Ceramah Master Cheng Yen: Menghimpun Cinta Kasih dan Menjaga Kelestarian Lingkungan


“Sejak tahun 1990, ketika Master mengimbau orang-orang untuk melakukan daur ulang dengan kedua tangan yang bertepuk, saya sudah mulai mempromosikannya di komunitas. Di sekitar SD Ziqiang, kami mempromosikan pelestarian lingkungan di 15 jalan dan membentuk 33 titik daur ulang. Depo daur ulang di SD Ziqiang, Zhonghe menjadi depo daur ulang besar pertama di seluruh Taiwan saat itu. Kami selalu melakukan daur ulang hingga pukul 4 atau 5 sore,”
kata Wu Yan-xue, relawan Tzu Chi.

“Di tengah tumpukan barang daur ulang yang berantakan, kami belajar untuk melakukan pemilahan dengan hati yang tenang dan sabar. Dalam pembongkaran berbagai jenis barang, kami juga mendapati bahwa barang-barang dengan bentuk dan fungsi yang sama bisa dirakit dengan berbagai cara yang berbeda-beda. Begitu pula dengan kondisi kehidupan yang beragam. Saat menghadapi kesulitan, kita harus menghadapinya dengan sikap yang benar, sehat, dan masuk akal,” kata Lin Qiang-xiang, relawan Tzu Chi.

Mendengar pengalaman relawan daur ulang, saya bagai membaca kitab pelestarian lingkungan. Kitab pelestarian lingkungan ini adalah permata yang harus kita praktikkan di era yang penuh kekeruhan ini. Ada tiga permata, yakni Buddha, Dharma, dan Sangha. Buddha membabarkan Dharma di dunia, Sangha bertanggung jawab untuk menyebarkan ajaran Buddha, dan umat perumah tangga menerima dan mempraktikkannya di tengah masyarakat.

Tanpa para umat perumah tangga, menyebarkan ajaran Buddha di tengah masyarakat sangatlah sulit. Kalian bukan hanya menyebarkan Dharma lewat mulut, tetapi juga mempraktikkannya secara nyata. Kalian mempraktikkan Dharma hingga bisa dilihat oleh orang-orang dan menyentuh hati mereka. Ketika hati mereka tersentuh dan keyakinan mereka terbangkitkan, mereka akan merespons seruan kita dan berhimpun. Tindakan kita telah membangkitkan keyakinan orang-orang sehingga ketika diajak, semuanya bersedia untuk berhimpun.


Salah satu dari Empat Misi Tzu Chi ialah misi amal. Kalian telah mengunjungi warga kurang mampu. Saat mencurahkan perhatian kepada keluarga yang membutuhkan dan orang yang jatuh sakit, kita mendapati bahwa rumah mereka sangat kotor. Saya sangat bersyukur melihat kalian membantu membersihkan rumah yang kotor dan memperbaiki rumah yang mengalami kerusakan.

Kini, banyak warga lansia yang hidup sebatang kara. Mereka bukan mengalami kesulitan hidup, melainkan kesepian. Karena itulah, kita menyediakan perawatan jangka panjang. "Saya akan sering menjagamu dan kamu pun harus sering memperhatikan saya." Jadi, semuanya saling memperhatikan. Ini bukan masalah finansial, melainkan kesehatan jiwa dan raga. Dengan adanya perawatan jangka panjang di komunitas, warga lansia akan memiliki teman bicara. Karena itu, kini saya sangat memandang penting hal ini.

Ladang pelatihan kita harus dilengkapi dengan perawatan jangka panjang. Contohnya, depo daur ulang kita. Para relawan lansia dapat menggerakkan tangan dan otak mereka sambil mengobrol satu sama lain. Daripada mengucapkan kata-kata yang tidak benar, lebih baik kita menyebarkan ajaran Buddha dan mengimbau orang-orang berbuat baik. Jadi, kaum lansia ialah permata.

Jika dapat mengubah sampah menjadi emas, kita tentu dapat membina hati dan kebijaksanaan kita agar kembali pada hati dan kebijaksanaan Buddha. Buddha memberi tahu kita bahwa hati, Buddha, dan semua makhluk pada hakikatnya tiada perbedaan. Kita memiliki hati yang sama dengan Buddha, yaitu hati yang penuh cinta kasih. Kita berpikiran benar dan berbuat benar dengan cinta kasih agung yang murni tanpa noda.


Kita melakukan daur ulang bukan hanya demi menyucikan hati manusia, tetapi juga menyelamatkan Bumi dari pencemaran. Berhubung tinggal di Bumi dan mengandalkan Bumi untuk bertahan hidup, kita harus tahu bahwa pencemaran ada di mana-mana tanpa kita sadari. Karena itulah, saya berkata bahwa kekuatan karma tidak dapat dihentikan dan tidak terlihat.

Banyak aktivitas manusia yang merusak Bumi. Seiring meningkatnya populasi manusia, demi memenuhi nafsu makan manusia, hewan-hewan pun diternakkan. Hewan juga bernapas dan menghasilkan kotoran. Jadi, hewan-hewan ini terlebih dahulu mencemari bumi, baru dikonsumsi oleh manusia. Ini dapat melukai hati kita. Saya menyebutnya "luka hati yang mendalam". Hati dan kebijaksanaan kita telah terluka, tetapi kita tidak menyadarinya.

Demi memenuhi nafsu makan, manusia menernakkan banyak hewan sehingga menimbulkan pencemaran bagi udara dan bumi. Pembukaan lahan peternakan juga merusak hutan. Dalam hal ini, kita harus berintrospeksi. Sesungguhnya, biji-bijian dan sayuran memiliki aromanya sendiri. Setiap hari, saat makan, kita bisa mencium aroma dari bayam jepang, seledri, kangkung, dan bayam yang kita makan. Setiap memakan sayur tertentu, kita harus mengingat nama dan aromanya.

Kita hendaknya bersyukur atas berbagai jenis sayur yang memiliki aromanya masing-masing, dapat kita konsumsi, dan bermanfaat bagi kesehatan kita. Bisakah kita tidak bersyukur? Karena itulah, saya berkata bahwa dalam keseharian, kita hendaknya senantiasa membina rasa syukur.


Kerajinan tangan berbentuk kaki ini sering diletakkan di atas meja. Ke mana pun saya pergi, kedua kaki ini selalu ikut. Di kedua kaki ini tertulis, "Dengan tahu berpuas diri, kita akan senantiasa berbahagia." Hanya diri sendiri yang tahu kebahagiaan dari berpuas diri. Apa yang membawa kebahagiaan terbesar dalam hidup ini? Tahu berpuas diri. Dengan tahu berpuas diri, kita akan tahu untuk bersyukur. Dengan bersyukur satu sama lain, kita bagaikan hidup di tanah suci. Meski dunia ini penuh dengan kekeruhan, kita bisa mengubahnya menjadi tanah suci.

Menjalankan pelestarian lingkungan dan menjaga warga lansia sebatang kara
Mengaktifkan otak dan pikiran serta menghimpun cinta kasih
Karma buruk akibat nafsu keinginan menimbulkan kerusakan bagi
Bumi Senantiasa berbahagia dengan tahu berpuas diri dan menjaga kelestarian lingkungan

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 25 Juni 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 27 Juni 2025
Berbicaralah secukupnya sesuai dengan apa yang perlu disampaikan. Bila ditambah atau dikurangi, semuanya tidak bermanfaat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -