Ceramah Master Cheng Yen: Menggenggam Waktu untuk Mengembangkan Berkah dan Kebijaksanaan


“Murid-murid Jing Si dari Hexin Barat Laut, California Utara telah pulang.”

Pasti senang sekali rasanya bisa pulang.

“Jalinan jodoh sungguh luar biasa. Mengingat kembali perjalanan Tzu Chi di California Utara, pada sekitar tahun 1989, relawan yang dikenal sebagai ‘Nenek Lembah Silikon’ terinspirasi oleh ajaran Master dan mulai melakukan kegiatan Tzu Chi di garasi rumahnya. Saya beruntung dapat turut berpartisipasi,” kata Xie Ming-jin Ketua Tzu Chi California Utara.

“Pada tahun 1993, Kantor perwakilan Tzu Chi resmi didirikan di San Jose. Tiga puluh tahun telah berlalu sejak saat itu. Hingga kini, sudah 12 kantor perwakilan didirikan di wilayah California Utara. Kami sangat berterima kasih kepada Master yang telah menabur sebutir benih cinta kasih yang unggul dan berisi bagi California Utara pada saat itu,” lanjut Xie Ming-jin.

“Melihat kakak-kakak relawan yang telah bekerja sama selama 30 tahun ini, saya sadar bahwa Nenek tidak pernah meninggalkan kami dan cinta kasihnya selalu bersama kami. Kami akan selalu mengingat nasihat Nenek untuk memberi Master persembahan berupa keharmonisan, selalu rajin, berhemat, dan melangkah dengan mantap. Kami akan terus mengikuti langkah Master. Dengan cinta kasih yang terus berlanjut, kami akan menyambut 30 tahun kedua yang lebih cemerlang,” pungkas Xie Ming-jin.

Jalinan jodoh memang sungguh luar biasa. Tzu Chi telah hadir di California Utara selama 30 tahun dan jalinan kasih yang istimewa sudah terjalin di antara kita. Waktu terus berlalu dan usia kita pun terus menua. Waktu telah membawa pergi segalanya dari kita. Tidak hanya kalian saja, saya pun demikian. Waktu telah membawa pergi segala suka, duka, pertemuan, dan perpisahan di masa lalu. Lalu, apakah dunia masih tetap sama di masa depan? Saya beri tahu kalian semua, ya, masih tetap sama. Jawaban ini sudah pasti karena demikianlah dunia.

“Kami para murid Jing Si dari San Jose akan terus mewariskan semangat Nenek Lembah Silikon dengan menyayangi setiap relawan di komunitas kami. Kami akan menjalankan kegiatan Tzu Chi dengan sukacita bersama anak-anak kami,” kata Zhang Yong-han relawan Tzu Chi.


Dahulu, ada banyak orang yang berdedikasi menjalankan Tzu Chi. Belakangan ini, saya selalu teringat akan sekelompok orang ini, tetapi sebagian besar dari mereka telah meninggal dunia. Ini sudah terjadi dan telah berlalu begitu lama, tetapi entah mengapa saya selalu teringat akan mereka. Begitu pula dengan hal-hal yang telah berlalu. Sesungguhnya, hal-hal kecil di masa lalu menjadi awal mula berdirinya Tzu Chi.

Belakangan ini, saya selalu bersyukur atas munculnya ide berdonasi 50 sen. Ini terus muncul di benak saya saat ini. Ketika orang-orang mulai mendonasikan 50 sen dan melakukannya secara terus menerus, betapa banyak perbuatan baik yang berhasil dilakukan. Salah satu contohnya ialah bantuan bencana Gempa 921. Saat itu, relawan Tzu Chi segera bergerak. Pagi-pagi sekali, para relawan sudah menyediakan sarapan di lokasi bencana. Demikianlah relawan Tzu Chi bagai Bodhisatwa yang bermunculan dari dalam bumi. Mereka segera membuat perencanaan untuk membangun hunian sementara, membagikan bantuan, dan menyediakan makanan tiga kali sehari.

Ketika terjadi bencana Gempa 921, jumlah relawan Tzu Chi tidak sebanyak sekarang. Sekarang, kita memiliki banyak relawan karena banyak orang yang datang membantu dalam Gempa 921. Selama beberapa tahun itu, banyak orang bergabung menjadi relawan Tzu Chi. Orang-orang sering mengatakan bahwa tanpa melewati kesulitan, kebijaksanaan tak akan bertumbuh. Di Tzu Chi, tanpa adanya kejadian itu, banyak hal tidak akan terwujud. Jadi, Tzu Chi memiliki banyak Bodhisatwa dunia.


Insan Tzu Chi telah melakukan banyak hal yang perlu dilakukan di Taiwan. Tanpa sumbangsih para relawan, kita tidak mungkin bisa melakukan begitu banyak hal. Bukan hanya saat Gempa 921, begitu juga saat Topan Morakot melanda. Inilah sebabnya saya mengingat banyak peristiwa. Saya selalu berpesan kepada semua orang untuk menginventarisasi nilai kehidupan. Saya berharap para relawan senior yang telah memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun dapat mengingat kembali semua kegiatan Tzu Chi yang telah dilakukan hingga sekarang.

Ada banyak sekali cerita yang dapat dituliskan. Makin banyak pengalaman yang dimiliki relawan, makin banyak pula cerita yang mereka miliki. Meski pada awalnya kita hanya melakukan hal-hal kecil, tetapi hal-hal kecil inilah yang memperkaya kehidupan kita dan mematangkan jalinan jodoh seperti saat ini. Jadi, kita tidak boleh meremehkan hal-hal kecil ini.

“Tim roti kami telah melayani selama hampir 20 tahun. Cinta kasih kami tak pernah padam. Di Amerika Serikat, roti yang baru dibuat harus dijual di hari yang sama. Jadi, setiap hari toko roti harus membuang roti yang tidak habis terjual. Master mengajari kita untuk menghargai sumber daya alam. Jadi, relawan dari tim roti menghabiskan waktu setiap malam untuk mengumpulkan dan memilah roti yang tidak habis terjual. Keesokan paginya, mereka akan mengirimkan roti tersebut kepada orang-orang yang membutuhkan,” kata Chen Yi-ling relawan Tzu Chi.

“Kini, tim ini telah memiliki 10 rute. Ini seperti yang dikatakan Master tentang kunang-kunang yang bersinar cemerlang di malam hari. Meski sinar dari seekor kunang-kunang sangat lemah, tetapi jika berkumpul, mereka dapat membentuk sinar terang yang dapat menerangi dunia dan memberikan kehangatan bagi tempat yang membutuhkan,” pungkas Chen Yi-ling.


Mari kita bersyukur atas kedamaian dan keamanan yang telah kita lalui. Kita hendaknya waspada terhadap masa depan karena kehidupan ini tidaklah kekal. Kita harus menggenggam saat ini dengan baik. Di Tzu Chi, kita berkesempatan untuk menciptakan berkah. Jadi, kita harus mengingatkan diri sendiri agar tidak membangkitkan niat yang salah.

Relawan Tzu Chi harus menciptakan berkah dan jangan sampai menghilangkan atau menutupi hakikat kebuddhaan dalam diri kita. Jika kita membiarkan kegelapan batin menutupi hakikat kebuddhaan dalam diri kita, niat baik untuk menciptakan berkah juga akan tertutupi. Lalu, bagaimana kita bisa menciptakan berkah? Kita perlu menggunakan kebijaksanaan. Ketika memiliki berkah, kita harus segera menciptakan berkah kembali. Jika memiliki kebijaksanaan, kita harus segera bersumbangsih. Jadi, saya sering berpesan agar kita semua mengembangkan berkah dan kebijaksanaan sekaligus.

Kita semua adalah orang-orang yang dipenuhi berkah. Kita bukan membandingkan siapa yang memiliki lebih banyak uang. Kita tidak melakukan perbandingan seperti itu. Bagi saya, bersumbangsih dengan cinta kasih adalah hal yang paling penting. Ini bukan tentang berapa banyak donasi Anda, melainkan tentang sumbangsih dengan cinta kasih dan hati yang tulus. Masih banyak hal yang ingin saya lakukan. Yang saya harapkan adalah semangat yang tak berwujud.

Saya berharap para relawan dapat bersatu hati untuk melakukan apa yang ingin saya lakukan. Inilah wujud persembahan yang abadi dan dari kehidupan ke kehidupan. Kita melakukan ini dari kehidupan ke kehidupan karena Jalan Bodhisatwa adalah jalan yang abadi. 

Bodhisatwa dunia membimbing semua makhluk yang tak terhingga
Kenangan dan rasa syukur terukir di dalam hati
Menggenggam waktu untuk berbuat baik dan membangkitkan hakikat sejati
Mengembangkan berkah dan kebijaksanaan di Jalan Bodhisatwa selamanya 

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 22 Oktober 2023
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Felicia
Ditayangkan Tanggal 24 Oktober 2023
Mendedikasikan jiwa, waktu, tenaga, dan kebijaksanaan semuanya disebut berdana.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -