Ceramah Master Cheng Yen: Mengerahkan Potensi Cinta Kasih Berkesadaran

“Master berpesan untuk menabung 50 tahun di "bank usia". Sekarang saya baru berusia 33 tahun,” petikan percakapan Hou Yu-e, relawan daur ulang berusia 83 tahun dengan Master Cheng Yen.

“Baru berusia 33 tahun, masih muda.”

“Saya melakukan daur ulang sudah hampir 20 tahun dan semakin melakukannya, saya semakin dipenuhi rasa sukacita. Mengikuti langkah Master Cheng Yen dalam menjalankan Tzu Chi, membuat tubuh saya lebih sehat dan saya merasa sangat senang,” petikan percakapan Hou Yu-e, relawan daur ulang berusia 83 tahun dengan Master Cheng Yen.

“Saya yang paling lama melakukan daur ulang  di  Posko Daur Ulang Jiadong,” petikan percakapan Zeng Ba-mei, relawan daur ulang berusia 89 tahun dengan Master Cheng Yen.

“Sudah berapa tahun?”

“Sudah 18 tahun.Saya setiap minggu pergi melakukan daur ulang dan semakin melakukan, kesehatan saya semakin baik. Sekarang usia saya sudah hampir 90 tahun. Jika tidak pergi melakukan daur ulang, saya akan merasa tidak nyaman,” petikan percakapan Zeng Ba-mei, relawan daur ulang berusia 89 tahun dengan Master Cheng Yen.

“Jika tidak melakukan daur ulang, Anda akan merasa tidak nyaman?”

“Saya setiap pagi menonton ceramah Master. Saya merasa saya sangat berjodoh dengan Master. Sehari tidak melihat saja, saya sudah merasa tidak tahan. Saya tidak suka menonton saluran TV lain, hanya suka menonton Master di Da Ai TV,” petikan percakapan Zeng Ba-mei, relawan daur ulang berusia 89 tahun dengan Master Cheng Yen.

“Bagus sekali. Anda harus selalu ingat untuk mengikuti jejak saya.”

“Ya, saya akan melakukannya. Saya akan mengikuti Master di mana pun dan kapan pun,”petikan percakapan Zeng Ba-mei, relawan daur ulang berusia 89 tahun dengan Master Cheng Yen.


Kita telah mendengar hampir 10 orang Bodhisatwa lansia yang berusia 80 sampai 90 tahun berbagi pengalaman dengan kita. Mereka sungguh memiliki kebijaksanaan dan setiap kata yang mereka bagikan sangat bermanfaat serta inspiratif. Mereka benar-benar mengagumkan. Bodhisatwa lansia yang memiliki kebijaksanaan dan memanfaatkan waktu untuk bersumbangsih dengan cinta kasih seperti ini, seharusnya sering berbagi pengalaman di masyarakat.

Kita jangan meremehkan kemampuan para lansia. Kebijaksanaan yang dihimpun para lansia adalah sesuatu yang sangat berharga. Jadi, mereka memperkenalkan kepada saya bahwa para Bodhisatwa lansia merupakan permata di Posko Daur Ulang Jiadong. Mereka sangat luar biasa dan juga sangat berharga bagi saya.

Kali ini di Pingtung, saya mendengar banyak relawan berbagi pengalaman. Semua hal yang telah kalian lakukan sejalan dengan semangat silsilah Dharma Jing Si dan sesuai dengan jalan Tzu Chi. Jadi, saya sangat tersentuh dan juga sangat bersyukur karena saya tak perlu mengkhawatirkan hal ini. Namun, saya masih berharap kalian semua bisa saling mengasihi. Waktu berlalu dengan sangat cepat. Seiring berjalannya waktu, usia kita terus bertambah dan kesehatan semakin menurun.


Jadi, saya berharap kalian semua dapat benar-benar menghargai dan memanfaatkan kehidupan dengan baik. Jangan menjalani kehidupan tanpa arti. Kita harus memanfaatkan kehidupan ini. Inilah semangat yang saya pegang. Meski kondisi kesehatan saya menurun, saya tetap berusaha untuk memberikan ceramah. Saya harus menggenggam waktu dan tak boleh berhenti mengembangkan potensi kehidupan saya.

Dalam perjalanan kali ini, ada 3 hal yang paling membuat saya tenang dan menghangatkan hati saya. Pertama adalah sesama saudara se-Dharma saling memberi perhatian. Kita adalah anggota keluarga besar Tzu Chi. Di keluarga besar Tzu Chi, ada banyak relawan yang berusia lanjut. Saya berharap kalian jangan meremehkan para lansia hanya karena usia mereka sudah lanjut. Sebaliknya, kita harus mendorong mereka untuk tetap mendedikasikan diri di keluarga besar Tzu Chi dan menginspirasi  anggota keluarga mereka untuk bergabung dengan kita.

Dengan demikian, kita dapat menghimpun lebih banyak kekuatan cinta kasih di dunia. Mereka dapat mewariskan semangat Tzu Chi dari generasi ke generasi. Inilah keluarga besar Tzu Chi. Bodhisatwa sekalian, semoga kalian menjadi orang yang memperhatikan orang lain. Satu orang tidak dapat memberi perhatian kepada banyak orang. Kita harus bersatu hati dan bergandengan tangan untuk memberi perhatian satu sama lain dan kepada semua orang di dunia.


Kita harus memberi perhatian dan berterima kasih kepada mereka serta menjaga hati mereka. Seperti inilah kita membuka jalan Tzu Chi. Dalam perjalanan kali ini, saya telah mendengar banyak relawan berbagi pengalaman. Yang paling berharga adalah semua orang memiliki cinta kasih berkesadaran. Di keluarga besar Tzu Chi, semua orang memiliki cinta kasih berkesadaran untuk memperluas cinta kasih dan memperpanjang jalinan kasih dari kehidupan ke kehidupan.

Kedua, saya sangat tersentuh karena Bodhisatwa senior telah mewariskan semangat Tzu Chi dan membimbing kaum muda yang dapat memikul tanggung jawab. Mereka membantu saya mencari orang berbakat dan mewariskan semangat Tzu Chi. Setelah mewariskan, mereka tetap mendampingi kaum muda, tidak melepaskan begitu saja. Inilah yang disebut pewarisan disertai pendampingan.

Kita mewariskan agar mereka dapat mengemban tanggung jawab, tetapi kita tidak melepaskan mereka. Saat mereka melakukan kunjungan kasih, kita mendampingi mereka dan saat ada kegiatan di komunitas, kita mendampingi mereka untuk melakukannya. Seperti itulah kita mewariskan semangat Tzu Chi dan membimbing kaum muda.

Ketiga, kalian telah mendengar ceramah pagi saya selama beberapa tahun ini dan telah menyerap Dharma ke dalam hati serta menerapkannya dalam keseharian sebagai cara menjadi Bodhisatwa dunia. Saudara sekalian, saya memiliki tiga kekhawatiran. Pertama, apakah semua orang menyerap Dharma ke dalam hati. Sekarang saya sudah bisa merasa sukacita atas kekhawatiran saya yang pertama. Kedua, saya mengkhawatirkan adakah kalian membimbing kaum muda dan mewariskan semangat Tzu Chi serta mendampingi mereka. Sekarang saya juga sudah bisa tenang atas kekhawatiran saya yang kedua. Ketiga, mungkin kalian masih harus lebih berusaha untuk memberi perhatian antarsaudara se-Dharma di keluarga ini.


Saya berharap kalian dapat mengubah dunia yang bagaikan rumah terbakar ini menjadi Tanah Suci  yang sejuk dan murni. Di dalam Sutra Bunga Teratai, dunia ini diibaratkan sebagai rumah yang terbakar. Kita harus menggunakan Dharma. Dharma bagaikan air yang bisa memadamkan api dan membawa kesejukan serta mengubah tanah yang tercemar menjadi Tanah Suci. Ini bergantung pada kita semua. Jika semua orang bersatu hati, maka bukanlah tidak mungkin dunia yang bagaikan rumah terbakar ini berubah menjadi tanah yang sejuk; tanah Dunia Saha yang tercemar ini dapat menjadi Tanah Suci Bodhisatwa. Ini bukan tidak mungkin. Jadi, kita harus terus berusaha.

Bodhisatwa lansia memiliki kebijaksanaan

Mewariskan semangat Tzu Chi dan memberi pendampingan

Memberi perhatian antarsaudara se-Dharma

Mengubah dunia ini menjadi Tanah Suci

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 19 Juli 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Lilie

Ditayangkan tanggal 21 Juli 2018
Mengonsumsi minuman keras, dapat melukai orang lain dan mengganggu kesehatan, juga merusak citra diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -