Ceramah Master Cheng Yen: Menginspirasi Masyarakat untuk Menapaki Jalan Kebenaran

Pascatopan Dujuan, kita bisa melihat insan Tzu Chi berseragam biru putih bergerak untuk membantu membersihkan jalan-jalan di komunitas. Tujuan mereka hanya satu, yakni menjaga kebersihan lingkungan dan yang terpenting adalah mengantisipasi virus demam berdarah. Selama beberapa waktu ini, kasus demam berdarah yang muncul di Taiwan sungguh tidak sedikit. Pemerintah juga sangat memperhatikan hal ini. Meski mereka terus melakukan desinfeksi, tetapi tetap tidak dapat mencegah munculnya kasus demam berdarah. Setelah beberapa topan berturut-turut menerjang Taiwan, kita khawatir virus demam berdarah akan kembali menyebar. Karena itu, di setiap komunitas dari wilayah selatan, tengah, hingga utara Taiwan, setiap orang harus meningkatkan kewaspadaan.

Lihatlah, insan Tzu Chi memberikan imbauan dari rumah ke rumah dengan harapan setiap keluarga di seluruh komunitas dapat meningkatkan kewaspadaan, terutama penerima bantuan jangka panjang kita. Berhubung sebagian dari mereka mengalami keterbatasan gerak, maka para relawan kita pun memeriksa dan membersihkan rumah mereka serta memperhatikan mereka. Melihat insan Tzu Chi begitu perhatian, saya sungguh merasa tersentuh. Intinya, pencegahan lebih baik daripada pengobatan dan pembersihan lingkungan setelah virus penyakit mulai menyebar.

Kita juga bisa melihat kehidupan seorang bapak di Chiayi. Dia baru berusia paruh baya. Namun, selama 10 hingga 20 tahun ini, dia tidak pernah tidur di atas ranjang karena rumahnya penuh dengan sampah. Kini, masalah yang sangat mengkhawatirkan adalah virus demam berdarah. Namun, yang lebih mengkhawatirkan adalah gangguan jiwa yang dideritanya. Dia sering menakut-nakuti orang lain dengan pisau. Karena itu, banyak orang yang tidak berani mendekatinya. Tetangganya khawatir akan terjadi kebakaran. Ini juga tidak baik untuk kebersihan lingkungan. Kini kasus demam berdarah juga sering muncul. Karena itu, mereka meminta kita untuk membersihkan rumahnya. Selain insan Tzu Chi yang berjumlah 50 orang, kita juga bisa melihat dua hingga tiga relawan dari organisasi lain datang untuk membantu. Namun, saat mereka tiba di depan rumah bapak itu, dia mengadang mereka di depan pintu dan tidak mengizinkan mereka masuk. Pamannya juga pergi ke sana untuk menasihatinya, tetapi tidak berhasil. Namun, pamannya memberikan kode kepada insan Tzu Chi agar tidak masuk melalui pintu depan. Lalu, mereka pun masuk melalui pintu samping dan mulai membersihkan rumahnya.

Melihat hal ini, dia pun mulai berteriak, “Ada perampok, ada perampok!” Anggota Tzu Cheng kita lalu menenangkannya dengan berkata, “Anda jangan panik.” Melihat dia memakai banyak jimat, anggota Tzu Cheng kita dengan bijaksana bertanya kepadanya, “Jimat apa yang Anda pakai?” Dia menjawab, “Ini jimat dewa pelindung dan ini jimat Bodhisatwa Avalokitesvara.”Mendengar jawabannya, anggota Tzu Cheng kita segera berkata, “Benar, kami diutus ke sini oleh Bodhisatwa Avalokitesvara.” Dia lalu tersenyum dan menerima bantuan kita. Insan Tzu Chi pun dapat membersihkan rumahnya dengan tenang. Di dalam rumahnya, terdapat lebih dari 40 buah gunting dan pisau dapur. Dia sering menakut-nakuti orang lain dengan pisau. Ini sungguh sangat berbahaya.

Saat relawan kita membersihkan rumahnya, adakalanya dia akan meminta relawan kita untuk tidak membuang ini dan itu. Namun, insan Tzu Chi terus berkomunikasi dengannya sehingga dia dapat memercayai mereka. Mereka berkata kepadanya bahwa barang-barang yang dia inginkan boleh disimpan, tetapi dia harus membawanya ke luar. Dia pun menuruti permintaan relawan kita. Insan Tzu Chi mengajarinya memilah barang daur ulang. Setelah barang daur ulang dipilah, mereka segera menjualnya dan menyerahkan hasil penjualan kepadanya. Ini merupakan bantuan yang paling nyata baginya. Melihat kita membersihkan rumahnya sepanjang hari, dia perlahan-lahan mulai masuk ke dalam rumah untuk membantu upaya pembersihan. Relawan kita terus memujinya, “Anda baik sekali.” “Anda juga bisa membersihkan rumah.” “Hebat sekali. Ini membuatnya sangat gembira. Selain menyapu, dia juga membantu mengangkat air untuk membersihkan lantai. Setelah insan Tzu Chi mengangkat meja dan tempat tidur ke rumahnya, mereka juga memintanya untuk mengelap tempat tidurnya sendiri.

Para relawan kita bersumbangsih sebagai Bodhisatwa dunia dengan melakukan tindakan nyata. Daripada melantunkan Sutra untuknya, lebih baik kita membuka sebuah jalan untuknya. Sutra menunjukkan jalan dan jalan harus dipraktikkan. Karena itulah, kita membentangkan jalan ini untuknya. Insan Tzu Chi juga berkata bahwa kelak mereka akan sering mengunjungi dan mendampinginya. Meski dia menderita gangguan jiwa, tetapi kita berharap pengaruh lingkungan dapat mengubah dan membimbingnya ke arah yang benar. Banyak hal yang terjadi akibat kekuatan karma yang tidak bisa kita kendalikan. Siapa yang rela menjalani hidup seperti ini? Siapa yang rela menderita penyakit seperti ini? Tidak ada yang rela seperti ini. Namun, inilah kekuatan karmanya. Saat menapaki Jalan Bodhisatwa dan melihat kasus seperti ini, kita hendaknya mengintrospeksi diri. Kita harus sungguh-sungguh menumbuhkan jiwa dan akar kebijaksanaan dan memperteguh kepercayaan kita terhadap keyakinan benar.

Dalam kehidupan ini, kita harus menuju arah yang benar. Kita mungkin terlahir ke dunia ini dengan membawa karma buruk tanpa kita ketahui. Namun, kini kita telah mendengar Dharma dan mengetahui arah tujuan kita. Jadi, pada kehidupan ini, kita harus terus menapaki jalan ini. Janganlah kita berjalan menyimpang karena sedikit penyimpangan saja dapat menimbulkan banyak kesalahan. Kita memahami ajaran Buddha lewat kondisi yang kita temui. Apa yang dimaksud dengan kebenaran dari penderitaan? Dari mana penderitaan berasal? Jika kita menyimpang dari jalan yang benar sehingga melakukan banyak kesalahan, maka dari kehidupan ke kehidupan, kita tidak akan bisa membebaskan diri dari kondisi yang membuat kita menderita. Setelah memahami ajaran Buddha, kita hendaknya terus menapaki jalan ini dengan sungguh-sungguh.

Seorang diri terlalu kesepian, dua orang terlalu sedikit, dan kekuatan tiga orang juga tidak cukup. Jadi, kita membutuhkan ratusan, ribuan, bahkan lebih banyak orang lagi untuk menapaki jalan ini bersama agar seluruh masyarakat dapat menuju arah yang benar agar seluruh masyarakat dapat menuju arah yang benar dan membuka jalan kesadaran di dunia ini. Inilah yang harus kita usahakan. Saya sungguh sangat bersyukur melihat insan Tzu Chi yang segera membantu upaya pembersihan begitu topan berlalu. Masyarakat membutuhkan perhatian dari setiap orang. Bumi kita juga membutuhkan perlindungan dari setiap orang. Dengan demikian, barulah dunia bisa harmonis.

Insan Tzu Chi melindungi bumi bagai guru tak diundang

Membersihkan lingkungan dan memberikan imbauan untuk mengantisipasi virus demam berdarah

Bodhisattva dunia melihat kebenaran dari penderitaan

Seluruh insan Tzu Chi bekerja sama untuk membentangkan jalan kesadaran di dunia

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 1 Oktober 2015

Ditayangkan tanggal 26 September 2015

Orang yang selalu bersumbangsih akan senantiasa diliputi sukacita. Orang yang selalu bersyukur akan senantiasa dilimpahi berkah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -