Ceramah Master Cheng Yen: Meninggalkan Jejak Cinta Kasih di Jalan Tzu Chi

Saya melihat banyak komisaris kehormatan senior. Dahulu mereka semua masih sangat muda, tampan, dan cantik. Pada saat itu, mereka semua menggenggam niat baik yang ada. Dalam waktu puluhan tahun, kehidupan seseorang akan terus berlalu, tetapi jiwa kebijaksanaan terus bertumbuh.

Usia kehidupan kita akan berkurang seiring berjalannya waktu. Setiap hari, setelah waktu makan siang, saya akan berkata, "Setengah hari telah berlalu." Saat waktu makan malam tiba, hari sudah akan berlalu. Saya pun berkata pada diri sendiri, "Seiring hari berlalu, usia kehidupan juga ikut berkurang." Artinya ialah hari ini sudah berlalu, kehidupan saya akan berkurang sehari seiring berjalannya waktu. Saya terus mengingatkan pada diri sendiri bahwa saya sudah melewati satu hari, apakah saya sudah mengisi kertas putih sejarah kehidupan saya hari ini?

Sejarah kehidupan kita sangatlah penting, jangan membiarkannya berlalu dengan sia-sia. Kita bisa melihat bahwa para relawan tak hanya menyumbangkan uang, tetapi juga menyumbangkan waktu untuk mendedikasikan diri mereka. Setiap orang dari mereka merupakan Bodhisatwa besar yang terus menjalankan Tzu Chi. Saya sangat berterima kasih kepada mereka.

 

Saat ingin menjadi anggota komite dan Tzu Cheng, mereka juga harus mematuhi aturan yang lebih ketat. Untuk bergabung dalam organisasi besar kita ini, mereka tetap harus mengikuti pelatihan. Ketika mereka bersedia mendedikasikan diri, mereka harus mengikuti pelatihan yang memakan waktu satu tahun lagi. Jadi, untuk menjadi anggota komite dan Tzu Cheng harus menghabiskan waktu selama beberapa tahun. Manfaat dari bergabung dengan Tzu Chi ialah seseorang memperluas jangkauan dari keluarga kecil menjadi keluarga besar dunia.

Anggota komite dan Tzu Cheng memberi perhatian kepada para penerima bantuan dengan penuh cinta kasih. Saya merasa itu sangat luar biasa karena ada orang baik seperti itu di dunia. Ini benar-benar adalah Bodhisatwa dunia. Di dalam sejarah Tzu Chi, ada jejak kehidupan mereka saat bersumbangsih di tengah masyarakat. Seperti inilah mereka mendedikasikan diri di Tzu Chi dan telah meninggalkan jejak kehidupan mereka dalam sejarah Tzu Chi.

Contohnya, gempa tanggal 21 September 1999. Kita jangan melupakan apa yang terjadi pada tahun itu dan harus mengenangnya kembali. Kondisi bencana di wilayah tengah Taiwan sangat serius, termasuk Dongshi, Nantou, dan Taichung. Ketika melihat proses penyelamatan korban, hati saya bagaikan meneteskan darah. Pada saat itu, selama hampir 2 bulan saya berada di Taichung dan setiap hari keluar untuk menyurvei lokasi bencana.

Suatu hari, saya melihat sebuah tempat yang sangat lapang di Nantou. Di tempat itu ada banyak orang yang tinggal di tenda pantai yang kecil. Berhubung turun hujan, saya melihat tanah tergenang air. Mereka yang berada di dalam tenda, tidak dapat berdiri. Jika duduk di tanah, mereka juga akan terkena genangan air. Bagaimana mereka melewati hari-hari? Jadi, saya segera memberi tahu anggota Tzu Cheng kita untuk membangun tempat tinggal sementara. Jadi, 19 Perumahan Cinta Kasih dibangun.

 

Kita membantu untuk membangun hampir 2.000 unit rumah sementara dan juga membuat lanskap. Saya berkata kepada para korban gempa, "Ini hanya untuk sementara waktu, yaitu selama 2-3 tahun saja. Pada siang hari, kalian dapat berfokus pada pekerjaan kalian. Saat kalian pulang pada malam hari, ada tempat tinggal yang aman."

Memang benar, para warga hanya tinggal di perumahan itu selama kurang dari 3 tahun sebelum kembali ke rumah mereka. Ada rumah yang dibangun ulang dan ada rumah yang diperbaiki. Mereka semua kembali ke rumah mereka. Meski kondisi bencana di wilayah tengah Taiwan sangat serius, tetapi masyarakat sangat harmonis dan sendi kehidupannya pulih dengan sangat cepat.

Pada saat itu, dari mana dana proyek pembangunan ulang, saya tidak tahu. Saya hanya berkata satu kalimat, "Kita harus yakin bahwa diri sendiri tidak memiliki pamrih dan yakin orang-orang memiliki cinta kasih." Selama waktu itu, saya sangat berterima kasih kepada para komisaris kehormatan yang telah memberi saya dukungan yang sangat besar sehingga kita dapat membangun lebih dari 50 gedung sekolah dan membangun kembali lebih dari 2.000 rumah agar para korban bencana memiliki tempat tinggal yang aman.

Atas tetes-tetes sumbangsih kalian, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada kalian semua. Jika tidak ada sekelompok Bodhisatwa senior ini, orang-orang yang hadir di sini sekarang, anggota komite, serta para Tzu Cheng, saya tidak dapat melakukan apa-apa. Berkat banyaknya orang di masyarakat yang mendukung Tzu Chi, kita dapat menyelesaikan banyak proyek pembangunan sekolah untuk meminimalisasi risiko bencana. Banyak sekolah masih sedang dibangun. Semua ini berkat tetes-tetes donasi dari semua orang.


Ketika terjadi bencana, Tzu Chi bersumbangsih dengan segera. Ketika berada dalam kondisi aman dan tenteram, Tzu Chi mengambil tindakan pencegahan untuk membangun kembali gedung sekolah yang sudah rusak untuk meminimalkan dampak bencana ketika terjadi gempa, banjir, topan, atau kebakaran. Inilah waspada saat berada dalam kondisi aman dan tenteram.

Bodhisatwa sekalian, donasi kalian digunakan pada tempat yang paling membutuhkan. Saya berharap kalian dapat menginspirasi cinta kasih lebih banyak orang. Memiliki cinta kasih disebut berkah. Kita harus lebih banyak menciptakan berkah.

“Kami berikrar dengan tulus untuk mendengar Dharma dan menyerapnya ke dalam hati serta mempraktikkannya. Kami akan menyebarkan Empat Misi Tzu Chi dan Delapan Jejak Dharma serta membimbing semua makhluk bergabung dengan Tzu Chi untuk menciptakan nilai kehidupan. Kami akan tekun dan bersemangat, mohon kepada Master untuk tidak khawatir.” Relawan Tzu Chi di Aula Jing Si Xindian, 08/12/2018.

Saya sungguh sangat tersentuh. Memang, kita telah membentangkan jalan dengan cinta kasih selama bertahun-tahun. Saya berharap cinta kasih kalian terhadap Tzu Chi berkembang menjadi hati Bodhisatwa yang penuh cinta kasih berkesadaran. Bodhisatwa senior terus mendedikasikan diri dan membimbing relawan muda. Relawan muda yang kita lihat terus bertunas dan bertumbuh. Dari satu tumbuh menjadi tak terhingga; tak terhingga tumbuh dari satu. Jangan melupakan ikrar yang kalian bangun hari ini.

Saya mendoakan kalian. Rasa terima kasih saya tak habis diungkapkan. Semoga di tahun baru ini semuanya berjalan lancar sesuai harapan, semua orang sehat, membina berkah dan kebijaksanaan secara bersamaan, serta setiap keluarga aman dan tenteram.

 

Meninggalkan jejak kehidupan di dalam sejarah Tzu Chi

Memberi bantuan bencana dengan welas asih tanpa pamrih

Percaya bahwa semua orang memiliki cinta kasih

Dari satu tumbuh menjadi tak terhingga dan meneruskan cinta kasih

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 27 Januari 2019

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 29 Januari 2019

Jangan takut terlambat, yang seharusnya ditakuti adalah hanya diam di tempat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -