Ceramah Master Cheng Yen: Mengingat Tekad Awal dan Ikrar Bodhisatwa

Bumi memiliki fase pembentukan, keberlangsungan, kerusakan, dan kehancuran. Namun, semua ini bergantung pada kekuatan karma semua makhluk. Jika semua makhluk menciptakan berkah, berbuat baik, dan hidup selaras dengan alam, usia Bumi ini akan lebih lama.

Hampir 30 tahun lalu, Tzu Chi mulai menggalakkan pelestarian lingkungan. Kini isu pelestarian lingkungan telah menjadi isu global yang diperhatikan oleh PBB. Orang-orang di setiap negara diharapkan untuk meningkatkan kesadaran lingkungan dan mengurangi pencemaran. Inilah yang harus dijalankan manusia masa kini.

Saya berterima kasih kepada insan Tzu Chi yang selama hampir 30 tahun ini melestarikan lingkungan lewat praktik nyata. Dedikasi sepenuh hati oleh para relawan pelestarian lingkungan dan kisah-kisah menyentuh dari mereka merupakan kitab sejarah bagi Tzu Chi.

Bodhisatwa sekalian, ingatlah untuk "tidak melupakan tahun itu". Kapan kalian pertama kali mendengar tentang pelestarian lingkungan? Kapan kalian mulai menjalankan misi pelestarian lingkungan? Bagaimana kalian melakukannya? Bagaimana perasaan kalian saat itu? Berapa banyak orang yang berpartisipasi?

 

Jangan lupakan tahun itu serta orang-orang yang ada saat itu. Ingatlah siapa yang mengajak dan membimbing kalian melakukannya hingga kalian merasa gembira dan bahagia. Kalian hendaknya mengenang semua ini. Semua ini adalah perjalanan hidup kita yang bernilai. Jadi, puluhan tahun lalu, saya sudah mengatakan bahwa saya tengah membentangkan Sutra menjadi jalan untuk ditapaki semua orang. Apakah para relawan senior pernah mendengar saya berkata demikian?

Saya membentangkan Sutra sebagai jalan untuk ditapaki semua orang. Saya juga berkata bahwa Sutra adalah jalan; jalan harus ditapaki. Jadi, dalam kehidupan sehari-hari, kita harus membentangkan jalan bagi kehidupan kita. Dalam membentangkan jalan ini, kita harus memupuk nilai kehidupan lewat sumbangsih dengan tekad yang teguh.

Jalan Bodhisatwa ini sangat lurus. Jalan ini membuat kehidupan dan hati kita memiliki kedamaian serta kesediaan untuk membantu orang lain hingga akhirnya orang-orang juga turut bergabung dengan kita. Di mana bencana terjadi, insan Tzu Chi segera datang. Seperti yang dikatakan dalam Sutra Bunga Teratai bab Pintu Universal , Bodhisatwa Avalokitesvara selalu mendengar suara penderitaan dan menolong semua makhluk. Begitu pula insan Tzu Chi. Di mana ada bencana, di mana dibutuhkan, insan Tzu Chi segera datang untuk mengulurkan tangan dan menghibur mereka yang mengalami pukulan batin.

 

Saat mereka ketakutan dan menderita, para Bodhisatwa ini mengasihi dan menghibur mereka bagai orang tua yang menghibur anak mereka. Saat mereka mengalami kesulitan, kita berusaha untuk membantu mereka. Setelah batin mereka tenang, kita memberi bantuan kebutuhan fisik bagi mereka. Setelah memberi bantuan, kita berusaha agar mereka dapat kembali hidup mandiri.

Belakangan ini, di berbagai wilayah di Taiwan, relawan Tzu Chi mengadakan pameran dalam rangka mengenang Gempa Bumi 921. Dua puluh tahun lalu, tepatnya 21 September 1999, sekitar pukul 01.40 dini hari, bumi tiba-tiba berguncang. Saya yakin ini masih segar dalam ingatan kalian. Bayangkan, pada tahun itu, kita membangun kembali sekolah-sekolah dengan baik dan penuh kekayaan budaya lokal. Kita dapat mengenang masa itu serta orang-orang yang saat itu mendampingi proyek pembangunan. Mereka yang profesional ikut terjun dalam proyek itu. Mereka yang bukan tenaga profesional, seperti para relawan perempuan, turut mendampingi sebagai relawan konsumsi. Banyak sekali.

Semua ini masih segar dalam ingatan kita. Inilah yang disebut menjadi saksi bagi tahun itu. Tahun berapa, bulan berapa, tanggal berapa, dan jam berapa suatu kegiatan dijalankan, masih ada orang yang bisa menjadi saksi. Kita bukan hanya mendengar kisah para Bodhisatwa berkalpa-kalpa yang lalu seperti yang dibabarkan Buddha. Bukan. Kini kita benar-benar menyaksikan para Bodhisatwa dunia masa kini.

 

Gambaran Bodhisatwa di zaman Buddha adalah gambaran Bodhisatwa ideal. Dengan kebijaksanaan-Nya, Buddha menyatu dengan alam semesta dan memahami segala prinsip kebenaran. Beliau kemudian berkeinginan mengajarkan praktik Bodhisatwa di dunia ini sebagaimana tertulis dalam Sutra Bunga Teratai.

Di zaman itu, Buddha menggambarkan sosok ideal Bodhisatwa. Namun, saat itu ajaran Buddha belum tersebar luas. Kini, lebih dari 2.500 tahun kemudian, ajaran Buddha sudah mendunia. Insan Tzu Chi telah ada di hampir 60 negara. Kini kita tengah menjalankan praktik Bodhisatwa.

Bodhisatwa sekalian, untuk menghimpun kekuatan cinta kasih, setiap orang harus lebih berusaha dan lebih bersungguh hati. Saya berharap kalian semua lebih tekun dan bersemangat mendengar Dharma. Saya mendedikasikan seluruh hidup saya untuk membabarkan Sutra Bunga Teratai. Bagaimanapun, saya harus membabarkan Sutra Bunga Teratai hingga selesai.

Saya berharap kalian semua juga senantiasa bersungguh hati, selalu tekun dan bersemangat, serta mengembangkan ikrar agung dan memegangnya dengan teguh dalam masa yang tak terhingga. Saya berharap setiap orang senantiasa melatih diri dengan tekun pantang mundur. Semoga semua orang mengembangkan berkah dan kebijaksanaan secara bersamaan. Terima kasih.

Master mendedikasikan hidupnya untuk membabarkan Sutra Bunga Teratai
Mewariskan ajaran Buddha untuk membimbing umat manusia
Mengukir kitab sejarah dengan kehidupan yang bermakna
Tekun dan bersemangat tanpa melupakan tekad awal

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 24 September 2019
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, 
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 26 September 2019
Orang yang selalu bersumbangsih akan senantiasa diliputi sukacita. Orang yang selalu bersyukur akan senantiasa dilimpahi berkah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -