Ceramah Master Cheng Yen: Mengukir Sejarah Kehidupan yang Bermakna


Lewat siaran berita Da Ai TV, kita melihat banyak negara yang dilanda krisis air. Ada negara yang dilanda kekeringan, sedangkan negara lainnya diguyur hujan deras yang menimbulkan bencana serius, seperti tanah longsor, jembatan ambruk, dan lain-lain.

Ada banyak negara yang dilanda bencana karena ketidakselarasan unsur air. Kita bisa melihat tanah longsor yang terjadi. Berdasarkan siaran berita, ada banyak wisatawan di dekat lokasi yang berteriak saat tanah longsor terjadi. Sungguh, melihat tanah longsor terjadi, saya memikirkan bahwa pegunungan mengalami kerusakan karena manusia yang terus melakukan eksploitasi. Untuk apa manusia melakukan eksploitasi?

Para wisatawan itu pergi ke wilayah pegunungan saat turun hujan deras. Jadi, saat tanah longsor terjadi, mereka berada di sana. Adakalanya, manusia penuh kontradiksi.

Perubahan iklim dan kerusakan pegunungan telah mendatangkan bencana. Namun, manusia tetap tidak meningkatkan kewaspadaan dan tidak menjaga pikiran diri sendiri. Apakah berwisata itu perlu?

Lihatlah para insan Tzu Chi. Insan Tzu Chi sangat mengagumkan. Setiap hari, para relawan kita melihat penderitaan akibat lahir, tua, sakit, dan mati. Untuk bersumbangsih sebagai Bodhisatwa dunia, mereka menjangkau berbagai tempat yang membutuhkan bantuan. Dengan demikian, mereka bisa memahami penderitaan.

“Saya juga pernah hidup kekurangan. Kita mencurahkan perhatian dan cinta kasih pada mereka. Kita mencurahkan perhatian dan cinta kasih pada mereka. Saat mereka tidak berdaya, ada sepasang tangan penuh kehangatan yang menarik mereka keluar dari penderitaan,” kata Peng Yuanmei, relawan Tzu Chi.

“Saya telah mengenal Tzu Chi sekitar setahun. Saya bisa merasakan cinta kasih universal Tzu Chi dan ingin menyebarkannya agar orang-orang di sekitar saya dapat merasakan kehangatan ini,” kata Zhao Zishi, relawan Tzu Chi.


“Dengan terjun ke masyarakat, kita baru bisa memahami kebenaran dan melatih diri sendiri. Kita akan menyadari bahwa kita memiliki potensi yang tak terhingga,” pungkas Peng Yuanmei.

Selama lebih dari 50 tahun ini, insan Tzu Chi terus bersumbangsih tanpa menyia-nyiakan sedetik pun. Relawan senior yang bergabung pada masa-masa awal terus memberi pendampingan dan bersumbangsih hingga kini. Tidak peduli kapan relawan kita bergabung, mereka selalu menjalankan tekad awal mereka.

Belakangan ini, kita terus menyerukan untuk tidak melupakan tahun itu dan berbagi pengalaman.

“Badan Amal Ke Nan Tzu Chi didirikan pada tahun 1966. Enam tahun kemudian, pada tahun 1972, di Jalan Ren’ai, Hualien, didirikan Klinik Tzu Chi untuk memberikan pengobatan gratis bagi warga kurang mampu,” kata Li Hui-ying relawan Tzu Chi.

“Pada tahun 1972, Nona Deng Shu-qing dan Lin Bi-qi berkata pada saya bahwa Tzu Chi akan memberikan pengobatan gratis dan meminta saya untuk membantu. Saya pun menyetujuinya. Jadi, setiap hari Selasa dan Sabtu, dari pukul 12 hingga 2 siang, saya memberi pengobatan di Klinik Tzu Chi. Kesan paling mendalam terhadap Tzu Chi ialah mereka membedakan kebutuhan pribadi dan yayasan dengan jelas. Saat jatuh sakit, mereka tidak akan menggunakan obat gratis di Klinik Tzu Chi karena semua obat itu berasal dari donasi orang-orang. Jadi, mereka tidak akan menggunakannya. Saat menemui saya untuk berobat, mereka bersiteguh untuk membayar. Jika gratis, mereka menolak untuk berobat. Karena itulah, saat itu ada banyak orang yang begitu yakin dan memiliki kesan yang baik pada Tzu Chi,” kata Zhang Cheng-wen, Dokter Klinik Tzu Chi.

“Sesungguhnya, membangun dan mengelola rumah sakit tidaklah mudah. Di mana pun ada orang yang menderita atau mengalami kesulitan, sering kali insan Tzu Chi yang pertama terlihat. Doa dari para insan Tzu Chi membuat orang-orang merasa gembira,” imbuhnya.

Hari itu, dr. Zhang dan dr. Zou datang ke Griya Jing Si. Melihat mereka berdua, saya bertanya mengapa dr. Zhu dan dr. Huang tidak datang bersama mereka. Beruntung, saya mendengar bahwa mereka berada dalam kondisi sehat. Dokter Zhang berkata pada saya, “Tahun ini saya telah berusia 80 tahun.” Dia yang tahun ini berusia 80 tahun masih terlihat begitu muda. Saya berkata padanya, “Kita semua sudah lanjut usia, tetapi kamu tidak terlihat seperti berusia 80 tahun.” Dia berkata bahwa sudah lebih dari 40 tahun berlalu sejak kita mendirikan Klinik Tzu Chi.


Saat itu, kita mendirikan Klinik Tzu Chi karena saat menjalankan misi amal, kita melihat banyak lansia yang hidup sebatang kara dan pasien yang mengalami keterbatasan fisik. Karena itulah, kita mendirikan klinik pengobatan gratis agar pasien yang kurang mampu dapat segera menerima pengobatan saat penyakit mereka masih ringan, bukan menunggu sakit parah, baru memeriksakan diri ke dokter. Jadi, kita memberikan pengobatan gratis. Untuk itu, kita membutuhkan dokter.

Saya sangat bersyukur. Kita juga melihat istri Kepala RS Tu dan Kepala RS Tseng yang datang untuk membantu saat kita memberikan pengobatan gratis. Saat kita memberikan pengobatan keliling ke Guangfu, Yuli, Fenglin, dan daerah lain di wilayah selatan Taiwan, mereka selalu datang untuk membantu meski masih bekerja di RS Universitas Nasional Taiwan.

Berkat dukungan banyak orang, kita bisa memulai misi kesehatan kita. Setelah mendirikan klinik pengobatan gratis, saya mulai berpikir untuk mendirikan RS karena pasien yang sakit parah tidak bisa ditangani di klinik. Dengan dukungan para dokter dari Taipei, kita memulai pembangunan rumah sakit.

Perjalanan kita penuh kesulitan dan banyak kisah yang bisa dibagikan. Jejak langkah kita sangat berharga. Perjalanan kita selama ini telah tercatat dalam sejarah Tzu Chi. Dapat membawa manfaat bagi dunia, itulah kehidupan yang paling bermakna. Jadi, kita harus lebih bersungguh hati.

Kita bisa melihat kini, empat unsur alam tidak selaras. Kekeringan dan banjir adalah bencana akibat ketidakselarasan unsur air. Kita harus waspada terhadap ketidakselarasan unsur air, api, dan angin.

Beberapa waktu yang lalu, bukankah saya berkata bahwa kita harus mawas diri dan berhati tulus?

Agar dunia tenteram dan bebas bencana, satu-satunya cara ialah setiap orang membina ketulusan, lebih bersungguh hati, dan lebih banyak menciptakan berkah.

Saya bersyukur atas kekuatan cinta kasih para insan Tzu Chi. Semoga kita dapat mengikis bencana besar menjadi bencana kecil dan melenyapkan bencana kecil. Untuk itu, kita harus senantiasa bersungguh hati.

Terjun ke tengah masyarakat untuk memahami penderitaan
Berbagi tentang Klinik Tzu Chi yang memberikan pengobatan gratis
Ketidakselarasan unsur alam ditimbulkan oleh ketidakselarasan pikiran
Bermawas diri dan berdoasemoga masyarakat harmonis

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 22 Agustus 2019
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 24 Agustus 2019

Keindahan kelompok bergantung pada pembinaan diri setiap individunya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -