Ceramah Master Cheng Yen: Mengukir Sejarah dan Mewariskan Silsilah Dharma
“Awal mula nganterin itu ada kegiatan survei ke Tangerang sama baksos. Begitu ikut baksos, saya daripada nunggu nah saya ikut bantu-bantu logistik supaya nggak jenuh,” kata Slamet relawan Tzu Chi, sopir pribadi pengusaha Alwin Scorp Leonardi dan Rosanny Widjaja, yang sering mengantar dan menjemput mereka mengikuti kegiatan Tzu Chi.
“Jadi saya merasa beruntung sekali bisa mendapat pegawai begitu baik. Setiap kali ajak, dia mau asal ada waktu, dari nggak bisa belajar jadi bisa,” kata Rosanny Widjaja, relawan Tzu Chi.
“Saya sendiri kan nggak sekolah, bisa masuk insan Tzu Chi saya jadi dapat wawasan untuk bersosialisasi,” pungkas Slamet.
Tzu Chi memandang setara semua makhluk. Tujuan utama Buddha datang ke dunia ialah membimbing semua makhluk kembali pada hakikat sejati yang setara dengan Buddha. Jadi, semua makhluk memiliki hakikat yang setara dengan Buddha. Kita tidak hanya menyebarkan ajaran, tetapi juga benar-benar menjalankannya. Demikianlah kualitas Tzu Chi.
Saya berharap nilai budaya humanis kita dapat diterapkan, dipelajari dengan baik, dan dimanfaatkan untuk edukasi. Edukasi bukan hanya ada di sekolah. Ucapan kita juga bisa mengedukasi orang lain. Dengan membagikan kata-kata baik, insan Tzu Chi juga bisa memberikan edukasi. Setiap orang menapaki jalan agung. Tzu Chi benar-benar terjun ke tengah masyarakat. Ini terlihat dari Universitas Tzu Chi dan Akademi Keperawatan Tzu Chi.

“Pada tanggal 31 Juli 1988, diadakan peletakan batu pertama untuk Akademi Keperawatan Tzu Chi. Saat itu, hadir Prof. Yang Sze-piao, Prof. Tu Shih-mien, Prof. Tseng Wen-ping, dan Master. Berapa anggota komite Tzu Chi yang hadir saat itu? Tiga ribu orang. Pada tanggal 17 September 1989, Akademi Keperawatan Tzu Chi diresmikan. Dalam upacara peresmian, kita melihat 107 murid yang mengenakan seragam dengan rapi. Berapa banyak hadirin saat itu? Dua puluh ribu orang. Ini bertepatan dengan peringatan ulang tahun rumah sakit kita yang ke-3,” kata Hong Jing Yuan, Kepala Divisi Penyuntingan Sejarah.
“Berhubung Master tidak ingin orang-orang bolak-balik, di lokasi yang sama, kita mengadakan peresmian akademi pada pagi hari dan peringatan ulang tahun RS Tzu Chi pada sore hari. Saat itu, Kakak He Guo-qing adalah kepala koordinator, sedangkan Kakak Gao Xin-jiang dan Wang Duan-zheng adalah wakil kepala koordinator. Yang melakukan dokumentasi ialah saya. Pada hari itu, suvenir peresmian Akademi Keperawatan Tzu Chi ialah buku Kata Renungan Jing Si. Saat itu, Kakak He Guo-qing mendukung pencetakan 30 ribu buku. Belakangan, ditambah 10 ribu buku lagi,” lanjut Hong Jing Yuan.
“Dalam cetakan Kata Renungan Jing Si edisi tahun 1989, di bagian pendahuluan, Kakak Gao Xin-jiang menulis, ‘Sejak tahun 1966, Master selalu berpakaian sederhana serta penuh rasa hormat, kelapangan hati, dan kelembutan. Tanpa ragu dan lengah, Master selalu bersumbangsih. Dengan giat dan rendah hati, Master mempraktikkan cinta kasih agung tanpa syarat dan welas asih agung yang merasa sepenanggungan’,” pungkas Hong Jing Yuan.

Saya sangat bersyukur kepada Bapak Gao Xin-jiang atas buku Kata Renungan Jing Si saat itu. Saya juga bersyukur kepada He Guo-qing yang bersumbangsih demi Dharma dengan menyumbangkan puluhan ribu buku Kata Renungan Jing Si. Kualitas dan kuantitas ini telah membawa dampak bagi seluruh masyarakat dan dunia pendidikan.
Kata Renungan Jing Si memang telah menginspirasi banyak orang dan diterjemahkan ke dalam 20-an bahasa. Kata Renungan Jing Si sungguh dapat menyucikan hati manusia karena sangat sederhana, mudah dipahami, dan mudah diingat. Saudara sekalian, kita harus menghargainya. Jangan hanya mengejar yang dalam dan tinggi. Yang terlalu tinggi tidak bisa digapai dan yang terlalu dalam tidak bisa dipahami. Kita mempraktikkan Dharma di dunia. Inilah tujuan Buddha datang ke dunia.
Tzu Chi berpegang pada kebijaksanaan Buddha untuk terjun ke tengah masyarakat. Saya berjuang demi ajaran Buddha dan semua makhluk. Saya juga berharap kita dapat bersungguh hati terhadap ajaran Buddha dan pendidikan kita. Apakah pendidikan kita bermanfaat bagi murid-murid? Sudahkah budaya humanis kita menampilkan ketulusan dan keindahan?
Da Ai TV menampilkan pemandangan yang indah. Kita harus mengukuhkan Empat Misi Tzu Chi dan memanfaatkan Da Ai TV untuk menampilkan kebenaran, kebajikan, dan keindahan. Kita harus menyatukan Empat Misi Tzu Chi dengan kesatuan hati. Saya bersyukur kepada Bodhisatwa sekalian yang membuat saya merasa sangat tenang. Namun, kini saya merasa tidak memiliki cukup waktu. Dahulu, saya masih santai dan merasa memiliki waktu yang cukup. Kini, saya merasa tidak memiliki cukup waktu.

Tadi, Jing Yuan menyebut Kepala RS Tu Shih-mien. Saya berharap kalian dapat menyusun sejarah tentang Kepala RS Tu Shih-mien, Kepala RS Tseng Wen-ping, dan Profesor Yang Sze-piao yang jasanya sungguh tak ternilai. Mereka menghormati saya dengan tulus. Berkat rasa hormat yang tulus dan dukungan mereka semua, barulah Tzu Chi bisa memberikan pendidikan yang berkualitas seperti sekarang. Jadi, ini berkat himpunan kekuatan banyak orang.
Saya berharap kalian dapat kembali menyusun sejarah Tzu Chi dengan baik. Mulai sekarang, begitu merampungkan satu buku, kita hendaknya langsung menerbitkannya. Semua itu akan menjadi kitab sejarah Tzu Chi. Bagikanlah tugas kepada para staf kalian untuk menulis, mengumpulkan informasi, dan sebagainya. Jika tidak dikumpulkan, sejarah-sejarah ini akan hilang.
Tujuan utama Tzu Chi di dunia ialah mengembangkan Empat Misi Tzu Chi. Tzu Chi memiliki Aula Jing Si di tengah masyarakat. Namun, Aula Jing Si bukan digunakan oleh kaum monastik, melainkan masyarakat. Semangat Tzu Chi ada di sana. Di Griya Jing Si, kita mewariskan silsilah Dharma dan menyebarluaskan mazhab Tzu Chi. Kaum monastik Tzu Chi memenuhi kebutuhan hidup secara mandiri, ini merupakan bagian dari silsilah Dharma Jing Si.
Bodhisatwa sekalian, kalian semua adalah murid Jing Si. Hendaklah kalian mewariskan semangat dan silsilah Dharma saya. Kita sering melihat aksara "belajar" dan "sadar" dan Jalan Bodhisatwa di tengahnya. Saya berharap kalian dapat membagikannya kepada orang-orang. Kita harus belajar dan sadar. Hanya manusia yang bisa belajar dan sadar. Kita harus belajar dan sadar. Saat ini, manusia mengenal berbagai jenis bahasa. Kita bisa memanfaatkan teks dalam berbagai bahasa dan ucapan untuk menyebarkan kebenaran.
Selain menyebarkan lewat ucapan, kita juga harus menyatukan hati dan pikiran. Semua orang harus membangkitkan tekad. Dengan menyatukan kedua tangan kita seperti ini di atas mulut, ini berarti "bersatu". Mari kita menyatukan Empat Misi dan Delapan Jejak Dharma Tzu Chi. Inilah yang disebut bersatu. Kita hendaknya senantiasa bersatu. Kita harus mewariskan Dharma hingga selamanya.
Terjun ke tengah masyarakat dan menapaki jalan agung
Pendidikan yang tulus menyucikan hati
Mengemban misi untuk mengukir sejarah
Mewariskan silsilah Dharma dan menyebarkan mazhab Tzu Chi
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 31 Juli 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 02 Agustus 2025