Ceramah Master Cheng Yen: Menghimpun Kebajikan Demi Menyelaraskan Dunia

Ketidakselarasan iklim membuat bencana alam semakin sering terjadi. Para ahli klimatologi dan para ilmuwan kembali menyatakan bahwa fenomena El Nino belum berlalu. Pada setengah tahun pertama 2016, diperkirakan fenomena El Nino akan menguat. Ini sungguh mengkhawatirkan. Prediksi para ilmuwan tentu tidak bisa kita abaikan. Kini, masalah yang ada bukan hanya perubahan iklim melainkan juga bencana akibat ulah manusia yang menimbulkan gelombang pengungsi. Para pengungsi harus mempertaruhkan nyawa untuk menyeberang ke negara lain. Melihatnya, saya merasa sangat sedih. Begitulah kehidupan manusia. Demi bertahan hidup, mereka harus mengungsi. Ada pula orang yang demi bertahan hidup harus membanting tulang dan melakukan pekerjaan yang berbahaya.

Kita melihat sebuah tambang di Shandong runtuh sekitar sebulan yang lalu. Tim penyelamat sudah dikerahkan selama 36 hari. Hanya sebagian kecil pekerja yang berhasil diselamatkan. Pekerjaan ini juga sangat berbahaya, terlebih juga sangat melelahkan. Namun, para pekerja ini tetap harus bekerja demi menafkahi keluarga. Mereka bekerja keras seumur hidup untuk memenuhi kebutuhan umat manusia, tetapi pekerjaan mereka memiliki tingkat bahaya yang tinggi. Karena itu, kita semua harus selalu membangkitkan rasa syukur di dalam hati masing-masing. Rasa syukur ini tidak boleh tidak ada. Dalam kehidupan kita, benda apakah yang tersedia tanpa melewati kerja keras orang lain? Berkat kontribusi mereka, barulah kita dapat menikmati barang kebutuhan yang berlimpah.


 Bahkan, makanan yang kita makan tiga kali dalam sehari juga berasal dari tanaman pangan yang tumbuh berkat kontribusi dan kerja keras para petani. Namun, panen juga bergantung pada kondisi alam. Kita telah melihat di Myanmar, akibat curah hujan yang berlebih tahun lalu, banyak sawah terendam banjir. Saat itu panen sudah di depan mata, tetapi bencana banjir merusak semuanya. Saat itu, insan Tzu Chi segera  membagikan benih padi kepada para petani. Kemudian, pembagian benih kembali dilakukan pada bulan November tahun lalu. Para petani sangat tersentuh dan sangat berterima kasih. Mereka membalas budi dengan tindakan nyata. Mereka memahami bahwa Tzu Chi telah membantu Myanmar sejak beberapa tahun lalu. Keteladanan insan Tzu Chi ini telah mereka lihat. Jadi, banyak dari mereka yang bertekad untuk menjadi relawan Tzu Chi. Inspirasi yang didasari oleh cinta kasih ini dapat membuat kebajikan tumbuh menjadi tak terhingga.

Celengan beras cinta kasih juga sudah digunakan oleh warga. Terlebih lagi, warga yang tadinya gemar merokok, minum minuman keras, atau mengunyah pinang mulai berinisatif membuang kebiasaan buruk itu. Masing-masing dari mereka mulai berubah. Di alam acara Pemberkahan Akhir Tahun, mereka menyampaikan rasa terima kasih mereka terhadap Tzu Chi. Kini, mereka bukan hanya menyisihkan segenggam beras setiap hari, melainkan yang terpenting, mereka juga mengubah kebiasaan buruk mereka dan bertekad menjadi orang yang dapat membantu sesama. Ini juga sangat mengharukan.


Kemarin, rombongan sebuah perusahaan dari Indonesia datang bertemu dengan saya. Mereka datang karena pemilik perusahaan ini mengajak lebih dari 30 orang  jajaran eksekutifnya berkunjung ke Griya Jing Si. Mereka berbagi tentang bagaimana penerapan budaya humanis Tzu Chi telah mengubah perusahaan mereka. Di dalam perusahaan mereka, lebih dari 40.000 celengan bambu telah dibagikan dan telah kembali kepada Tzu Chi. Selain itu, di pusat perbelanjaan milik mereka, para karyawan juga menyebarkan  semangat celengan bambu agar orang-orang tahu bahwa dana kecil  juga dapat digunakan untuk berbuat baik. Pemahaman ini bukan hanya diterapkan oleh para karyawan, melainkan juga para pelanggan dan pengunjung. Contoh nyata pelatihan diri dan praktik kebajikan ini sungguh membuat kita tersentuh.

Salah seorang dari jajaran eksekutif PT. Summarecon Agung itu berbagi bahwa dia tidak hanya menyisihkan uang ke dalam celengan bambu, tetapi juga menjadi donatur rutin Tzu Chi. Dia menyisihkan uang yang tadinya dia gunakan untuk membeli dua bungkus rokok untuk dimasukkan ke dalam celengan bambu. Dia berkata bahwa dia sudah berhenti merokok dan minum-minuman keras, lalu menyisihkan uang yang biasa digunakan untuk membeli rokok ke dalam celengan bambu. Karena itu, atasannya mengatakan bahwa dia menyumbangkan banyak uang setiap bulannya. Dia berkata bahwa uang yang dia donasikan adalah uang yang dihemat setelah tak lagi membeli rokok. Lihatlah, tidak ada yang tidak mungkin. Asalkan kita dapat mengubah pola pikir, maka tiada yang tidak bisa dilakukan. Kekuatan cinta kasih sesungguhnya bergantung pada sebersit niat. 


Kita melihat di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Hualien sejak bertahun-tahun lalu, insan Tzu Chi sudah mulai terjun memberikan bimbingan dan telah mengubah banyak orang. Di dalam Lapas juga banyak orang berbakat. Para penghuni Lapas pun perlahan-lahan berubah. Dengan kekuatan cinta kasih dalam hati mereka, kelak setelah keluar dari lembaga pemasyarakatan dan memperoleh kebebasan, mereka akan memiliki arah hidup yang benar dan menambah kekuatan kebajikan di masyarakat. Lihatlah, mereka juga bisa membuat drama yang sangat menyentuh. Drama ini bercerita tentang seseorang yang pernah berbuat salah, kemudian bertobat dan menjadi anak yang berbakti.

Drama ini diangkat dari kisah nyata. Para penghuni Lapas saling mendukung dan saling memotivasi sehingga mereka dapat mementaskan drama yang menggambarkan keharuan dari lubuk hati mereka yang terdalam. Cinta kasih insan Tzu Chi ada di setiap tempat dan mampu membawa harapan bagi dunia ini. Jadi, untuk menciptakan keselarasan dunia, kita harus terlebih dahulu menyelaraskan hati manusia. Jika hati manusia selaras, tidak akan ada bencana akibat ulah manusia. Dengan demikian, secara alami bencana alam juga akan perlahan-lahan berkurang. Para penghuni Lapas itu sangat berbudaya humanis. Mereka dapat menampilkan bahasa isyarat tangan, mementaskan adaptasi Sutra, dan lain-lain. Dengan batin yang selaras, kehidupan mereka pasti ada harapan. Banyak hal yang patut disyukuri. Semua ini terwujud berkat adanya Bodhisatwtva dunia Dengan adanya Bodhisatwatva, barulah ada harapan.

Warga Myanmar terinspirasi oleh keteladanan insan Tzu Chi

Melenyapkan tabiat buruk sebagai wujud rasa syukur

Menyebarkan semangat celengan bambu demi membimbing sesama

Welas asih dan kebijaksanaan membimbing ke arah kebajikan

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 31 Januari 2016

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 30 Januari 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan di DAAI TV Indonesia tanggal 01 Februari 2016

Bekerja untuk hidup sangatlah menderita; hidup untuk bekerja amatlah menyenangkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -