Ceramah Master Cheng Yen: Mengendalikan Nafsu Keinginan demi Kelestarian Lingkungan

Lihatlah, alam terus mengeluarkan peringatan agar kita meningkatkan kewaspadaan dalam kehidupan sehari-hari. Tubuh manusia merupakan mikrokosmos dan alam semesta merupakan makrokosmos.

Ketidakselarasan empat unsur alam telah menimbulkan banyak bencana besar. Di dalam makrokosmos, terdapat mikrokosmos yang tak terhitung jumlahnya, yaitu manusia. Demi memenuhi nafsu keinginan pribadi, orang-orang menciptakan banyak karma buruk kolektif. Nafsu keinginan dan ketamakan orang-orang telah menimbulkan kerusakan bagi Bumi.

Selain itu, nafsu makan manusia juga telah mengakumulasi banyak karma buruk kolektif. Karena itu, saya sering mengulas tentang karma buruk kolektif semua makhluk. Setiap hari, banyak hewan yang dijagal demi memenuhi nafsu makan manusia. Setiap hari,  banyak hewan yang kehilangan nyawa demi memenuhi nafsu makan manusia yang jumlahnya mencapai miliaran.


Karena nafsu makan manusia, banyak hewan yang dijagal dengan kejam. Ini mengakumulasi banyak karma buruk. Banyak orang yang berkata, “Saya tidak berbuat jahat ataupun menciptakan karma buruk besar.” Benar, mereka mungkin tidak berbuat jahat, tetapi tanpa disadari, mereka menciptakan karma buruk.

Hewan-hewan itu juga tidak rela terlahir menjadi hewan ternak. Mereka terlahir karena kekuatan karma mereka. Mereka terlahir sebagai hewan ternak dan manusia menelan mereka ke dalam perut. Setelah masuk dari mulut ke lambung, daging hewan dicerna hingga akhirnya menjadi kotoran. Jadi, tubuh ini tidaklah bersih. Ini terjadi dalam kehidupan sehari-hari kita.

Buddha mengajari kita untuk merenungkan bahwa tubuh ini tidaklah bersih, perasaan membawa derita, pikiran tidaklah kekal, dan segala fenomena bersifat tanpa inti. Segala sesuatu tidak bisa dibawa pergi, mengapa kita masih menciptakan karma buruk demi kenikmatan sesaat? Apakah kita sungguh tidak membawa apa-apa saat meninggal dunia? Satu-satunya yang mengikuti kita ialah karma yang kita ciptakan. Apakah kita akan terlahir menjadi manusia di kehidupan mendatang? Kita tidak tahu.


Saya sering berkata bahwa sulit untuk terlahir sebagai manusia. Kita bukan hanya terlahir sebagai manusia, bahkan memiliki tubuh yang sehat. Karena itu, kita hendaknya menghargai tubuh kita. Perpaduan sperma dan sel telur perlahan-lahan bertumbuh menjadi janin hingga akhirnya lahirlah seorang bayi. Kita yang memiliki tubuh yang sehat hendaknya bersyukur kepada orang tua.

Orang tua bukan hanya melahirkan, tetapi juga membesarkan kita. Selain bersyukur kepada orang tua, kita juga harus bersyukur kepada semua makhluk. Tanpa orang-orang dari berbagai lapisan masyarakat, bagaimana kita menjaga kelangsungan hidup kita?

Kini orang-orang terus mengeksploitasi sumber daya alam hingga menimbulkan kerusakan bagi bumi demi mengembangkan berbagai teknologi yang canggih. Ada banyak produk yang sangat praktis untuk digunakan, tetapi tidak lama kemudian, orang-orang akan membuangnya. Sampah telah menimbulkan masalah besar bagi bumi. Jika dibakar, akan menimbulkan polusi udara yang serius. Apa yang harus kita lakukan?

Yang terbaik ialah mengimbau orang-orang untuk mengurangi konsumsi dan mengendalikan nafsu keinginan. Jangan menguras sumber daya alam. Kita harus berusaha melindungi alam. Ini bergantung pada kesadaran konsumen. Kita harus memperpanjang usia barang. Jangan membiarkan barang-barang yang belum lama dipakai dibuang begitu saja. Kita harus mengimbau orang-orang untuk menghargai dan mengasihi barang sebagai wujud mengasihi dan melindungi bumi. Kita harus melakukan daur ulang.


Berhubung masalah lingkungan telah timbul, kita harus mementingkan daur ulang agar barang-barang dapat dimanfaatkan kembali. Demikianlah kita mengembangkan kebijaksanaan dalam hidup kita. Jika kita hanya mengakumulasi pengetahuan untuk menghasilkan uang dengan mengeksploitasi sumber daya alam, itu tidaklah benar.

Singkat kata, perubahan iklim semakin ekstrem dan kita sudah tidak punya cukup waktu untuk meredam perubahan iklim. Pikiran manusia yang penuh dengan nafsu keinginan telah mempercepat kerusakan bumi.

Saya sering mendengar Bodhisatwa lansia berkata bahwa mereka melakukan daur ulang tanpa kerisauan dan hati mereka dipenuhi sukacita. Saya sangat kagum pada mereka. Lihatlah para relawan daur ulang kita. Kita juga harus melakukan daur ulang. Namun, jangan karena saya berkata bahwa melakukan daur ulang sangat baik, kalian lalu hanya melakukan daur ulang.

Masyarakat penuh dengan kekeruhan. Kita harus menyucikan hati manusia dan membimbing semua makhluk di dunia.

Menciptakan karma buruk kolektif karena nafsu keinginan yang tak terhitung
Orang-orang merusak alam dan mengonsumsi daging
Mengendalikan nafsu keinginan serta bisa membedakan benar dan salah
Menghargai kesempatan terlahir sebagai manusia dan bersumbangsih dengan kesadaran

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 29 Oktober 2019
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 31 Oktober 2019

Umur kita akan terus berkurang, sedangkan jiwa kebijaksanaan kita justru akan terus bertambah seiring perjalanan waktu.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -