Ceramah Master Cheng Yen: Menggalakkan Vegetarisme dan Bersama-sama Menciptakan Berkah
“Kakak Zhang Min-feng bersumbangsih dalam perbaikan rumah pascagempa Nanxi. Meski belum selesai, beliau langsung melanjutkan perbaikan pascatopan Danas. Hingga hari ini, dia telah bekerja lebih dari 2 bulan. Sejak hari pertama dimulainya perbaikan setelah Topan Danas hingga hari ini, baru kali ini ia bisa beristirahat dan datang ke sini untuk memberikan laporan. Mungkin ini baru hari ketiga ia bisa benar-benar beristirahat,” kata Yang Zhi-qin, relawan Tzu Chi.
“Setiap hari, ia berangkat pukul 7 pagi dan baru kembali ke rumah pukul 7 atau 8 malam. Kami sungguh berterima kasih kepadanya. Meski bukan orang yang pandai bicara, ia sangat pandai bekerja. Ia benar-benar pahlawan sejati dalam perbaikan rumah warga. Setiap hari, ia memimpin sekelompok tim untuk terus melanjutkan perbaikan. Saya sangat berterima kasih kepadanya dan bersyukur karena tim kita bisa bersama-sama membantu dan bersumbangsih,” pungkas Yang Zhi-qin.
Beberapa waktu ini, kondisi saya membuat sulit untuk bepergian, bahkan berbicara pun terasa berat sehingga saya tidak bisa hadir langsung ke lokasi. Namun, saya selalu ada di sisi kalian. Saya tahu ke mana kalian pergi, siapa yang kalian bantu, dan bagaimana kalian memperbaiki rumah-rumah. Cuaca sangat panas, pekerjaan fisik sangatlah berat.
Sesungguhnya, melakukan survei juga sulit. Relawan harus mengetahui jumlah anggota keluarga, kondisi kehidupan mereka, dan lainnya. Ini bukanlah hal yang mudah. Jadi, para anggota komite Tzu Chi juga sangat bersusah payah. Tentu saja, tim konsumsi juga sangat penting. Merekalah yang berada di belakang layar untuk menyediakan kebutuhan bagi semua relawan. Semua bagian sangatlah penting. Singkat kata, hal besar ataupun kecil, ringan ataupun berat, semuanya harus dilakukan dengan sepenuh hati dan tenaga.

Saya percaya bahwa masih ada pekerjaan lain yang belum terlihat dan belum dilakukan oleh kita. Untuk pekerjaan yang masih berlangsung hingga saat ini, hendaknya kita menggalang lebih banyak relawan. Setiap kali ada bencana, jumlah relawan kita selalu bertambah. Mereka yang biasanya jarang hadir pun, hendaknya kita ajak untuk turut serta di masa seperti ini. Secara alami, semangat mereka akan terbangkitkan dan mereka akan kembali ke dalam tim.
Setiap bencana selalu membutuhkan banyak tenaga. Saya sendiri pun ingin turun langsung ke lokasi, tetapi kondisi tubuh saya belum pulih. Jadi, saya hanya bisa mengimbau semuanya untuk berdoa dengan hati yang tulus. Hal terpenting ialah melayani dengan cinta kasih yang tulus dan menggalakkan vegetarisme. Pola makan vegetaris adalah wujud nyata dari ketulusan dan ungkapan hati yang penuh kesungguhan. Jika memungkinkan, selain bersumbangsih dengan sepenuh hati, kita juga harus mengimbau semua orang untuk menunjukkan ketulusan. Ketulusan yang paling terlihat ialah menerapkan pola makan vegetaris.
Dahulu, orang-orang mengadakan ritual Chien Chiao. Orang-orang akan mengadakan ritual besar ini sebanyak 2 kali dalam 5 tahun untuk berdoa bersama dan bervegetaris agar dunia terbebas dari bencana. Demikian pula, dengan hati yang tulus, hendaknya kita menggalakkan vegetarisme untuk mengurangi pembunuhan terhadap hewan dan menumbuhkan semangat cinta kasih. Inilah yang disebut dengan menyeberangkan semua makhluk.
Dahulu, orang menyebut bulan ke-7 dalam kalender Imlek sebagai bulan "penyeberangan". Namun, hal yang dilakukan sering kali justru mengorbankan hewan. Satu demi satu nyawa dikorbankan, lalu diletakkan di meja persembahan. Ini adalah pandangan yang keliru. Jika kita ingin berdoa untuk kedamaian, yang harus ditumbuhkan ialah cinta kasih. Dengan menciptakan berkah bagi masyarakat, barulah kedamaian dapat terwujud. Oleh karena itu, hendaknya kita menggalakkan vegetarisme.

Saya merasa bahwa setiap pengalaman selalu menumbuhkan kebijaksanaan. Kita harus menyadari bahwa perubahan iklim itu nyata sehingga bencana terjadi di mana-mana. Jadi, kita pun harus selalu siap. Sebagai sebuah organisasi, kita perlu memikirkan bagaimana bergerak untuk segera memberi bantuan dan perlindungan. Keterlibatan anggota Tzu Cheng sangatlah dibutuhkan, tetapi mobilisasi anggota komite Tzu Chi juga lebih dibutuhkan. Sama seperti bencana kali ini, mereka langsung pergi menuju rumah-rumah warga untuk benar-benar memahami kondisi mereka.
Ada warga yang sejak semula hidup dalam kemiskinan, ditambah lagi dengan terkena bencana, penderitaan mereka menjadi berlipat ganda. Bagi yang sudah lanjut usia atau mereka yang biasanya jarang berinteraksi dengan orang lain, mereka tidak bisa keluar mencari bantuan. Jadi, kita harus menghampiri mereka. Inilah yang perlu kita perkuat.
Belakangan ini, saya terus memikirkan keadaan di daerah bencana. Saya berharap semuanya dapat bersungguh hati. Saya berterima kasih kepada kalian yang sudah bekerja keras dalam misi bantuan bencana kali ini. Saya berharap sebagian relawan yang belum turun tangan juga dapat segera bergerak. Jumlah insan Tzu Chi sangatlah banyak. Dekatilah mereka satu per satu. Saya sering berkata bahwa kalian cukup menelepon dan mengajak mereka keluar untuk membantu.
Dalam menciptakan berkah bagi masyarakat, dibutuhkan jumlah orang yang banyak. Kita bukan kekurangan orang, tetapi kekurangan berkah. Jika satu orang mau turun tangan, ia menambah kekuatan dan berkah bagi dirinya. Saya sering mengatakan bahwa kita akan menuai apa yang kita tabur. Jika tidak berbuat, kita tidak akan memperoleh apa pun. Selama kita masih punya tenaga, hendaknya kita melayani sesama. Mungkin tubuh merasa lelah, tetapi hati akan terasa tenang dan damai.
Ketika turut membantu, kita bisa mendengar dan melihat bagaimana penderitaan orang lain. Saat memberikan tenaga, kita akan merasakan ketenangan batin. Terlebih lagi, apa yang kita tabur, itulah yang kita tuai. Saat membantu, kita akan memperoleh berkah. Jika melihat kesulitan orang lain tetapi tidak membantu, itu akan menjadi kerugian bagi diri sendiri.

Hendaknya kita semua senantiasa mengingat bahwa Tzu Chi berarti menyelamatkan dunia dengan welas asih. "Tzu" berarti cinta kasih dan welas asih; "Chi" berarti menyelamatkan dunia. Menyelamatkan dunia dengan welas asih sangatlah sesuai dengan nama kita. Hendaknya kita bersungguh hati. Kalian juga harus terus mencurahkan perhatian kepada saudara se-Dharma. Banyak di antara mereka sudah lanjut usia dan saya sangat mengkhawatirkan mereka.
Saudara se-Dharma tetaplah bagian dari masyarakat. Jika sampai hidup sebatang kara, mereka juga tidak berdaya. Dahulu, mereka pernah bersumbangsih bersama kita. Sekarang, ketika fisik mereka mulai melemah, mereka justru lebih membutuhkan dukungan kita. Jadi, sudut pandang kita perlu diubah. Jangan berpikir, "Mereka adalah orang kita sendiri, jadi tidak perlu bantuan kita."
Saya sering mendengar perkataan seperti itu. Itu tidaklah benar. Bukan karena mereka tidak punya uang, barulah harus kita bantu, melainkan karena mereka tidak lagi punya tenaga. Ketidakberdayaan itu disebabkan oleh tidak adanya keluarga di sisi mereka atau karena hubungan keluarga yang kurang harmonis sehingga tidak ada yang bisa mendampingi.
Singkat kata, selama mereka menghadapi kesulitan, kita harus membangkitkan semangat balas budi karena mereka pernah mendedikasikan diri di Tzu Chi. Bisa jadi, mereka pula yang mengajak kita menjadi bagian dari Tzu Chi. Sekarang, saat tubuh atau lingkungan mereka memiliki kekurangan, kita harus lebih memperhatikan mereka. Orang yang tidak kita kenal saja kita bantu, apalagi yang kita kenal. Jadi, hendaknya kita mengubah sedikit cara pandang.
Menghimpun kekuatan untuk menyelamatkan mereka yang menderita
Menggalakkan vegetarisme dan mempraktikkan kebajikan dengan ketulusan
Menolong semua makhluk dan menyelamatkan dunia dengan welas asih
Mencurahkan perhatian kepada saudara se-Dharma dan menciptakan berkah
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 22 September 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 24 September 2025