Ceramah Master Cheng Yen: Mengikuti Pemandian Rupang Buddha dengan Kesatuan Hati dan Ketulusan

Kemarin pagi, di Aula Jing Si Hualien terlihat pemandangan yang sangat indah. Selain staf dari berbagai badan misi Tzu Chi, insan Tzu Chi dari 16 negara dan wilayah juga menghadiri upacara di Taiwan tahun ini. Agar setiap orang dapat mengikuti upacara dengan tertib dan turut berpartisipasi membentuk formasi, relawan kita harus sangat menguras pikiran. Saya sangat bersyukur atas pengaturan mereka.

Di lokasi upacara, mereka menyerukan instruksi dengan kekuatan di tengah kelembutan. Relawan kita membuat setiap orang berkonsentrasi dan mengikuti instruksi.Ini sungguh tidak mudah. Kita bisa melihat di RS Tzu Chi Taipei, upacara juga berlangsung sangat khidmat. Mereka membuat barisan panjang untuk membentuk formasi daun Bodhi. Sungguh sangat indah. Melihat pemandangan yang penuh ketulusan ini, saya sungguh sangat tersentuh.

Upacara di RS Tzu Chi Taichung juga dihadiri oleh lebih dari 6.000 orang dan berlangsung sangat khidmat. Mereka membentuk formasi empat daun Bodhi dan empat lingkaran yang mengelilingi rupang Buddha “Yang Maha Sadar di Alam Semesta”. Selain itu, juga terlihat formasi yang menandakan 50 tahun Tzu Chi. Saya sungguh sangat tersentuh.

Kita bisa melihat RS Tzu Chi Dalin menggelar upacara pemandian rupang Buddha di sebuah stadion di seberang rumah sakit. Lihatlah, meski cuaca begitu panas, mereka tetap memperlihatkan bentuk barisan yang begitu indah.

Di Dajia, kita juga melihat banyak kulit pohon yang berisi tulisan. Relawan kita menghabiskan banyak waktu untuk mempersiapkan dan menyusunnya di sana. Pemandangan di sana juga sangat agung dan indah. Upacara pemandian rupang Buddha di Qingshui juga berlangsung sangat khidmat.

Singkat kata, kita bisa melihat kondisi persiapan upacara yang agak berbeda di Balai Kota Taipei dan Balai Peringatan Chiang Kai-shek. Kita telah menggelar upacara selama bertahun-tahun di Balai Peringatan Chiang Kai-shek. Tanah di sana sangat rata. Relawan kita sudah menempelkan tanda di sana selama bertahun-tahun sehingga sudah sangat mengenal tempat itu. Namun, Balai Kota Taipei agak asing bagi relawan kita. Lihatlah, mereka begitu bersungguh hati dalam mengukur ketinggian meja agar tidak ada sedikit pun perbedaan. Mereka begitu penuh rasa hormat, teliti, dan perhatian. Melakukan persiapan di balai kota yang begitu luas sungguh tidak mudah.

Beberapa hari sebelum upacara, relawan kita sudah mulai melakukan pengukuran dan persiapan. Ini membutuhkan pikiran dan tenaga banyak orang. Relawan kita harus mengerahkan keterampilan mereka untuk bekerja sama dengan harmonis pada saat seperti ini. Sumbangsih seperti ini membuat saya sangat tersentuh melihatnya. Saat mereka masih melakukan persiapanan geladi bersih, hujan turun sekitar pukul tiga sore. Namun, dengan mengenakan jas hujan, mereka terus melakukan geladi bersih. Baik di Balai Peringatan Chiang Kai-shek maupun Balai Kota Taipei, para relawan kita mengenakan jas hujan dan para guru mengenakan topi caping untuk meneruskan geladi bersih. Saya sungguh sangat tersentuh.

Upacara pemandian rupang Buddha di Taipei digelar di dua tempat secara bersamaan. Kita juga bisa mendengar suara Zhu-qi yang merupakan pembawa acara. Saat dia menyerukan instruksi, semua peserta di dua tempat bisa mendengarnya. Saya sangat berterima kasih kepada staf Da Ai TV yang membuat suara Zhu-qi bisa terdengar di dua tempat pada waktu yang bersamaan sehingga semua orang bisa bergerak serentak.

Terlebih lagi, tahun ini, kita berharap upacara di Balai Peringatan Chiang Kai-shek jangan sampai mengganggu konser internasional yang juga digelar di sana. Jadi, meski menggunakan tempat yang sama, kita tidak mengganggu orang lain. Kecanggihan teknologi sungguh mengagumkan.

Tahun ini, saya sangat bersyukur upacara di Balai Peringatan Chiang Kai-shek dihadiri oleh lebih dari 400 guru, termasuk para sesepuh. semuanya turut memeriahkan upacara ini dengan hati yang sangat tulus. Kita bisa melihat presiden kita, para pejabat pemerintah, dan personel polisi turut hadir dalam upacara yang sangat khidmat ini dan membacakan surat doa. Kita juga melihat Wali Kota Ko memimpin semua peserta upacara membacakan surat doa.

Pikiran manusia sulit untuk selaras sehingga bencana kerap terjadi. Semoga cinta kasih dan welas asih Buddha dapat melindungi semua makhluk dan menyinari dunia. Semoga ajaran Buddha dapat membimbing semua orang.

Melihat para peserta upacara di dua tempat begitu penuh ketulusan, saya sangat bersyukur. Saya juga bersyukur atas kesatuan hati dan ketulusan para sesepuh dan para guru dalam memimpin warga mengikuti upacara. Ini mencerminkan semangat ajaran Buddha yang merupakan ajaran kebenaran. Formasi yang mencerminkan kebenaran, kebajikan, dan keindahan telah ditampilkan di Taipei.

Selain Taipei, kita juga bisa melihat semangat yang sama di Kaohsiung. Pejabat pemerintah Kaohsiung juga ikut berdoa di Aula Jing Si Kaohsiung. Upacara di Stadion Miaoli tahun ini dihadiri oleh lebih dari 2.000 orang. Mereka juga menggelar kegiatan membasuh kaki. Mereka juga menggelar kegiatan membasuh kaki. Berhubung merupakan Hari Ibu, maka relawan kita juga menggelar kegiatan untuk membasuh kaki dan mempersembahkan teh kepada orang tua. Ini kita lakukan di setiap tempat. Ini sungguh membuat orang tersentuh. Membimbing orang-orang untuk berbuat baik dan berbakti kepada orang tua telah kita lakukan di seluruh Taiwan pada Hari Ibu.

Kita juga harus bersyukur kepada Buddha. Berkat adanya ajaran Buddha di dunia, barulah kita bisa menyucikan hati manusia, mewujudkan masyarakat yang harmonis, dan membebaskan dunia dari bencana. Jadi, kita harus bersyukur kepada Buddha dan lebih bersyukur kepada semua makhluk. Selain bersyukur kepada orang tua, kita juga harus bersyukur kepada semua makhluk. Jika memiliki cinta kasih, setiap orang bisa bersumbangsih di komunitasnya dengan sepenuh hati dan penuh cinta kasih.

Setiap orang bisa bersumbangsih di komunitasnya dengan sepenuh hati dan penuh cinta kasih. Singkat kata, ada banyak ketulusan hati, kebajikan, dan indahnya ketulusan yang tidak dapat saya ulas satu per satu. Selain itu, juga ada banyak kisah tentang kerja sama yang harmonis dan sumbangsih yang penuh kekuatan cinta kasih.

Saya berharap setiap orang dapat berbakti kepada orang tua dan bersyukur kepada Buddha setiap hari. Untuk itu, kita harus sungguh-sungguh mengingatkan diri sendiri setiap hari.

Mempersiapkan lokasi upacara dengan penuh rasa hormat

Para guru memimpin para peserta upacara untuk berdoa dengan tulus

Mengikuti upacara pemandian rupang Buddha dengan kesatuan hati dan ketulusan

Bersyukur kepada Buddha, orang tua, dan semua makhluk

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 9 Mei 2016 

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 11 Mei 2016
Hanya dengan mengenal puas dan tahu bersyukur, kehidupan manusia akan bisa berbahagia.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -