Ceramah Master Cheng Yen: Mengubah Kehidupan dan Menyelamatkan Dunia

Ketidakselarasan unsur alam mendatangkan penderitaan bagi umat manusia. Setiap hari, banyak orang hidup dalam kondisi tidak tenang. Untuk saling menyapa selamat pagi, selamat siang, dan selamat malam saja, bahkan sulit bagi mereka. Contohnya, para pengungsi yang terus meninggalkan negara mereka. Dapatkah mereka hidup tenang? Sangat sulit.

Kita dapat melihat laporan berita tentang pengungsi Afganistan yang meski mengungsi ke negara lain, tetapi hati mereka tidak tenang dan sulit untuk bertahan hidup. Karena itu, banyak pengungsi yang mengajukan diri untuk dideportasi ke kampung halaman mereka sendiri di Afganistan. Dari sini terlihat bahwa mereka mengalami kesulitan untuk memiliki kehidupan yang stabil.

Sesungguhnya, banyak orang terpaksa meninggalkan kampung halaman karena beberapa alasan. Ada orang yang terpaksa bekerja di tempat yang jauh karena kondisi kehidupan keluarga yang sulit. Ada pula orang yang terpaksa meninggalkan kampung halaman karena kondisi negara yang tidak aman. Ada orang yang meninggalkan kampung halaman demi mencari nafkah. Namun, apakah mereka hidup aman dan tenteram?

Kita dapat melihat laporan berita tentang seorang anak muda di India yang tertabrak mobil saat dalam perjalanan berangkat kerja. Akibatnya, badannya patah menjadi dua. Saat dalam kondisi kritis, dia berpesan kepada tenaga medis, “Donorkanlah organ tubuh saya untuk orang lain.” Saat badannya sudah patah menjadi dua, dia tetap berpesan untuk mendonorkan organ tubuhnya guna menolong lain. Inilah cinta kasih. Dia mewariskan cinta kasihnya di dunia ini.

Kita juga melihat sepasang ibu dan anak yang hidup sangat kekurangan di Australia. Melihat relawan Tzu Chi datang untuk membantu mereka, sang ibu mengungkapkan harapannya. Sepasang ibu dan anak itu berkata bahwa meski mereka sendiri hidup sangat sulit, yang lebih menderita dari mereka dan tidak memiliki tempat tinggal. Sang ibu berkata bahwa dia berharap dapat membantu para tunawisma itu. Lihatlah, meski hidup kekurangan, tetapi mereka tetap bersedia mengulurkan tangan dan menggalang dana bersama relawan Tzu Chi untuk membantu para tunawisma. Ini juga bermula dari sebersit niat.

Banyak hal terjadi karena bermula dari sebersit niat. Janganlah takut dengan kesulitan. Selama sesuatu itu benar, maka lakukan saja. Bukankah inilah semangat yang dimiliki relawan Tzu Chi?

Kita juga melihat kontribusi para relawan Tzu Chi di Filipina. Melihat anak-anak setempat yang kesulitan untuk bersekolah, mereka pun memberikan bantuan dana pendidikan. Kita dapat melihat dua anak perempuan yang sebentar lagi lulus kuliah. Di pemukiman kumuh itu, dapat melanjutkan pendidikan hingga ke jenjang perguruan tinggi adalah hal yang sangat jarang. Mereka bertekad setelah lulus kuliah nanti, mereka akan kembali ke komunitas mereka untuk membantu warga kurang mampu.

Meski ada sebidang lahan yang sangat tidak subur, sangat kering, dan tidak rata, tetapi asalkan ada petani yang menggarapnya, maka lahan itu dapat berubah menjadi oasis. Sebutir benih dapat bertumbuh menjadi pohon besar. Sebutir benih dapat bertunas, bertumbuh dari pohon kecil menjadi pohon besar, hingga menghasilkan benih yang tak terhingga.

Relawan Tzu Chi telah mengubah kehidupan dan menginsprasi semua makhluk. Bukankah ini semua berkat adanya cinta kasih? Kita dapat melihat relawan Tzu Chi di Melaka dan Filipina yang terus menebarkan benih kebajikan dan mengembangkan kekuatan cinta kasih demi membantu lebih banyak orang. Sungguh, ada banyak hal yang patut kita syukuri.

Selama bertahun-tahun ini, relawan Tzu Chi bekerja untuk membentangkan jalan penuh cinta kasih ke seluruh dunia yang dimulai dari Taiwan. Selama Tahun Baru Imlek tahun ini, kita dapat menyaksikan Bodhisatwa dunia yang terus bermunculan untuk bersumbangsih dengan cinta kasih tanpa pamrih. Mereka tidak menikmati Tahun Baru Imlek. Hingga kini, mereka masih terus berkontribusi bagi para korban bencana. Mereka adalah teladan bagi kita.

Taiwan adalah tempat lahirnya Tzu Chi. Di mana pun bencana terjadi, relawan Tzu Chi selalu bermunculan untuk membantu. Relawan Tzu Chi di negara lain juga selalu meneladani relawan Tzu Chi Taiwan dalam mengemban misi Tzu Chi dan menyalurkan bantuan darurat. Dalam ceramah tadi pagi, saya mengulas tentang Yordania. Karena letak geografis yang istimewa, di sana terdapat pengungsi dari Irak dan Suriah. Para pengungsi itu terdampar di perbatasan dan tidak dapat masuk ke Yordania. Karena itu, relawan Tzu Chi menuju wilayah perbatasan Yordania demi membantu para pengungsi di sana. Tindakan ini juga berlandaskan pada sebersit niat baik.

Relawan kita mengatasi berbagai kesulitan demi mengerahkan kekuatan cinta kasih. Bodhisatwa selalu menjangkau semua makhluk yang menderita. Kontribusi mereka telah menanam benih baik di dalam lubuk hati mereka. Benih kebajikan itu sudah tertanam kuat di dalam hati mereka. Karena itu, mereka dapat sangat mudah memahami prinsip kebenaran dan dapat membuktikan kebenaran dari ajaran Buddha. Ini karena mereka memiliki sebersit niat yang baik.

Ajaran Buddha tak dapat dilihat dan diraba, tetapi ia melingkupi seluruh dunia dan dapat menjadi benih baik yang tertanam di dalam hati setiap orang. Inilah yang harus kita usahakan.

Para pengungsi di Afganistan meminta dideportasi

Seorang anak muda di India berharap dapat mendonorkan organ tubuh

Mengubah kehidupan dan menyelamatkan dunia

Menjangkau semua makhluk yang menderita dan menanam benih baik

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 26 Februari 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 28 Februari 2016

Mengonsumsi minuman keras, dapat melukai orang lain dan mengganggu kesehatan, juga merusak citra diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -