Ceramah Master Cheng Yen: Menggalang Hati dan Bersama-sama Melenyapkan Penderitaan

Kita bisa melihat bahwa Bodhisatwa Tzu Chi dari berbagai negara naik ke panggung untuk berbagi pengalaman. Kita juga melihat sepasang suami istri dari California Selatan yang menjadi relawan dokumentasi. Jika tak ada relawan dokumentasi, saya pun tak bisa melihat apa yang dilakukan relawan di negara mana pun.

Beruntung, di setiap negara ada relawan dokumentasi yang merekam semua kegiatan, barulah saya bisa melihatnya. Saya sangat berterima kasih kepada mereka. Terlebih lagi, sang istri pergi bekerja dan mendukung suaminya berfokus menjalankan Tzu Chi. Ini sangat luar biasa dan patut dipuji, saya sangat tersentuh.

Ada pula relawan yang sejak duduk di TK sudah mengenal Tzu Chi, lalu menjadi Tzu Shao dan Tzu Ching. Sekarang mereka kembali untuk dilantik. Sejak kecil hingga besar, mereka disirami dengan semangat keluarga besar Tzu Chi. Kebijaksanaan mereka bertumbuh dengan berjalan di Jalan Bodhisatwa. Saya berharap mereka dapat mengemban tanggung jawab untuk memikul bakul beras bagi dunia.

“Menyatakan berguru kepada Master merupakan awal dari bertumbuhnya jiwa kebijaksanaan saya. Kini saya kembali untuk dilantik. Ini merupakan awal dari tanggung jawab saya. Master berkata bahwa yang benar-benar harus semua orang lakukan sekarang adalah menapaki Jalan Bodhisatwa dengan mantap. Kami yang memiliki kemampuan bilingual dan mengenal dua kebudayaan, akan mengemban tanggung jawab untuk memikul bakul beras bagi dunia. Kami akan membantu Master menggalang lebih banyak Bodhisatwa dan menyebarkan Dharma di Amerika Serikat,” Relawan Tzu Chi Amerika Serikat berbagi kesan dan pengalaman.


“Kami alumni Tzu Ching Amerika Serikat berikrar kami akan lebih tekun dan bersemangat; menyebarkan Dharma di Amerika Serikat. Kami akan mengemban tanggung jawab untuk memikul bakul beras Tzu Chi. Sebagai wujud terima kasih atas kesungguhan hati Bibi dan Paman dalam mendampingi kami, kami akan melatih diri dengan tulus dan hormat; memberi persembahan dalam bentuk keharmonisan. Mohon Kakek Guru tidak khawatir. Tzu Chi Amerika Serikat akan mempraktikkan ikrar kami dengan penuh keyakinan,” sambungnya.

Mereka berikrar akan mengemban tanggung jawab untuk memikul bakul beras bagi dunia. Semoga kaum muda di negara mana pun dapat membangun ikrar agung seperti ini; tekun dan bersemangat serta melakukan tindakan nyata. Kehidupan manusia baru bernilai hanya jika digunakan untuk hal yang bermanfaat. Saya berharap semua orang memiliki kehidupan yang bernilai.

“Mohon membantu warga korban bencana kebakaran hutan di California. Terima kasih,” kata  Zhu Guan-hao, relawan Tzu Chi.

Melihat banyak warga korban bencana kebakaran hutan yang menderita, saya merasa sangat sedih. Ketika datang ke sini dan melihat banyak orang yang menyumbangkan uang, saya merasa sangat tersentuh karena saya merasakan ada banyak orang baik di dunia ini,” kata  Zhu Guan-hao, kata relawan Tzu Chi.

“Terima kasih.”

“Terima kasih.”

“Saya berusia 4 tahun,” kata Jiang Ruo-ning, murid Tzu Shao.

“Mengapa kita harus menggalang dana?”

“Untuk membantu orang yang membutuhkan,” jawab Jiang Ruo-ning.

“Saya berusia 5 tahun. Saya bersumbangsih untuk membantu warga korban bencana kebakaran hutan,” ujar Jeff, murid Tzu Shao.

Kebakaran hutan di California menyebabkan banyak orang terjebak dalam bahaya. Saya merasa ini merupakan sebuah kesempatan yang baik untuk menghimpun cinta kasih guna membantu orang yang membutuhkan. Akibat kebakaran hutan, warga korban bencana kehilangan segalanya. Saya tahu kalian datang dari San Francisco dan harus mengemudi mobil selama 3 jam. Saya juga ingin membantu warga korban bencana. Tzu Chi merupakan organisasi yang sangat baik. Jika organisasi ini tidak baik, saya juga tidak akan datang. Setiap orang di sini melakukan hal baik,” kata Zhang Yu-shan, relawan lokal.

Meski menggalang hati dan dana itu sulit, Bodhisatwa tetap menjalankan yang sulit dijalankan. Untuk menyucikan hati orang, jika kita tak menggalang hati dan dana, bagaimana bisa membimbing semua makhluk? Yang kita inginkan bukanlah uang. Donasi hanyalah sebuah cara agar orang-orang dapat mengenal Tzu Chi dan memberi mereka kesempatan untuk mengetahui bahwa uang yang dikumpulkan sedikit demi sedikit dapat membantu orang yang menderita di dunia.


Mereka bukan relawan Tzu Chi. Kita tak memiliki kesempatan untuk berbicara dengan mereka. Jadi, saya berharap dalam penggalangan dana, yang terpenting adalah menggalang hati dan menyucikan hati orang. Karena banyak bencana alam yang terjadi, maka kita tak boleh menunggu. Lihatlah, badai yang terjadi pada tahun lalu telah membawa kerusakan di beberapa pulau kecil, salah satunya adalah Sint Maarten. Pemulihan di sana sangatlah lamban. Inilah mengapa orang di seluruh dunia harus membantu mereka dengan cinta kasih.

Sebenarnya, Tzu Chi juga sedang merencanakan bagaimana membantu Sint Maarten agar warga setempat bisa memiliki lebih banyak kesempatan untuk pemulihan. Inilah yang sedang kita rencanakan sekarang.

“Setelah Badai Irma menerjang,saya kehilangan pekerjaan dan rumah saya. Namun, saya tak pernah kehilangan harapan. Master, saya berterima kasih atas berbagai dukungan dan cinta kasih Anda. Bisa datang untuk dilantik saat ini, saya merasa sangat terberkati. Saya berterima kasih atas segala hal yang telah Anda lakukan untuk dunia ini. Saya berjanji bahwa saya akan berusaha dengan segenap kemampuan saya untuk menyebarkan ajaran Master kepada setiap orang. Saya sangat berterima kasih kepada Anda dan mengasihi Anda,” kata Angela, relawan Tzu Chi.

Kita bisa melihat bahwa untuk kembali ke sini, bagi beberapa Bodhisatwa bukanlah hal mudah. Mereka harus meminjam uang untuk kembali ke sini. Entah berapa lama mereka harus melunasi pinjaman untuk perjalanan kali ini. Sebenarnya, Bodhisatwa dari beberapa negara juga seperti ini. Mereka meminjam uang untuk kembali ke sini.

Karena itu, orang yang memiliki berkah harus menyadari berkah. Meski kondisi ekonomi mereka tak begitu baik, mereka tetap sangat bersungguh hati dalam menjalankan Tzu Chi. Semangat seperti ini patut kita kagumi dan kita harus belajar dari mereka. Ini sangat tidak mudah.

Setiap kali pembagian beras, Xi-fang membagikan 3 gelas beras kepada penerima sambil berbagi Dharma. Berhubung sumber daya terbatas, setiap orang hanya mendapat 3 gelas beras. Gelas pertama, mulut bertutur kata baik. Gelas kedua, tubuh berbuat kebajikan. Gelas ketiga, batin berpikiran baik. Relawan membimbing mereka dengan cara seperti ini agar mereka semua bisa berjalan di arah yang benar. Dengan begitu, suatu hari nanti, Sint Maarten juga akan berubah menjadi sejahtera. Mari kita mendoakan mereka. Terima kasih.

Kita juga bisa melihat relawan dari Honduras. Bapak Jorge Chang memulai Tzu Chi di Honduras seorang diri. Namun, beliau sudah menginspirasi sekelompok warga lokal untuk kembali ke sini dan dilantik. Salah satu dari mereka menyumbangkan tanah untuk membangun kantor perwakilan Tzu Chi di sana. Dia berikar untuk sebisa mungkin membantu Tzu Chi.


Memang, kekuatan cinta kasih tak membeda-bedakan kaya atau miskin. Kita mulai menjalin jodoh dengan Meksiko sejak bantuan bencana gempa tahun lalu. Kita bisa melihat ada begitu banyak Bodhisatwa lokal yang muncul untuk membantu. Awal tahun ini, mereka datang ke Taiwan untuk menyatakan berguru kepada saya. Mereka membulatkan tekad untuk menjalankan Tzu Chi di Meksiko.

Sepanjang perjalanan ini, saya telah melihat mereka menjalankannya dengan mantap. Baik kunjungan kasih, membantu orang yang membutuhkan, maupun membantu orang yang menderita sakit, mereka sudah melakukannya. Jadi, dunia ini membutuhkan Tzu Chi yang menjalin jodoh dan menginspirasi orang-orang untuk mengembangkan kekuatan cinta kasih. Dengan adanya Bodhisatwa dunia, orang-orang dapat terbebas dari penderitaan dengan sendirinya.

 

Relawan muda membangun ikrar agung untuk mengemban tanggung jawab

Mengatasi banyak kesulitan untuk bertemu dengan Master

Membimbing semua makhluk dengan menggalang hati dan menghimpun cinta kasih

Membimbing orang untuk berjalan di jalan yang benar

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 25 November 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 27 November 2018

Editor: Khusnul Kotimah

Keindahan kelompok bergantung pada pembinaan diri setiap individunya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -