Ceramah Master Cheng Yen: Mengobati Penyakit Manusia dan Bumi

Saya sangat gembira dan dipenuhi rasa sukacita. Saat melakukan perjalanan, saya selalu paling senang jika berkunjung ke RS Tzu Chi Dalin. Tempat ini sungguh bagaikan satu keluarga yang sangat akrab dan penuh kehangatan.

Meski tahun ini masih bisa berkunjung ke sini, tetapi entah bagaimana tahun depan. Waktu sungguh berlalu dengan sangat cepat. Terutama pada saat kita sudah berusia lanjut, kita akan semakin merasa tidak memiliki banyak waktu lagi. Karena itu, saya sangat menghargai segala hal. Saya sungguh menghargainya.

Pada kunjungan ke RS Tzu Chi Dalin kali ini, saya dipenuhi rasa syukur. Mendengar para dokter berbagi pengalaman, tentu kita tahu bahwa dunia medis sangat luas dan tiada habisnya jika dibanding-bandingkan. Di atas orang pandai selalu ada yang lebih pandai lagi. Namun, jika mengenai cinta kasih maka belum tentu.

“Saya berpikir apa yang bisa tim medis RS Tzu Chi Dalin bawakan ke Chiayi saat memberikan pelayanan medis di sana. Selain pergi ke sana dengan hati penuh rasa syukur, yang paling saya harapkan ialah kami dapat mengobati penyakit dan mencurahkan perhatian bagi pasien di sana. Kami juga berharap bisa memperhatikan keluarga pasien. Inillah suasana dan perasaan yang ingin kami ciptakan saat menjalankan klinik di sana,” kata dr. Cai Ren-bi penanggung jawab Klinik Tzu Chi Chiayi.

“Tentu saja, agar klinik bisa berjalan dengan lancar dan terus bertahan seperti itu, diperlukan kerja sama dari dokter, perawat, staf, dan relawan Tzu Chi. Menurut saya, ini adalah hal benar yang harus dilakukan. Namun, saya hanya memiliki sepasang tangan. Saya membutuhkan dukungan dan bantuan dari banyak orang agar bisa sungguh-sungguh melakukan hal yang benar ini,” Pungkasnya.

 

Setelah mendengar kisah yang dibagikan para dokter dan melihat para perawat kita, saya merasa bersyukur dari lubuk hati terdalam. Saya sangat bersyukur dan tersentuh. Rasa haru saya amat tak terbatas. Saya sangat bersyukur dan tersentuh.

Lihatlah acara Pemberkahan Akhir Tahun di sana. Pemandangan yang terlihat sungguh indah. Ruangan di sana tidak besar. Sesungguhnya, ruangannya sangat kecil. Karena kali ini saya tidak dapat pergi ke auditorium rumah sakit, maka mereka menggunakan sebuah ruangan di basemen asrama.

Saya sangat memuji para staf dari divisi urusan umum yang bisa menata lokasi dalam waktu singkat karena ruangan sempat diubah tiga kali. Saya bisa membayangkan para staf dari divisi urusan umum yang harus bergerak dengan cepat karena penataan lokasinya diubah 3 kali.

Meski ruangannya tidak besar, tetapi dalamnya sangat bersih. Bagian luarnya adalah tempat parkir bawah tanah. Namun, mereka menatanya dengan baik hingga tak terlihat seperti tempat parkir. Saya sungguh memuji mereka.


Selama dua hingga tiga hari ini, saya juga mendengar para dokter berbagi kisah bagaimana antar departemen bekerja sama dengan harmonis. Semua orang saling memuji. Mereka tidak mengatakan, "Saya, saya, saya," melainkan berkata, "Dia" atau "mereka."

Mereka berbagi tentang hal-hal yang dilakukan oleh orang-orang dari departemen mereka. Mereka tidak menganggap diri paling berjasa, melainkan tetap memuji orang lain. Orang yang bisa memuji sesama adalah orang yang punya kebajikan terpuji. Saat mendengar mereka memuji orang lain, kita bisa mengetahui kebajikan yang ada di dalam diri mereka. Ini sungguh tidak mudah.

Saya sangat berharap semua orang di dunia dapat hidup selaras dengan langit dan bumi. Saat menengadah ke langit, kita harus menyadari pentingnya kondisi iklim yang bersahabat. Kita juga mengandalkan tanaman pangan di alam untuk bertahan hidup.

Saya sering berkata bahwa kita harus menengadah ke langit untuk bertobat. Mungkin kita sudah menciptakan banyak pencemaran dan polusi udara. Niat buruk dan ketamakan mendorong kita merusak alam. Karena itu, kita harus bertobat. Kita semua harus bersyukur. Kita harus bersyukur setiap hari.

Untuk menjaga kesehatan tubuh, kita mengandalkan tanaman pangan yang dihasilkan oleh bumi. Baik obat-obatan maupun tanaman pangan, semuanya dihasilkan oleh bumi ini. Jadi, hidup di dunia ini, kita harus menengadah ke langit untuk bertobat dan menundukkan kepala untuk bersyukur.


Saya mendengar para staf di RS Tzu Chi Dalin sangat harmonis, saling bersyukur, dan bekerja sama dengan kesatuan hati. Jika kita bisa bertobat serta menunjukkan rasa syukur, kita akan menyadari bagaimana udara yang segar dan alam ini menopang kehidupan kita. Jika bisa lebih menyelami tentang ini, kita akan mendapati kebenaran yang terkandung di dalamnya.

Buddha adalah Yang Mahasadar Di Alam Semesta. Sungguh seperti nama-Nya. Setiap hari saya bersyukur atas budi luhur Buddha. Buddha telah menumbuhkan jiwa kebijaksanaan kita sehingga kita bisa memahami banyak prinsip kebenaran. Kita harus bersyukur atas budi luhur Buddha, budi orang tua, dan yang tak kalah penting ialah budi semua makhluk.

Pada saat menjaga pasien dan melindungi mereka, berarti kita bersyukur kepada semua makhluk. Saat kita mengasihi dan melindungi mereka, itu berarti kita tengah membalas budi dan bersyukur kepada mereka.

Jika orang tua kita sudah tiada, kita hendaknya menganggap orang-orang yang berusia lanjut sebagai orang tua sendiri. Berbakti dan berbuat baik harus dilakukan selamanya tanpa henti. Tak peduli orang tua kita masih ada atau sudah tiada, kita hendaknya memanfaatkan tubuh pemberian orang tua ini untuk memberi manfaat bagi semua makhluk. Inilah cara untuk melimpahkan jasa kepada orang tua. Inilah wujud bakti. Kita membalas budi orang tua serta membalas budi luhur Buddha.


Buddha mengajarkan kepada kita untuk menapaki Jalan Bodhisatwa. Bodhisatwa datang untuk menjangkau semua makhluk yang menderita. Inilah orang yang memiliki cinta kasih berkesadaran.

Dokter bagaikan tabib agung. Buddha datang ke dunia demi mengobati semua makhluk. Banyak penyakit makhluk hidup yang harus diobati dengan Dharma. Karena itu, kita harus bersyukur atas budi luhur Buddha, budi orang tua, dan budi semua makhluk. Pasien juga adalah guru kita. Selamamya, kita harus saling belajar dari sesama.

Saya berterima kasih kepada semua dokter dan perawat atas kekuatan cinta kasih kalian. Kebenaran, kebajikan, dan keindahan dalam acara Pemberkahan Akhir Tahun kemarin, saya telah merasakannya.

Intinya, saya sangat menghargai Pemberkahan Akhir Tahun kemarin dan hari ini. Kita harus senantiasa bersyukur dan saling menghargai. Terima kasih kepada para dokter, staf, dan relawan. Terima kasih.

Berkontribusi tanpa menganggap diri sendiri paling berjasa
Bekerja sama dengan satu hati dan harmonis untuk menampilkan kebajikan yang luhur
Menganggap pasien sebagai keluarga sendiri dan berusaha mengobati mereka
Semua orang di dunia hendaknya saling menghargai

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 24 Januari 2021           
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 26 Januari 2021
Mendedikasikan jiwa, waktu, tenaga, dan kebijaksanaan semuanya disebut berdana.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -