Ceramah Master Cheng Yen: Mengubah Kesadaran Menjadi Kebijaksanaan dengan Keyakinan dan Pemahaman Mendalam

“Sebuah kaleng susu dapat memuat sekitar 8.000 butir padi. Lama-kelamaan, padi yang terakumulasi akan mencapai 80.000, 800.000, bahkan 80 juta butir. Demikianlah kita menyebarkan kekuatan cinta kasih dengan harapan cinta kasih dapat tersebar ke segala penjuru dunia. Istri saya mendukung saya menyumbangkan bibit padi. Saya yakin bahwa 50 bakul bibit padi yang saya sumbangkan ke Tzu Chi dapat menolong lebih banyak orang yang membutuhkan,” kata U Myint Lwin, seorang petani.

“U Myint Lwin mengundang saya mengikuti acara Pemberkahan Akhir Tahun. Usai acara Pemberkahan Akhir Tahun, saya mengambil 5 celengan beras darinya untuk menghimpun cinta kasih. Mulai sekarang, saya akan bekerja keras mengajak warga desa untuk berbuat baik bersama insan Tzu Chi,” tutur U Aung San Myint, Kepala  Desa Say Lone Gyi.

 

“Saya mendengar kakak saya berkata bahwa kali ini, Tzu Chi akan membagikan bibit padi. Awalnya, saya ingin menyumbangkan bibit kacang hijau. Kini saya beralih menyumbangkan 20 bakul bibit padi. Semoga bibit padi yang saya sumbangkan dapat membantu para korban bencana melewati kesulitan kali ini,” ujar U Yin Htay, adik U Myint Lwin.

Lihatlah di Myanmar, relawan kita bukan hanya memberikan bantuan darurat. Kita juga membagikan bibit padi agar petani setempat dapat bercocok tanam pada musim tanam. Jika cuaca bersahabat, mereka akan memperoleh hasil panen yang berlimpah. Para penerima bantuan juga bisa menyumbangkan padi mereka untuk menolong sesama.

Mereka juga menyisihkan segenggam beras. Dengan makan 80 persen kenyang setiap hari, mereka bisa menyisihkan 20 persennya untuk menolong sesama. Saat mengikuti kegiatan Tzu Chi, semua orang dipenuhi sukacita. Orang-orang berbagi tentang bagaimana bersyukur, menghormati, dan mengasihi. Mereka belajar bertutur kata baik, memanfaatkan tubuh mereka untuk melakukan kebajikan, dan senantiasa membina pikiran baik. Ini membuat mereka merasa bahwa kehidupan mereka berubah.

 

“Melihat insan Tzu Chi datang dari tempat yang jauh untuk memberikan bantuan, saya sangat terharu,” kata Kay Twe Oc, warga desa.

“Sebelumnya, saya tidak pernah mendengar tentang bersumbangsih tanpa pamrih. Hari ini, saya baru tahu bahwa itulah semangat berdana,” kata Htat Aung, warga desa.

“Berbuat satu kebajikan setiap hari adalah ajaran dasar agama Buddha. Setiap pagi, saat bangun tidur, kami akan menyisihkan segenggam beras ke dalam celengan beras. Dengan hati yang murni, kami bisa menjadi penolong,” terang Daw Lae Lae Win Wakil kepala departemen pengawasan kementerian pertanian.

Kita bukan hanya memberikan bantuan materi, tetapi juga berbagi prinsip kebenaran yang membawa manfaat tak terhingga bagi mereka. Sutra Makna Tanpa Batas mengajari kita untuk melenyapkan penderitaan orang-orang, lalu berbagi Dharma dengan mereka. Memberikan bantuan materi hanya dapat membawa manfaat sementara. Namun, jika kita berbagi Dharma dengan mereka, maka mereka akan memperoleh manfaat tak terhingga dalam jangka panjang, bukan hanya di kehidupan sekarang, tetapi juga di kehidupan mendatang.

 

Saya sering berkata bahwa kita harus menabur sebutir benih di dalam kesadaran kedelapan. Daripada memberikan sekarung bibit padi untuk ditanam, lebih baik kita menabur sebutir benih Dharma di dalam ladang batin mereka. Sebutir benih di dalam ladang batin lebih penting daripada sekarung bibit yang ditanam di sawah. Dalam masa bercocok tanam, jika cuaca tidak bersahabat, benih-benih itu tidak akan menghasilkan apa-apa. Karena itu, kita berbagi Kata Renungan Jing Si dengan mereka. Jika bisa selamanya mengingatnya di dalam hati, mereka akan bersikap penuh pengertian dan tahu berpuas diri. Dengan demikian, meski kekurangan, mereka tetap bahagia dan bersyukur.

Jadi, mendengar Dharma sangatlah penting. Daripada bantuan materi dalam jumlah besar, mempelajari sepenggal Sutra lebih berguna. Di dunia ini, orang yang bisa menerima bantuan adalah orang yang dipenuhi berkah. Karena itu, kita harus menciptakan berkah. Kita menjangkau orang yang menderita untuk menolong mereka. Kita bisa bersumbangsih karena memiliki kebijaksanaan. Karena bersedia bersumbangsih, kita bisa terjun ke tengah masyarakat untuk menolong orang-orang kurang mampu.

 

Kita bisa melihat orang-orang yang menderita karena kekuatan karma. Kehidupan mereka penuh dengan penderitaan yang tak berujung dan kita memiliki Dharma yang nyata untuk menenteramkan kehidupan mereka. Kita juga berbagi Dharma dengan mereka agar mereka dapat menyerapnya ke dalam hati dan memperoleh manfaat tak terhingga. Bantuan materi yang berwujud dapat membawa manfaat untuk sementara, sedangkan Dharma yang tidak berwujud dapat membawa manfaat untuk selamanya.

“Setelah pulang ke rumah, saya akan berbagi dengan warga tentang apa yang saya pelajari di sini, yakni tiada orang yang tidak saya kasihi, tiada orang yang tidak saya percayai, dan tiada orang yang tak bisa saya maafkan,” Daw Yin Ngal, Kepala Desa Pyin Ka Toe Gone bertekad.

Kebenaran dalam beberapa kalimat dapat menginspirasi warga setempat untuk berbuat baik, berpikiran baik, dan saling berbagi berkah. Dengan mempraktikkannya, mereka dapat memperbaiki kehidupan. Jadi, bagaimana kita memahami miliran kebenaran setelah memahami satu kebenaran dalam Sutra? Kita bisa memahami kebenaran yang terkandung dalam Sutra jika bersungguh hati dan mengembangkan kemampuan kita. Kita harus selalu mengingat prinsip kebenaran di dalam hati. Meski setelah jangka waktu yang panjang, kebenaran ini tetap terasa baru dan bisa membawa manfaat besar bagi kita.

 

Karena itulah, dikatakan bahwa mendengar satu Gatha dapat bertahan hingga berkalpa-kalpa yang tak terhingga. Dengan kebijaksanaan-Nya, Buddha membabarkan kebenaran. Meski hanya sepenggal Sutra, setelah waktu yang tak terhingga, baik sekarang maupun masa depan, ajaran Buddha dahulu selalu terdengar menakjubkan. Asalkan kita bersungguh hati, ajaran Buddha akan selalu terasa baru dan menakjubkan. Jadi, kita harus bersungguh hati dalam mempelajari Dharma.

Meski kini kita bersumbangsih di tengah masyarakat, tetapi jika tidak melenyapkan noda batin dan tidak mendengar Dharma, maka kita hanyalah orang biasa yang berbuat baik. Namun, jika kita mendengar Dharma dan melenyapkan noda batin, kita akan semakin memahami semangat Sutra Bunga Teratai dan dapat terus mewariskannya. Jadi, Bodhisatwa sekalian, kita harus bertekad mendengar Dharma serta memiliki keyakinan dan pemahaman yang mendalam.

Selama beberapa waktu, saya terus berkata bahwa memiliki keyakinan dan pemahaman yang mendalam sangatlah penting. Kita harus sangat bersungguh hati dan cermat, jangan hanya asal mendengar Dharma. Kita harus mengubah kesadaran menjadi kebijaksanaan. Kita harus merenungkan ajaran dalam Sutra dengan cermat. Jadi, kita yang mendengar Dharma harus lebih bersungguh hati setiap waktu.

  

Melenyapkan penderitaan orang-orang, lalu berbagi Dharma dengan mereka

Menyerap ajaran kebaikan ke dalam hati

Mengubah kesadaran menjadi kebijaksanaan dengan keyakinan dan pemahaman mendalam

Kebenaran yang menakjubkan bertahan hingga berkalpa-kalpa yang tak terhingga

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 21 April 2019

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 23 April 2019

The beauty of humanity lies in honesty. The value of humanity lies in faith.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -