Ceramah Master Cheng Yen: Mengenang Keteladanan dalam Mewujudkan Praktik Bodhisatwa
“Kehidupan ini penuh dengan ketidakkekalan. Kita datang ke dunia ini bukan hanya untuk makan, minum, dan bersenang-senang. Kita harus memiliki misi. Seperti yang sering dikatakan oleh Master, ‘Kehidupan yang dijalani dengan semangat misi barulah menjadi kehidupan yang bernilai.’ Saya berterima kasih kepada Master karena telah memberi kami kesempatan bertumbuh, belajar, dan membina berkah serta kebijaksanaan di Tzu Chi,” kata Michael Siao, Wakil Ketua Tzu Chi Filipina.
“Dalam sebuah lagu Tzu Chi ada kalimat yang berbunyi, ‘Biarlah rasa rindu kepada Guru menyatu dalam setiap sumbangsihku di Tzu Chi.’ Itu berarti meski Master tidak mengatakan secara langsung apa yang harus kita lakukan, kita harus bisa semaksimal mungkin mengerahkan potensi yang kita miliki. Kita harus mewakili Master untuk mewujudkan misi kemanusiaan di dunia,” pungkas Michael Siao.
Di dalam hati saya, Michael Siao selamanya adalah anak muda. Sejak menjadi relawan Tzu Chi, beliau sangat aktif dalam membimbing dan menjadi teladan bagi kaum muda. Bagaimana mungkin saya bisa merelakannya? Sangat sulit karena beliau terus ada dalam ingatan saya. Saya yakin bahwa semuanya pun sama. Kita akan terus mengingatnya selamanya.

Ketika memikirkannya, kita harus membusungkan dada dan menggenggam waktu yang ada. Dengan bertambahnya satu detik, bertambah pula ketekunan dan semangat kita. Sejak muda, Michael Siao telah mengemban misi Tzu Chi di Filipina. Namun, sebab dan kondisi dari masa lalu membuat perjalanan hidupnya kali ini lebih singkat.
Beliau belum sempat menyaksikan benih yang ditanamnya tumbuh menjadi pohon besar yang dapat dipeluk bersama, tetapi keteladanan hidupnya akan selamanya menjadi panutan. Di berbagai daerah yang dilanda bencana di Filipina, beliau selalu hadir untuk mengemban tanggung jawab dan mendedikasikan diri. Inilah yang membuat sosoknya tak akan terlupakan.
Sumbangsihnya sangatlah besar. Saya sangat merasa kehilangan. Namun, kehidupan memang seperti itu. Ini menjadi peringatan bagi kita semua tentang ketidakkekalan hidup. Tidak ada seorang pun yang tahu apa yang akan terjadi hari ini dan esok. Hari ini telah berlalu dan apa yang kita lakukan telah menjadi kenyataan. Baik besar maupun kecil, perbuatan kita mengakumulasi benih dan kondisi karma.
Semua akumulasi karma di hari ini akan membentuk kondisi bagi sebab baru di masa depan. Seperti kata-kata yang saya ucapkan sekarang, ini adalah kilas balik masa lalu dan ungkapan perasaan saat ini. Setiap kalimat yang sudah terucap adalah masa lalu; kalimat berikutnya akan menentukan masa depan. Yang terpenting ialah apa yang kita katakan sekarang.

Saya ingin berpesan kepada semuanya agar belajar melepas. Hal yang terpenting bagi kita ialah belajar. Masa lalu telah berlalu dan tidak bisa diulang kembali, tetapi kita bisa meneruskan hidup dengan membangkitkan kebijaksanaan. Pikiran kita harus seperti petani yang menggarap sawah yang terus berpikir bagaimana membuat tanah gembur.
Ketika benih ditaburkan di tanah, benih itu akan berinteraksi dengan tanah, udara, dan air. Proses ini sangat halus dan tidak akan kita sadari. Benih akan mulai retak. Daya hidup dalam benih itu akan terus berjuang dan berusaha keluar dari cangkangnya. Begitulah kehidupan akan terus berlanjut.
Seperti benih yang keluar dari cangkang, Michael Siao kini telah bebas dari kerisauan. Namun, meski sudah keluar, masih ada benih masa depan. Setiap hari di masa lalunya, dia mengakumulasi benih sebab. Benih sebab itu masih memiliki lapisan kulit yang belum terbuka. Beliau telah melewati satu lapisan ini dan hampir keluar dari lapisan berikutnya. Saya yakin dengan adanya jalinan jodoh yang baik, beliau akan datang kembali tanpa beban apa pun.
Beliau akan kembali dengan mengenakan "cangkang" baru. Oleh karena itu, mendoakannya sangatlah penting, sementara melepaskannya sangatlah sulit. Namun, inilah jalan yang harus dilalui oleh seorang praktisi. Hal terbaik ialah melatih diri sendiri dengan baik. Saya yakin bahwa Michael Siao telah melatih diri dan memahami prinsip kebenaran dengan sangat jelas.

Semoga kasus penyakitnya yang sangat langka ini bisa menjadi bahan pembelajaran dalam dunia medis agar jika penyakit serupa ditemukan, bisa dikembangkan pengobatan yang tepat. Dengan demikian, ini pun menjadi sebuah ladang pahala baginya.
Saya bersyukur karena beliau lahir di keluarga yang baik dan memilih bergabung di ladang pelatihan Tzu Chi. Sepanjang hidupnya, beliau tidak pernah menyimpang dan selalu berada di jalan yang benar. Jadi, kita tidak perlu mengkhawatirkannya. Kita perlu menyadari bahwa ia telah memberi kita pelajaran berharga tentang kehidupan. Oleh karena itu, satu-satunya hal yang harus kita pelajari ialah terus melakukan kebajikan.
Saat ini, kita bisa merasa tenang. Mengingat kembali masa lalunya, bencana Topan Haiyan saat itu berlangsung cukup lama. Saat itu, Michael Siao masih sangat muda, baru berusia 30-an tahun. Dengan tubuhnya yang kurus, ia berdiri di tempat yang tinggi untuk memimpin puluhan ribu orang. Hidupnya sangatlah bernilai.
Sejarah hidup Michael Siao tidak lepas dari misi bantuan bencana. Hendaknya kita mengenang setiap sumbangsihnya. Inilah nilai kehidupan yang sejati. Menangisi dan meratapinya tidak ada gunanya. Yang terpenting ialah menginventarisasi nilai kehidupannya.
Mengenang keteladanan dengan tekun dan bersemangat
Menyadari ketidakkekalan hidup sesuai jalinan jodoh
Menggarap ladang batin dengan tekun demi jalan yang cerah
Kembali dengan welas asih dan kebijaksanaan yang sempurna
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 03 Juni 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 05 Juni 2025