian orang. Tiada alasan lain selain ini.


Setelah tertunda bertahun-tahun, dia akhirnya berkesempatan untuk mengenal Tzu Chi yang sesungguhnya dan dipenuhi sukacita saat bersumbangsih. Dia telah menyaksikan ketulusan dan kesungguhan insan Tzu Chi serta memperoleh kebahagiaan saat bersumbangsih. Inilah yang saya dengar di Taoyuan beberapa hari lalu.

Tadi, saya mendengar bahwa para relawan yang telah membangun tekad akan mulai mengikuti pelatihan relawan. Saya sungguh sangat gembira mendengarnya. Saya berharap mereka dapat tekun dan bersemangat melatih diri. Semoga setiap orang dapat memahami Tzu Chi secara mendalam. Setiap orang harus memahami apa yang telah dilakukan oleh Tzu Chi selama lebih dari setengah abad ini. Pagi ini, hadir lebih dari 30 orang mantan dan kepala sekolah baru dari sekolah-sekolah yang dibangun kembali oleh Tzu Chi pascagempa 21 September 1999. Mereka saling berbagi bagaimana Tzu Chi membantu mereka membangun kembali gedung sekolah.


“SD Jhushan sudah dibangun kembali hampir 20 tahun. Saat itu adalah masa yang penuh kesulitan. Namun, berkat bimbingan Master, gedung sekolah yang dibangun kembali sangat kukuh, artistik, dan penuh nilai budaya humanis. Ruang kelasnya sangat bagus. Kemarin, saya pergi ke SD Jhushan di tengah hujan untuk melihat-lihat. Setelah hampir 20 tahun, kini saya sudah lanjut usia. Namun, saat saya pergi ke sekolah kemarin, sekolah masih terlihat baru dan indah seperti 20 tahun yang lalu,” ujar Chen Qing-shui, mantan kepala SD Jhushan.

Saat itu, dari mana Tzu Chi memperoleh dana untuk membantu pembangunan kembali 50 gedung sekolah dasar dan menengah di Taichung dan Nantou? Kita mengimbau orang-orang untuk berdonasi sesuai kerelaan mereka. Demikianlah Tzu Chi berkembang. Setiap orang membangkitkan ketulusan dan memahami bahwa ada banyak hal yang harus dilakukan dengan kerja keras. Meski butuh kerja keras, kita tetap harus melakukannya karena ada banyak orang yang menderita dan sedang menanti uluran tangan kita.


Kita juga mendengar pengalaman para anggota komisaris kehormatan, seperti dr. Ji. Setelah diri sendiri terbimbing, mereka juga membimbing orang-orang yang memiliki jalinan jodoh. Kini ada sebagian orang yang telah membangun tekad dan mulai mempelajari tentang Tzu Chi. Seperti yang saya katakan tadi, saya berharap setiap orang dapat tekun dan bersemangat setiap waktu.

Orang-orang yang belum bergabung dapat ikut dalam kegiatan agar bisa memahami Tzu Chi. Mendengar pengalaman relawan kita saja, kalian akan dipenuhi sukacita. Saya berharap ada semakin banyak orang yang dapat bergabung dengan Tzu Chi. Dengan demikian, kita bisa bersama-sama membawa manfaat bagi masyarakat dan menunjukkan arah yang benar bagi orang-orang. Saya berharap setiap orang memiliki jalinan jodoh ini.

Waktu terus berlalu dan tidak akan menunggu siapa pun. Usia hidup setiap orang terbatas. Jadi, kita harus menggenggam waktu dan jalinan jodoh. Saya juga berharap setiap orang dapat memandang penting daur ulang.  Bersih dari sumbernya adalah konsep yang sangat penting. Mari kita bersungguh hati. Jangan meremehkan barang-barang di sekitar kita. Jangan membuang satu pun barang yang masih bisa didaur ulang. Jangan memboroskan sepeser pun karena dengan akumulasi dana kecil, kita dapat melakukan banyak kebaikan.

Intinya, dengan membangun tekad, kita akan memiliki kekuatan untuk mewujudkan masyarakat yang harmonis dan keluarga yang bahagia. Dengan demikian, semua orang akan sehat lahir dan batin. Saya mendoakan kalian dengan tulus semoga sehat lahir dan batin. Semoga keluarga kalian dan masyarakat kita harmonis. Mari kita wujudkan dengan kesatuan hati, bisa? (Bisa) Saya mendoakan kalian. Terima kasih.

Menghimpun tetes demi tetes donasi untuk menolong korban bencana

Mengenal Tzu Chi secara langsung untuk menghapus keraguan dan antipati

Bekerja sama untuk membantu pembangunan kembali gedung sekolah

Melakukan daur ulang dan menjaga kebersihan dari sumbernya

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 12 Juli 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Li Lie

Ditayangkan tanggal 14 Juli 2018
Orang yang mau mengaku salah dan memperbaikinya dengan rendah hati, akan mampu meningkatkan kebijaksanaannya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -