Ceramah Master Cheng Yen: Menginventarisasi Nilai Kehidupan dan Mewariskan Cinta Kasih


Saya sering mengatakan kepada kalian semua untuk selalu bersyukur karena dapat hidup aman dan tenteram. Kita hendaknya bersyukur setiap hari. Ketika memandang ke seluruh dunia, kita melihat kondisi iklim yang tidak menentu di berbagai tempat serta bencana akibat ulah manusia, seperti peperangan gelombang pengungsi, dan kemiskinan. Ketika melihat bencana melanda suatu negara atau wilayah, kita dengan cepat memberi tahu relawan Tzu Chi terdekat agar mereka dapat menghimpun para Bodhisatwa dunia untuk bergerak menyalurkan bantuan. Demikianlah Tzu Chi menyalurkan bantuan kemanusiaan ke seluruh penjuru dunia berkat adanya para relawan yang bersumbangsih sebagai Bodhisatwa dunia.

Saya sangat bersyukur karena ada banyak Bodhisatwa dunia yang memiliki hati yang sama seperti saya. Kita harus mencurahkan perhatian kepada semua makhluk. Kita hendaknya bersumbangsih dengan sukarela dan penuh sukacita. Terkadang, saya bertanya kepada para relawan, "Apakah kalian bersumbangsih dan membangun ikar dengan sukarela?" Mereka menjawab, "Master, kami tidak hanya bersedia, tetapi juga penuh sukacita." Jadi, mereka bersumbangsih dengan sukarela dan sukacita.

Dengan adanya ikrar, mereka merasa bahagia dan tidak merasa lelah. Insan Tzu Chi tidak pernah berkata lelah. Saya tidak pernah mengatakan, "Terima kasih atas kerja keras kalian." Apa yang saya katakan? (Kalian sungguh penuh berkah.) Benar. Kita benar-benar dipenuhi berkah karena dapat bersumbangsih bagi masyarakat. Apakah kita merasa lelah saat bersumbangsih? Ya, kita pasti merasa lelah. Kalian mengatakan, "Master, Anda pasti merasa lelah." Saya memberi tahu kalian bahwa meski saya merasa lelah, tetapi saya merasa penuh sukacita. Meski kondisi kesehatan saya kurang baik, saya tetap bersumbangsih dengan sukarela.


Bodhisatwa sekalian, saya sangat bersyukur atas jalinan jodoh yang membuat kita bisa berhimpun dengan kesatuan hati dan bersumbangsih bagi dunia. Saya selalu mengatakan bahwa hidup di dunia ini, kita harus menginventarisasi nilai kehidupan. Saya telah berulang kali mengatakan hal ini. Untuk itu, kita perlu mengingat kembali hal-hal yang telah kita lakukan dan merenungkannya satu per satu. Apakah kita telah melakukan kesalahan dalam kehidupan ini? Ya, kurang lebih ada.

Kita mungkin melakukan kesalahan di masa lalu. Saya pun tidak yakin kalau saya tidak pernah melakukan kesalahan. Mendengar apa yang saya katakan, mungkin ada yang merasa gembira dan ada pula yang merasa sangat risau. Jadi, setelah selesai berceramah, saya merenungkan apakah semua orang dipenuhi rasa sukacita dalam Dharma dan menerima ajaran dengan penuh keyakinan.

Saya merenungkan kembali apakah saya telah membantu semua orang untuk menyerap Dharma ke dalam hati dan dipenuhi rasa sukacita dalam Dharma. Bagaimana kita bisa memastikan bahwa semua orang telah memperoleh sukacita di waktu yang tepat? Apa yang saya maksud dengan memperoleh sukacita di waktu yang tepat? Harap kalian merenungkannya dengan baik. Hanya dengan merenungkan Dharma, barulah kita bisa membangkitkan kesadaran di dalam hati. Jika kita tidak bersungguh-sungguh merenungkan Dharma untuk membangkitkan kesadaran di dalam hati, kita tidak akan terinspirasi.


Kita hendaknya menyerap Dharma ke dalam hati sehingga dapat membedakan antara benar dan salah. Dengan membedakan antara benar dan salah, kita dapat membangkitkan prinsip kebenaran lainnya. Inilah yang disebut kebenaran sejati. Daripada hanya mendengar apa yang dibagikan orang lain, kita seharusnya merenungkannya lebih mendalam. Jadi, kita harus merenungkan kembali apa yang telah kita pelajari. Sesuatu yang bermanfaat bagi orang-orang disebut kebajikan, sedangkan sesuatu yang merugikan orang-orang disebut kejahatan. Jadi, kita harus terlebih dahulu mengetahui hal-hal apa yang merugikan orang lain dan menahan diri untuk tidak melakukannya.

Kita hendaknya menggenggam waktu dengan baik untuk mempraktikkan hal-hal yang bermanfaat bagi orang lain. Kita berbagi Dharma yang sesuai dengan kondisi setiap orang. Cakupan Dharma ini tentu sangat luas dan dalam. Bodhisatwa sekalian, setelah mendengar banyak ceramah saya, apakah kalian telah menyerap Dharma ke dalam hati? (Ya.) Saya yakin kalian semua telah menyerap Dharma ke dalam hati. Saya sangat bersyukur. Yang paling penting ialah para relawan senior Tzu Chi di Changhua telah menginventarisasi nilai kehidupan mereka.

“Selama empat atau lima tahun setelah pensiun, saat saya merasa bosan, saya akan menghabiskan waktu dengan bermain mahyong. Untungnya, di tahun 2001, kakak-kakak relawan Tzu Chi datang ke komunitas untuk menggalang donatur dan melakukan pelestarian lingkungan. Berkat dorongan semangat dari istri saya dan para relawan, saya mulai melakukan pelestarian lingkungan. Pada tahun 2004, atas rekomendasi seorang kakak relawan, saya mengikuti pelatihan Tzu Cheng. Setelah dilantik, saya berikrar untuk menjalankan semua kegiatan Tzu Chi,” kata Chen Shui-zhi relawan Tzu Chi.

“Dua puluh tiga tahun yang lalu, berkat dorongan semangat dari mertua saya yang juga merupakan relawan Tzu Chi, saya mulai menjalankan kegiatan Tzu Chi. Setelah bencana Gempa 921, saya melihat banyak tenaga medis Tzu Chi yang pergi ke lokasi bencana untuk memberikan pertolongan. Melihat sumbangsih para relawan, saya pun meneguhkan hati untuk menjalankan Tzu Chi dengan baik,” kata Chen Jin-li relawan Tzu Chi.


Saya berharap para relawan senior kita dapat mengenang hal-hal yang telah dilakukan dan membagikannya kepada semua orang. Dengan menginventarisasi kehidupan kita, kita akan melihat betapa berguna dan bernilainya diri kita. Kita tidak boleh menyerah pada diri sendiri dan juga harus menghormati orang lain.

Untuk menapaki Jalan Bodhisatwa, ada banyak tanggung jawab yang harus dipikul. Kita benar-benar harus menginspirasi generasi berikutnya untuk bersumbangsih bersama Tzu Chi dan meneruskan tongkat estafet Tzu Chi kepada mereka demi menciptakan berkah bagi semua makhluk dan membentangkan Jalan Bodhisatwa. Demikianlah kita menginspirasi generasi demi generasi untuk mewariskan Dharma dan menjadi saksi atas ajaran Buddha.

Bodhisatwa sekalian, demikianlah kekuatan cinta kasih terbentuk. Apakah kalian paham? (Paham.) Baik. Harap kalian dapat meneguhkan tekad pelatihan kalian.

Mendengar suara penderitaan dan bergerak untuk melindungi dunia
Bersumbangsih dengan sukarela dan penuh sukacita
Berintrospeksi diri dan menginventarisasi hal-hal yang telah dilakukan
Meneguhkan tekad pelatihan dan mewariskan cinta kasih

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 06 Desember 2023
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 08 Desember 2023
Kita sendiri harus bersumbangsih terlebih dahulu, baru dapat menggerakkan orang lain untuk berperan serta.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -