Ceramah Master Cheng Yen: Menjadi Penyelamat bagi Banyak Orang

 

 “Dia dirawat di ruang perawatan intensif selama 73 hari. Lalu, dia dipindahkan ke kamar biasa. Setelah dirawat selama 111 hari, dia baru bisa meninggalkan rumah sakit. Waktu itu, selain merasakan rasa sakit karena pengangkatan jaringan kulit mati, dia juga harus menjalani dua kali operasi pada bagian perut untuk mengeluarkan sebagian usus halusnya. Dia bahkan tidak bisa minum air sendiri. Dia hanya bisa meminta saya membantunya. Saya bertanya pada perawat apa dia boleh minum. Perawat berkata hanya boleh minum 5 cc. Jadi, saya meneteskan 5 tetes air di mulutnya. Sejak terjadinya insiden ledakan pada tanggal 27 Juni, selama 73 hari, nutrisi yang dibutuhkannya diperoleh lewat suntikan. Tangan kiri dan kanannya terus disuntik  secara bergantian. secara bergantian. Saya juga tidak tahu mengapa saya bisa begitu tegar melewati masa-masa sulit itu. Terima kasih atas doa dan perhatian kalian. Berkat kalian, kami baru bisa melewati kesulitan ini. Ketegaran putra saya merupakan motivasi terbesar saya. Kami juga sangat berterima kasih kepada para tenaga medis di RS Shuang Ho. Mereka benar-benar berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan putra saya. Kami sungguh berterima kasih kepada masyarakat. Kami memperoleh banyak cinta kasih. Terima kasih, semuanya,” cerita salah satu keluarga Bapak Lin.

Kehidupan manusia sungguh penuh penderitaan. Ketidakkekalan juga bisa datang dalam sekejap. Saya rasa anak-anak muda dan para orang tua yang kini duduk di sini pasti bisa merasakan hal ini. Tentu saja, insan Tzu Chi yang selama ini terus memberikan pendampingan juga turut merasakan apa yang mereka rasakan. Begitu pula dengan saya. Sejak insiden ini terjadi, saya terus memantau perkembangannya. Meski tidak bisa mencurahkan perhatian ke rumah sakit, tetapi saya menerima laporan setiap hari. Setiap hari, saya tahu akan kondisi anak-anak muda yang terluka. Saya sangat berterima kasih kepada insan Tzu Chi di seluruh dunia yang mendoakan para korban dari tempat yang jauh. Di berbagai wilayah di Taiwan, insan Tzu Chi juga mendoakan mereka dengan hati yang tulus.

“Berkat insiden kali ini, saya bisa merasakan cinta kasih setiap orang. Meski insiden kali ini telah merenggut penampilan, kesehatan, dan keutuhan kulit saya, tetapi yang saya peroleh jauh lebih banyak. Saya mendapati bahwa ternyata semua orang begitu mengasihi saya. Dahulu saya merupakan orang yang tidak menyadari bahwa hidup saya penuh berkah. Setelah insiden ini terjadi, saya baru menyadari bahwa sekeliling saya penuh cinta kasih,” ujar Peng Wen-yu, salah satu pasien yang menderita luka bakar.

Bagaimanapun juga, anak-anak muda ini telah merasakan penderitaan yang tak terkira. Kita bisa melihat anak-anak muda ini telah sembuh satu demi satu. Namun, mereka masih harus menjalani fisioterapi untuk jangka waktu panjang. Ini merupakan proses yang harus dilalui. Meski luka mereka mendatangkan rasa sakit yang tak terkira, tetapi kini mereka sudah bisa berjalan keluar dan beraktivitas di rumah masing-masing. Mereka harus lebih tegar untuk menahan rasa gatal pada luka mereka. Lewat insiden ini, mereka seharusnya bisa memahami ketidakkekalan dan penderitaan di dunia ini secara lebih mendalam.

Kita harus percaya bahwa dunia ini penuh kehangatan dan cinta kasih. Anak muda sekalian, nyawa kalian telah terselamatkan dan kalian memiliki banyak kesempatan untuk menolong sesama. Kalian hendaknya melakukan lebih banyak hal. Jadi, jangan biarkan luka pada tubuh dan kulit kalian atau bekas luka kalian menjadi sumber kerisauan kalian. Perlu kalian ketahui bahwa banyak orang yang menderita karena tidak bisa menyembuhkan luka mereka. Dibandingkan dengan mereka, bekas luka di tubuh kalian tidak seberapa.

Insiden itu sudah berlalu. Jika hati kita indah, maka seluruh tubuh kita juga indah. Jika hati kita indah, maka seluruh dunia juga indah. Jadi, kalian harus menjadi orang yang mampu berkontribusi bagi masyarakat. Inilah kehidupan yang terindah. Orang lain tidak akan mempermasalahkan bekas luka kalian. Sebaliknya, melihat kalian yang terluka dalam insiden itu bisa berdiri kembali, mereka akan sangat menghormati kalian. Jika kalian bisa menggunakan kisah hidup kalian untuk membimbing orang lain, maka mereka akan semakin menghormati kalian. Kalian bisa menggunakan kisah hidup kalian untuk mendidik semua orang di seluruh dunia dan menolong orang yang menderita.

Jadi, nilai kehidupan kalian sangat tinggi. Jangan meremehkan satu hari pun dalam hidup kalian. Jadi, kalian harus melewati masa-masa sulit ini agar bisa sembuh total. Kalian harus ingat bahwa setiap kehidupan memiliki kegunaan besar. Anak-anak, apakah kalian mengerti? (Mengerti) Kita juga mendengar orang tua Bo-wei berkata bahwa satu-satunya tangan Bo-wei yang terselamatkan juga tidak bisa berfungsi normal.

“Putra saya, Huang Bo-wei, kelak mungkin tidak bisa bekerja keras menjalani fisioterapi seperti kalian. bekerja keras menjalani fisioterapi seperti kalian. Fisioterapi yang kalian jalani bisa mendatangkan hidup baru bagi kalian. Namun, tiga dari empat anggota gerak Bo-wei telah diamputasi. Akibat insiden kali ini, bahkan jari tangan pada tangannya yang terselamatkan juga tidak bisa berfungsi. Jadi, saya berharap saat mendengar kabar ini dan teringat akan kondisi Bo-wei, kalian bisa terus melangkah menuju masa depan kalian. Mengapa? Karena hingga kini, Bo-wei masih sangat tegar dan terus berjuang,” pungkas You Jin-de, Ayah Huang Bo-wei.

Tadi saya juga menyemangati orang tua Bo-wei untuk bersikap optimis agar Bo-wei tidak merasa bahwa orang tuanya sangat mengkhawatirkannya sehingga merasa semakin tertekan. Jadi, anak muda sekalian, meski orang tua kalian tersenyum kepada kalian setiap hari, tetapi sesungguhnya, mereka sangat memperhatikan kesehatan kalian.

“Meski insiden ini telah melukai fisik dan batin saya, tetapi saya menyadari bahwa batin orang tua dan keluarga saya juga terluka. Mereka ikut menghadapi apa yang saya hadapi dan ikut menanggung apa yang saya tanggung. Saat saya terluka, ibu saya merawat saya Saat saya terluka, ibu saya merawat saya dengan menahan rasa sakit pada pinggangnya. Beliau sering berkata kepada saya, ‘Kamu masih hidup karena ada misi yang harus kamu jalankan. Kebaikan-kebaikan yang kamu terima sekarang, semuanya harus kamu balas.’ Doa kalian bagi kami, meski hanya ucapan ringan, bagai kunang-kunang di dalam hati kami yang membimbing kami menuju masa depan,” ujar salah korban dalam insiden ledakan yang menderita luka bakar.

Para orang tua selalu bersikap optimis di hadapan anak mereka. Namun, sesungguhnya, semua orang tua sangat mengkhawatirkan anak mereka. Sekarang, anak-anaklah yang bersikap optimis di hadapan orang tua mereka agar orang tua tidak merasa tertekan. Inilah kasih sayang antara orang tua dan anak. Setelah melewati cobaan ini, anak-anak muda ini bisa memahami kepiluan orang tua mereka. Kini kalian harus membalas budi orang tua kalian dengan menjalani fisioterapi dengan optimis dan tegar.

Saya yakin kelak, setelah batin Bo-wei pulih seperti  sediakala, tidak sulit untuk mengatasi keterbatasan fisiknya. Ini bergantung pada pikirannya. Jadi, setiap orang harus menjaga kesehatan fisik dan batin. Kalian harus memiliki batin yang sehat agar orang tua kalian dapat merasa tenang. Semoga kelak, setelah kalian sembuh total, kalian bisa menjadi penyelamat bagi banyak orang. Inilah doa saya hari ini bagi kalian semua.

Dunia ini penuh penderitaan dan ketidakkekalan yang bisa datang dalam sekejap

Orang tua dan anak saling menyemangati untuk melewati kondisi yang sulit

Berbagi kisah hidup diri sendiri untuk membimbing banyak orang

Mengembangkan kegunaan besar dari kehidupan

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 11 November 2015

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 9 November 2015

Menyayangi dan melindungi benda di sekitar kita, berarti menghargai berkah dan mengenal rasa puas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -