Ceramah Master Cheng Yen: Menghapus Kegelapan Batin dengan Kemurnian, Keindahan, dan Kebajikan


Mari kita mengenang bagaimana Tzu Chi bersumbangsih bagi dunia dahulu. Pada 20-an hingga 30-an tahun yang lalu, ada banyak bencana yang terjadi di seluruh dunia. Bagaimana Tzu Chi menyalurkan bantuan saat itu? Selama beberapa waktu itu, ada sebagian orang yang mengkritik bahwa Tzu Chi hanya membantu negara lain. Namun, kita tetap menenangkan pikiran dan menganggap kritikan sebagai faktor pendukung untuk meningkatkan kewaspadaan.

Kini, saya malah bersyukur karena tanpa kritikan pada saat itu, perahu cinta kasih Tzu Chi mungkin tidak bisa tahan badai seperti sekarang. Jadi, saya senantiasa bersyukur. Sungguh, hal yang saya syukuri sangatlah banyak. Kita harus terus menyiarkan kebenaran. Dalam melakukan segala sesuatu, kita harus sungguh-sungguh. Saya selalu menjadikan kesungguhan sebagai prinsip hidup saya. Saya selalu mengingatkan diri sendiri untuk membina kemurnian dan ketulusan. Demikianlah prinsip hidup saya.

Kita juga harus bersungguh-sungguh. Jadi, kita harus memiliki kemurnian, kesungguhan, dan ketulusan. Selain kesungguhan dan ketulusan, kita juga harus memiliki kebajikan. Sepanjang perjalanan ini, setiap langkah kita adalah langkah kebajikan. Kita mengambil setiap langkah dengan hati yang bajik dalam menapaki Jalan Bodhisatwa. Kini, kita makin perlu mempraktikkan kebajikan dan memperluas jangkauan misi amal.


Kini, bantuan kita telah menjangkau lebih dari 100 negara dan wilayah. Insan Tzu Chi telah tersebar di berbagai negara. Di negara tempat tinggal mereka, benih-benih Tzu Chi telah berakar, berbunga, dan berbuah. Jadi, terdapat insan Tzu Chi dari berbagai suku bangsa di seluruh dunia. Untuk itu, saya sangat bersyukur. Karena itu, kita harus bersumbangsih dengan tulus dan mempraktikkan kebajikan tanpa pamrih. Kita tidak memiliki pamrih karena memiliki cinta kasih agung. Inilah cinta kasih tanpa pamrih.

Dalam kunjungan sebelumnya ke Kompleks Tzu Chi Guandu, saya melihat para staf badan misi budaya humanis kita bekerja di sana. Saya yakin kapan dan siapa pun yang berkunjung untuk melihat kita bekerja dan berbincang-bincang dengan kita, mereka akan sangat tersentuh. Bagaimanapun suasana hati mereka saat datang, setelah masuk ke dalam, mereka secara alami akan merasa tenang.

Tempat tersebut memberikan kesan elegan. Meski terdapat banyak orang di sana, tetapi keeleganannya tetap terasa. Berhubung suasananya sangat hening, orang-orang pun dapat berbincang-bincang dengan tenang. Jadi, kunjungan saya ke Kompleks Tzu Chi Guandu kali ini sungguh membuat saya tersentuh.

Kesungguhan para staf kita telah memperindah tempat tersebut. Lingkungan kita sangat elegan dan para staf kita memiliki hati yang murni tanpa pamrih. Saat pergi ke sana, kita secara alami bisa merasakan keeleganan dan kemurnian. Inilah budaya humanis yang sesungguhnya. Kita mempraktikkan budaya humanis secara nyata, bukan sekadar membahasnya. Jadi, kita menunjukkan kebenaran, kesungguhan, kebajikan, dan keindahan. Saya sungguh sangat bersyukur.


Kalian adalah Bodhisatwa yang sesungguhnya. Saya sangat bersyukur pada kalian. Kita harus membawa diri dengan kebijaksanaan. Setiap orang memiliki kebijaksanaan hakiki. Kita semua memiliki sifat hakiki yang murni. Dengan sifat hakiki yang murni atau kebijaksanaan ini, kita bisa mencapai kesadaran yang setara dengan Buddha. Hanya saja, sebagai makhluk awam, kita selalu membiarkan sifat hakiki kita diselimuti kegelapan batin.

Saat orang-orang yang diselimuti kegelapan batin berkunjung ke Kompleks Tzu Chi Guandu, mereka secara alami dapat menyelaraskan pikiran dan menghapus kegelapan batin sendiri. Jadi, Kompleks Tzu Chi Guandu bagaikan tanah suci yang penuh dengan Dharma. Jadi, kita harus lebih bersungguh-sungguh untuk mewujudkan kebajikan dan keindahan. Inilah kebijaksanaan dalam membawa diri. Kita hendaknya menjadi media massa yang menyiarkan kebenaran dengan kebijaksanaan. Dengan demikian, barulah kita bisa disebut bernilai.

Belakangan ini, saya sering berkata bahwa kita harus mengembangkan nilai kehidupan. Untuk itu, kita harus memiliki kualitas dan karakter. Kualitas sangatlah penting. Kualitas ini tidak ternilai. Kita harus mengembangkan nilai yang tak terhingga. Kita hendaknya menggenggam waktu untuk menjadi orang baik yang bertutur kata dan berbuat baik. Dengan berbuat baik dan menuju arah yang benar, kita akan berlapang hati dan berpikiran murni. Dengan demikian, kita tidak akan tertekan. Inilah yang disebut melapangkan hati hingga seluas alam semesta.


Tanpa memandang batasan negara, di mana pun orang yang membutuhkan berada, kita akan menyalurkan bantuan ke sana. Jadi, kita tidak memandang perbedaan negara dan suku. Inilah yang sering saya katakan, yaitu melapangkan hati hingga seluas alam semesta. Jika bisa demikian, kita akan terbebas dari noda batin. Hati yang murni tidak berwujud, tetapi ia sangat lapang dan tidak bertepi. Inilah kebijaksanaan yang sesungguhnya.

Saya berharap misi budaya humanis kita dapat membimbing orang-orang menapaki jalan kebenaran dan menunjukkan arah pada mereka. Kita tidak memandang perbedaan agama. Kita menginspirasi orang-orang untuk bergabung dengan kita. Terhadap orang yang berbeda keyakinan, kita juga menghormati mereka. Ada banyak kisah yang tidak habis untuk dibagikan. Detik demi detik pun terus berlalu. Terima kasih, Bodhisatwa sekalian. Saya bersyukur kepada para relawan dokumentasi dan staf badan misi budaya humanis kita. Saya juga mendoakan kalian.    

Menapaki jalan kebenaran dengan ketulusan, keyakinan, dan kesungguhan
Menghapus kegelapan batin dengan kemurnian, keindahan, dan kebajikan
Membangkitkan kebijaksanaan hakiki dengan sikap tanpa pamrih
Membina kemurnian pikiran dan melapangkan hati hingga seluas alam semesta

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 22 September 2023
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Felicia
Ditayangkan Tanggal 24 September 2023
Hanya orang yang menghargai dirinya sendiri, yang mempunyai keberanian untuk bersikap rendah hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -