Ceramah Master Cheng Yen: Menghargai Jalinan Jodoh dan Menciptakan Berkah lewat Praktik Nyata

 

“Pencapaian Tzu Chi Cabang Sinar Mas sungguh berkat jalinan jodoh yang sangat istimewa. Setelah orang tua saya kembali ke Hualien untuk menemui Master, terjadilah kerusuhan di Indonesia. Kemudian, kami membagikan 100 ribu paket barang bantuan kepada TNI dan polisi,”
kata Franky Oesman Widjaja, Wakil ketua Tzu Chi Indonesia.

“Tahun lalu, jumlah penerima bantuan jangka panjang Yayasan Tzu Chi Indonesia mencapai 5.845 kasus,” kata Rina, Staf Divisi Bakti Amal Tzu Chi Indonesia.

Inilah praktik nyata ajaran Buddha di dunia. Buddha mencapai pencerahan agung demi membimbing orang-orang di dunia ini agar tak hanya mengasihi diri sendiri. Anda, saya, dan dia, semuanya bersedia bersumbangsih tanpa pamrih. Bukankah ini berkat adanya cinta kasih yang tak terbatas dan seluas alam semesta?

Sulit untuk menemukan kata-kata yang lebih baik untuk mendeskripsikan cinta kasih ini. Setiap orang memiliki cinta kasih dan kita telah mengerahkan cinta kasih kita serta menciptakan atmosfer yang positif. Saya sangat bersyukur. Hati saya selalu dipenuhi rasa syukur. Ini bukan sekadar kata-kata. Bukankah ini yang ingin saya wujudkan di dunia ini?

Dahulu, bukankah Buddha datang ke dunia ini juga demi satu tujuan agung? Buddha mengajari kita bahwa semua orang setara dengan Buddha. Apakah yang membuat kita setara dengan Buddha? Cinta kasih. Cinta kasih kita tidak terbatas. Dengan berpegang pada cinta kasih ini, saat berhimpun untuk bersumbangsih bersama, kita selalu merasa sukacita, tenang, dan bahagia.


Para pengusaha yang berhimpun juga saling memotivasi dan bersumbangsih dengan cinta kasih. Saat berhimpun, kalian tidak pernah berpikir, "Saya akan mengembangkan bisnis saya hingga lebih besar dan lebih maju dari bisnismu." Membanding-bandingkan seperti ini tidak akan ada habisnya. Jadi, hendaklah kita bersumbangsih tanpa pamrih, saling memotivasi, dan menjadi orang baik yang bertutur kata baik.

Baik Yesus Kristus maupun Buddha Yang Maha Sadar, Mereka bersumbangsih bagi umat manusia dan dunia dengan sukacita, sukarela, dan tanpa pamrih. Meski harus bersusah payah, kita selalu bersumbangsih dengan sukacita dan sukarela. Bagaimana cara mengungkapkan rasa sukacita, sukarela, dan cinta kasih dalam bersumbangsih?

Cara terbaik untuk mengungkapkannya telah kalian lakukan. Kalian membantu orang yang menderita dan kekurangan agar mereka tidak kelaparan. Kalian juga memperbaiki rumah yang rusak, membantu orang yang jatuh sakit, dan lain-lain. Ada banyak penderitaan yang tak habis untuk diceritakan.

Kita telah menciptakan berkah demi berkah dengan membantu orang-orang yang membutuhkan. Tentu saja, bantuan materi sebanyak apa pun tidak bisa menjamin masa depan para penerima bantuan. Kita juga harus memberikan bimbingan atau edukasi. Selain memberikan bantuan materi, kita juga harus membimbing mereka.


“Awalnya, saya berpikir bahwa relawan tidak diupah dan pasti sangat sulit diatur, tidak seperti karyawan yang selalu menuruti kata-kata saya. Namun, setelah mengemban misi di Tzu Chi, saya mendapati bahwa asalkan kita membuka mulut, mereka pasti bersedia memberikan dukungan,”
kata Mulyady Salim, relawan Tzu Chi.

“Saya pernah mengunjungi seorang lansia yang rumahnya penuh dengan tumpukan sampah. Karena merasa bahwa harga barang daur ulang terlalu rendah, beliau enggan menjualnya. Kami merendahkan hati, perlahan-lahan membujuknya, bahkan membeli barangnya dengan uang sendiri hanya demi membersihkan rumahnya,” lanjut Mulyady Salim.

Mulyady Salim melanjutkan “Dahulu, saat menolong orang lain, saya merasa bahwa saya menolong mereka karena saya hebat. Namun, setelah bergabung dengan Tzu Chi, saya mulai belajar untuk merendahkan hati, membungkukkan badan, dan makin bisa berempati.”

“Setelah menjadi ketua Heqi, saya belajar untuk tulus memperlakukan orang lain dan berbuat baik. Saya sangat bersyukur setelah bergabung dengan Tzu Chi, saya dapat belajar untuk menjadi orang yang lebih baik,” pungkas Mulyady Salim.


Asalkan ada tekad dan ikrar, pasti akan ada kekuatan. Ketika kondisi dunia tidak baik, kehidupan orang-orang pasti menderita. Ketika orang-orang bersumbangsih tanpa pamrih, itulah kondisi terbaik.

Bodhisatwa sekalian, saya tidak tahu bagaimana mengungkapkan pemikiran saya. Namun, saya ingin memberi tahu kalian bahwa semua perbuatan kalian sudah benar. Seluruh sumbangsih kalian bagi dunia dan masyarakat adalah hal yang benar. Melakukan hal yang benar bagaikan berjalan dengan langkah yang mantap. Saat satu kaki melangkah maju, kaki yang lain harus ikut melangkah. Demikianlah seterusnya. Asalkan sesuatu itu benar, lakukan saja.

Saya tidak tahu apa lagi yang bisa saya katakan pada kalian. Saya hanya berharap kalian bisa terus melangkah maju ke arah yang sama seperti sekarang dengan lebih tekun dan bersemangat. Tidak peduli berapa panjang usia kehidupan kita, kita harus maju selangkah demi selangkah dengan mantap untuk mengembangkan nilai kehidupan kita.

Berkat berkah dari kehidupan lampau dan jalinan jodoh dari kehidupan sekarang, barulah kita semua bisa berhimpun. Mari kita saling memotivasi untuk melangkah maju karena dunia ini sangat membutuhkan kita. Perjalanan kita masih sangat panjang. Asalkan menciptakan dan memupuk berkah, kita akan dipenuhi berkah dari kehidupan ke kehidupan.

Kita harus menciptakan berkah bagi dunia dari kehidupan ke kehidupan. Inilah yang disebut Yang Maha Sadar. Untuk mencapai tataran Yang Maha Sadar, kita harus mulai melangkah di Jalan Bodhisatwa. Kalian telah bersumbangsih di Jalan Bodhisatwa dengan tekun dan bersemangat.

Jalan menuju pencerahan terdapat di alam manusia
Bersumbangsih dengan cinta kasih agung yang tak terbatas
Memberi dengan sukarela dan sukacita tanpa membeda-bedakan
Menghargai jalinan jodoh dan menciptakan berkah lewat praktik nyata 

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 23 Oktober 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 25 Oktober 2025
Orang yang berjiwa besar akan merasakan luasnya dunia dan ia dapat diterima oleh siapa saja!
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -