Ceramah Master Cheng Yen: Menggenggam Jalinan Jodoh untuk Terus Melangkah Maju


Sudah setengah bulan berlalu sejak saya memulai perjalanan kali ini. Setiap hari, saya mendengar para insan Tzu Chi berbagi kisah kehidupan mereka. Dengan terus terang, mereka berbagi tentang kekeliruan mereka di masa lalu. Saya sungguh memuji keberanian dan kejujuran mereka. Inilah pertobatan yang sesungguhnya.

Terhadap kekeliruan kita di masa lalu, kita hendaklah bertobat dengan jujur. Kita hendaknya bertobat di hadapan orang-orang, bukan di hadapan rupang Buddha karena jika bertobat di hadapan rupang Buddha, tidak ada orang yang mendengarnya.

Jika tidak ada orang yang tahu bahwa kita telah bertobat dan berikrar untuk memperbaiki diri, saat kita mengulangi kekeliruan kita, tidak ada orang yang akan mengkritik kita. Namun, saat pertobatan seseorang dilihat dan didengar oleh orang lain, dia akan selalu mengingatkan diri sendiri bahwa dia telah berikrar di hadapan orang-orang untuk memperbaiki diri. Berhubung orang-orang telah mendengar ikrarnya, dia tidak akan berani mengulangi kekeliruannya. Inilah manfaat dari penyaksian.

Berhubung orang-orang telah mengetahui kekeliruan kita dan menyaksikan kita berikrar untuk memperbaiki diri, kita hendaklah bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan jangan lagi berbuat keliru. Berulang kali berbuat keliru adalah kekeliruan besar. Siapa yang tidak pernah berbuat keliru? Semua orang pernah membangkitkan pikiran keliru dan melakukan perbuatan keliru.


Namun, kita hendaklah bersungguh hati menjaga tekad dan ikrar kita. Dengan menjaga tekad dan menjalankan ajaran, jalan ini akan menjadi sangat lapang. Ini merupakan penggalan Sutra. Setelah menyadari kekeliruan kita di masa lalu dan bertobat, kita harus segera berikrar untuk menapaki Jalan Bodhisatwa. Inilah ikrar kita semua.

Di Tzu Chi, kita menjalankan misi Tzu Chi. Selain mengembangkan karier masing-masing, kalian juga menjalankan misi Tzu Chi. Dalam menjalankan misi Tzu Chi, kalian harus menjaga tekad dan menjalankan ajaran agar jalan kalian menjadi lapang. Jika kita dapat menjaga tekad dan menjalankan ikrar kita, sepanjang apa pun Jalan Bodhisatwa ini, kita pasti bisa mencapai tempat tujuan kita.

Tentu saja, para Buddha dan Bodhisatwa telah melatih diri dalam jangka panjang dari kehidupan ke kehidupan setelah membangun tekad. Jalan Bodhisatwa yang sangat panjang adalah jalan yang harus kita tapaki. Jalan yang sangat panjang dan tidak berujung ini hendaklah kita tapaki dari kehidupan ke kehidupan.

Saya masih ingat pada masa-masa awal, para relawan Tzu Chi senior di Hsinchu perlahan-lahan membantu saya mengembangkan Tzu Chi di Hsinchu. Saat itu, di atas lahan ini terdapat sebuah pabrik yang sederhana. Insan Tzu Chi yang sangat menghargai berkah memperbaiki pabrik yang bocor itu. Demikianlah kita memiliki sebuah kantor yang sederhana di Hsinchu.


Seiring berjalannya waktu, kini kita memiliki Aula Jing Si yang agung ini. Lingkungan di sekitar sini juga selalu sangat bersih. Saat duduk di sini, kita bisa melihat cahaya lampu yang sangat cemerlang. Cahaya lampu yang cemerlang ini mengingatkan saya akan kunang-kunang yang memancarkan cahaya dari perut bagian bawah dan bagian kepalanya gelap.

Insan Tzu Chi di Hsinchu juga telah melangkah dari kegelapan ke kecemerlangan, dari tidak ada jalan hingga jalannya rata, dan dari kantor yang sederhana hingga menjadi Aula Jing Si seperti ini. Jadi, kita hendaklah bersyukur atas pencapaian kita seiring berlalunya waktu.

Kita juga harus bersyukur telah menggenggam waktu untuk bersumbangsih. Kita hendaklah merekrut Bodhisatwa dunia. Mari kita menggunakan kesungguhan hati, cinta kasih, dan kebijaksanaan untuk menginspirasi lebih banyak orang menapaki Jalan Bodhisatwa bersama.

Saya juga mendengar bahwa kalian menjangkau Wufeng yang berada di ketinggian lebih dari seribu meter di atas permukaan laut. Kalian mengantarkan barang bantuan dan mencurahkan perhatian ke sana tanpa takut bekerja keras. Warga kurang mampu di sana membutuhkan bantuan dan perhatian kita.

Bodhisatwa muncul karena adanya makhluk yang menderita. Kalian bersumbangsih tanpa takut bekerja keras demi makhluk yang menderita. Saya ingin memberi tahu kalian bahwa tidak ada pujian yang dapat mengungkapkan kekaguman dari lubuk hati saya pada kalian. Jadi, asalkan sesuatu itu benar, kita harus menggenggam waktu untuk melakukannya.


Meski hanya duduk di sini untuk memberi ceramah, saya juga harus menguras energi saya. Tadi, saya merasa seakan-akan terjadi gempa bumi sehingga saya tidak bisa duduk dengan stabil dan harus bersandar sejenak.

Saya telah menguras energi saya demi berkunjung ke sini. Saya berharap kalian dapat menggenggam jalinan jodoh. Apa yang saya katakan pada kalian sekarang adalah kebenaran sejati. Begitu pula dengan yang saya katakan dahulu.

Dalam puluhan tahun ini, saya yakin kalian tak pernah berhenti mempraktikkan apa yang saya ajarkan. Kalian hendaklah mempertahankan kesungguhan dan ketulusan kalian. Selain menjalankan misi Tzu Chi sendiri, kalian juga harus mewariskan misi Tzu Chi kepada generasi penerus kalian. Yang terbaik ialah mewariskan kebajikan dalam keluarga sendiri dari generasi ke generasi.

Kita hendaklah maju selangkah demi selangkah dengan mantap di jalan yang benar.  

Semua orang pernah membangkitkan pikiran keliru
Bertobat dan berikrar untuk memperbaiki diri di hadapan orang-orang
Menjaga tekad untuk membentangkan jalan yang lapang
Menggenggam jalinan jodoh untuk terus melangkah maju

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 18 November 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 20 November 2021
Meski sebutir tetesan air nampak tidak berarti, lambat laun akan memenuhi tempat penampungan besar.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -