Ceramah Master Cheng Yen: Menginspirasi Sesama untuk Membentangkan Jalan Bodhisatwa

Bodhisatwa sekalian, melihat kalian semua tekun dan bersemangat melatih diri, saya sungguh sangat gembira. Ini merupakan persembahan terbaik bagi saya. Yang lebih menggembirakan adalah mendengar kalian berbagi tentang kesungguhan hati kalian saat bersumbangsih di tengah masyarakat sebagai Bodhisatwa dunia.

Dalam ceramah saya belakangan ini, saya mengulas Bab Praktik Damai dan Sukacita dalam Sutra Bunga Teratai. Sutra Bunga Teratai mengajari kita bahwa untuk melatih diri, yang terpenting adalah terjun ke tengah masyarakat. Dengan terjun ke tengah masyarakat, kita bisa melihat bahwa meski diselimuti kegelapan batin, semua makhluk memiliki hakikat kebuddhaan.

Saya sering berkata bahwa hati manusia dipenuhi kegelapan dan noda batin. Banyak orang yang tidak tahu dari mana mereka datang dan ke mana mereka akan pergi setelah meninggal dunia. Mereka menjalani kehidupan demi kehidupan di tengah ketidaktahuan. Semua karma yang kita ciptakan tersimpan di dalam kesadaran kedelapan kita. Semua karma baik yang kita ciptakan juga tersimpan di dalam kesadaran kedelapan kita. Kesadaran kedelapan merupakan gudang penyimpanan benih karma baik dan buruk. Jika kita lebih banyak mendengar Dharma dan menyerap Dharma ke dalam hati maka benih karma buruk kita akan menyusut dan benih karma baik akan berkembang.

Waktu yang kita miliki terbatas. Jika kita tahu tentang ajaran kebajikan dan bisa menggenggam waktu untuk mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari maka waktu yang kita gunakan untuk menciptakan noda dan kegelapan batin semakin berkurang. Dengan demikian, perbuatan jahat akan berkurang, dan jalinan jodoh baik akan terus bertumbuh. Karena itu, kita harus menggenggam waktu untuk menyerap Dharma ke dalam hati dan mempraktikkannya untuk membawa manfaat bagi orang banyak.

doc tzu chi

Dengan welas asih-Nya, Buddha berharap semua makhluk dapat memahami kebenaran. Buddha berharap semua makhluk dapat memahami kebenaran. Setelah memahami ajaran Buddha, kita harus membangun tekad agung untuk membawa manfaat bagi orang lain. Melatih diri bukan demi pencapaian pribadi. Hanya diri sendiri yang memahami Dharma dan merasakan sukacita tidaklah cukup. Rasa sukacita seperti ini akan berlalu.

Saat terjadi sesuatu yang membuat kita tidak gembira, noda batin akan terbangkitkan. Lalu, kita akan menghabiskan waktu untuk menciptakan noda batin dan karma buruk. Karena itulah, orang yang mengejar pencapaian pribadi saja Buddha berharap kita dapat memahami ajaran-Nya. Jika memahami ajaran Buddha, kita harus terjun ke tengah masyarakat untuk memahami sumber dari noda batin. Beberapa hari ini, saya terus menekankan bahwa Dharma harus diukir di dalam hati dan ingatan kita. Kita harus mengingat kembali ajaran Buddha. Jika kita menghindar untuk menghadapi orang dan hal, maka daya ingat kita akan menurun. Karena itu, kita harus menggenggam waktu untuk bersumbangsih.

Di mana kita bisa bersumbangsih? Di tengah masyarakat. Ini karena di tengah masyarakat, kita bisa melihat sumber dari kegelapan batin dan bagaimana noda batin terbangkitkan. Saat kita mendengar seseorang menceritakan kerisauannya, dengan Dharma yang kita pelajari, kita bisa mengetahui letak kerisauannya dan membantu melenyapkannya. Kita menggunakan Dharma yang kita pelajari  untuk membimbing orang lain. Saat membimbing orang lain, kita akan mengingat kembali Dharma sehingga perlahan-lahan, Dharma akan tertanam di dalam ingatan kita. Ini harus dilakukan di tengah masyarakat.

doc tzu chi

Saya mendengar bahwa di posko daur ulang, relawan kita mengadakan kegiatan bedah buku. Dengan demikian, para relawan daur ulang di sana bisa mengembangkan kebijaksanaan dan mendalami Dharma. Mendengar tentang kegiatan bedah buku ini, saya sungguh sangat gembira.  Kita juga melihat para relawan lansia yang dipenuhi sukacita di Donggang. Mereka menunjukkan hasil karya mereka pada saya. Mereka menggulung kertas dan menempelkannya di sedotan. Saat mereka meniup sedotan, gulungan kertas pun terbuka. Ini untuk menunjukkan bahwa kesehatan mereka masih sangat baik.

Contohnya Bapak Liu yang lebih dari 20 tahun yang lalu terkena penyakit Parkinson. “Saya minum obat pun percuma. Sekarang, saat mengumpulkan kantong plastik, saya bisa menjinjing 4 kantong di tangan kanan dan 4 kantong di tangan kiri. Saat saya berjalan dengan menjinjing kantong plastik, orang lain hampir tidak bisa lewat. Penyakit Parkinson saya membaik. saya tetap mengumpulkannya. Karena mengumpulkan barang daur ulang, Tidak peduli cuaca cerah maupun hujan,” kata Bapak Liu.

Dengan melakukan daur ulang, kesehatannya malah membaik. Dia telah melakukannya selama 20 tahun lebih. Saya sangat gembira melihatnya. Dia sungguh luar biasa. Saya bisa berbagi kisahnya dengan banyak orang. Benar, kita harus memberi tahu orang-orang di komunitas kita tentang Jalan Bodhisatwa ini. Tidak peduli mencurahkan perhatian jangka panjang kepada lansia atau melakukan daur ulang untuk mengasihi Bumi, atau melakukan daur ulang untuk mengasihi Bumi, kita bisa mengajak setiap keluarga di berbagai komunitas dan menginspirasi tekad pelatihan mereka  agar mereka dapat turut membentangkan jalan.

doc tzu chi

Jadi, Tzu Chi membentangkan jalan. Saya berharap setiap orang dapat mengulurkan tangan dan membungkukkan badan untuk membentangkan jalan yang rata dan lurus menuju arah yang benar. Jalan ini merupakan Jalan Bodhisatwa. Kita bisa membentangkan jalan ini dengan baik agar mudah dilalui. Saya berharap setiap orang dapat lebih banyak menjalin jodoh baik dan menyerap Dharma serta terjun ke tengah masyarakat dengan cinta kasih berkesadaran. Kita harus memiliki cinta kasih berkesadaran.

Kita hendaknya memenuhi hati kita dengan welas asih. Memasuki istana welas asih berarti memenuhi hati dengan welas asih. Inilah yang disebut dengan menjadikan hati Buddha sebagai hati sendiri. Dengan meletakkan hati Buddha di dalam hati kita,  berarti kita memiliki hati Buddha. Kita harus terjun ke tengah masyarakat dengan hati Buddha. Saat terjun ke tengah masyarakat, yang terpenting adalah bersikap lembut dan sabar.

Saat terjun ke tengah masyarakat yang dipenuhi kegelapan dan noda batin, bagaimana kita menghadapinya? Dengan menjalankan Empat Latihan dan Empat Prinsip. Empat latihan terdiri atas latihan jangka panjang, latihan tanpa henti, latihan menyeluruh, dan yang terakhir? (Latihan penghormatan) Latihan penghormatan. Benar. Jika bisa mengingatnya di dalam hati, maka kita bisa senantiasa melatih diri. Dengan demikian, kita bisa menjaga perbuatan, ucapan, dan pikiran kita serta membangun ikrar agung. Inilah yang disebut Empat Prinsip.

Saat kita mempraktikkan semua itu dalam kehidupan sehari-hari, setiap pikiran kita tak akan terlepas dari Buddha dan setiap langkah kita akan berada di Jalan Bodhisatwa. Kita harus membentangkan jalan bagi dunia ini dan membimbing orang-orang turut membentangkan jalan. Dengan demikian, jalan ini akan mulus.

Menggenggam waktu untuk melatih diri di tengah masyarakat
Mengakumulasi karma baik untuk mengembangkan berkah dan kebijaksanaan
Membimbing relawan daur ulang untuk turut membentangkan Jalan Bodhisatwa
Tekun melatih diri dan menjalankan Empat Prinsip

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 18 Juni 2017

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 20 Juni 2017

Bila sewaktu menyumbangkan tenaga kita memperoleh kegembiraan, inilah yang disebut "rela memberi dengan sukacita".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -