Ceramah Master Cheng Yen: Menghirup Keharuman Dharma untuk Membimbing Semua Makhluk

Kita harus mempraktikkan Dharma dalam kehidupan sehari-hari. Kita juga harus mempraktikkan Dharma lewat tindakan nyata. Saat Tzu Chi baru berdiri, berhubung jalinan jodoh masih belum matang, kita membimbing orang-orang untuk menjalankan misi amal dengan melakukan kebajikan. Berhubung setiap orang memiliki niat baik, kita berusaha membangkitkan niat baik ini untuk berbuat satu kebajikan setiap hari. Orang yang berbuat baik pasti akan dipenuhi berkah.

Misi amal kita dimulai dari ibu-ibu rumah tangga yang menyisihkan 50 sen dari uang belanja setiap hari. Lebih dari 50 tahun yang lalu, demikianlah kita menggunakan misi amal untuk menginspirasi niat baik orang-orang. Saya sangat bersyukur ada begitu banyak anggota Tzu Cheng dan komite yang mendukung saya selama ini.

Karena para insan Tzu Chi mengasihi dan mendukung saya, barulah Empat Misi Tzu Chi bisa berkembang seperti sekarang. Kita bahkan bisa menyalurkan bantuan ke internasional ke berbagai negara sekaligus menabur benih cinta kasih. Lihatlah, tanpa begitu banyak relawan yang bersumbangsih dengan cinta kasih demi ajaran Buddha dan semua makhluk, bagaimana kita bisa menyebarkan Dharma dan menjalankan misi amal di berbagai negara?

 

Tanpa para relawan di Taiwan yang menghimpun cinta kasih untuk bersumbangsih, bagaimana Tzu Chi bisa seperti sekarang? Jadi, saya merasa sangat berutang budi kepada semua murid saya. Saya sudah tidak punya cukup waktu lagi. Kalian telah membantu saya melakukan banyak hal. Namun, bagaimana saya bisa membalas budi kalian? Apakah saya hanya meminta kalian semua membina berkah tanpa membina kebijaksanaan?

Dahulu, ketika kita mengumpulkan donasi, orang-orang akan berkata, "Kalian hanya membina berkah tanpa membina kebijaksanaan." Sebenarnya, pada saat itu, saya telah membentangkan jalan bagi semua orang. Saya selalu mendorong kalian semua untuk bersumbangsih tanpa pamrih dan selalu dipenuhi rasa syukur. Bukankah ini prinsip yang kalian pegang setelah bergabung dengan Tzu Chi? Kita bersumbangsih tanpa mengharapkan balasan. Kita bersumbangsih dengan sukarela. Setelah bersumbangsih, kita akan menyerap keyakinan benar dan menerapkannya dalam keseharian. Kita bersumbangsih tanpa pamrih dan berpegang pada kekosongan tiga aspek dana. Inilah keyakinan benar dalam ajaran Buddha. Seperti inilah kita menumbuhkan kebijaksanaan. Meski kalian berjalan ke arah yang benar, tetapi kalian belum memahami kebenaran mendalam dalam Dharma.


Jadi, saya berharap selama saya masih ada, saya bisa berbagi ajaran Buddha kepada semua orang. Tujuan utama Buddha datang ke dunia ialah untuk membabarkan Dharma yang sebenarnya. Saya membabarkan Sutra yang saya dengar atau yang saya lihat. Tentu saja, saya bukan melihat Buddha, melainkan membaca Sutra. Jadi, saya merasa saya harus berbagi dengan semua orang. Setelah menyerap Dharma yang murni, saya berharap dapat membagikannya kepada murid-murid saya. Setelah mencapai pencerahan, Buddha juga berharap dapat berbagi pemahaman-Nya dengan semua makhluk. Batin-Nya menyatu dengan segala kebenaran di alam semesta ini; pikiran-Nya sangat hening dan jernih; tekad-Nya sangat luas dan luhur. Inilah yang ingin Beliau bagikan dengan semua orang.

Saat mencapai pencerahan, kalimat pertama yang Buddha ucapkan ialah, "Menakjubkan sekali, semua makhluk memiliki hakikat kebuddhaan." Inilah kebenaran pertama yang Buddha sadari ketika Beliau mencapai pencerahan. Semua makhluk memiliki sifat hakiki yang sama seperti Buddha. Jika bisa menyatu dengan segala kebenaran di alam semesta ini, kondisi batin kita akan menjadi hening, jernih, dan luas.

Setelah mempelajari ajaran-ajaran Buddha ini, saya sangat takjub akan kondisi batin Buddha saat tercerahkan. Mungkin kalian semua tidak memahami penjelasan saya tentang kondisi batin ini. Demikian pula, ketika Buddha berkata kepada semua makhluk bahwa


mereka semua juga dapat mencapai kebuddhaan, mereka semua sulit untuk memahaminya. Jadi, Buddha terpaksa menggunakan ajaran Tiga Kendaraan sesuai kondisi dan kemampuan setiap orang. Di tempat dan kondisi yang berbeda, Buddha membabarkan ajaran yang berbeda. Beliau bersumbangsih berdasarkan kebutuhan orang-orang. Inilah yang terjadi pada zaman Buddha.

Pada zaman sekarang, ini lebih rumit lagi. Pada zaman Buddha, pikiran orang-orang sangatlah sederhana. Namun, pada zaman sekarang, pikiran manusia sudah tidak sederhana. Sekarang, orang-orang sangat pintar. Namun, yang Buddha ajarkan kepada kita ialah bijaksana, bukan pintar. Jadi, saya berharap kalian bisa mulai melatih diri dengan mendengar Dharma. Dengan menyerap Dharma ke dalam hati, kita dapat menerapkannya dalam keseharian agar kita dapat membimbing diri sendiri dan orang lain.

Dengan menyerap Dharma ke dalam hati, kita dapat membersihkan noda batin kita. Ini disebut menghirup keharuman Dharma. Dengan demikian, noda batin kita dapat dilenyapkan dan batin kita akan penuh dengan semerbak Dharma. Setelah mendengar Dharma, kita harus melakukan tindakan nyata untuk mengubah tabiat buruk kita. Ini disebut semerbak jalan kebenaran. Dengan menerapkan Dharma  dalam keseharian, kita bisa menghirup semerbak jalan kebenaran. Dengan semerbak Dharma di dalam hati dan semerbak jalan kebenaran dalam keseharian, kita dapat mengembangkan keluhuran.


Jadi, kita harus menghirup semerbak Dharma, jalan kebenaran, dan keluhuran. Bodhisatwa sekalian, kita harus menggenggam waktu yang ada karena kita akan menjadi tua. Puluhan tahun telah berlalu, beberapa murid saya sudah tua sekarang. Tidak hanya beberapa murid saya yang sudah tua, saya juga sudah tua.

Jadi, sekarang saya harus menggenggam waktu  untuk membabarkan Dharma. Saya terus membabarkan Dharma, apakah kalian semua akan mendengar Dharma dengan sepenuh hati? Saya berharap semua orang menghargai waktu dan jiwa kebijaksanaan. Yang terpenting ialah kalian harus saling memberi perhatian antarsaudara se-Dharma. Dengan demikian, kita dapat menumbuhkan jiwa kebijaksanaan diri sendiri sekaligus orang lain. Kita harus menggenggam waktu untuk membimbing diri sendiri dan menginspirasi orang lain. Inilah harapan saya terhadap murid-murid saya. Terima kasih atas sumbangsih kalian semua selama ini. Saya sungguh sangat berterima kasih kepada kalian.

 

Membimbing orang mendalami kebenaran lewat misi amal

Menggenggam waktu untuk menyebarkan Dharma

Menghirup keharuman Dharma untuk membersihkan noda batin

Membimbing orang-orang untuk mengembangkan keluhuran

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 25 April 2019

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 27 April 2019


Jika selalu mempunyai keinginan untuk belajar, maka setiap waktu dan tempat adalah kesempatan untuk mendapatkan pendidikan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -