Ceramah Master Cheng Yen: Menjadi Sahabat Baik Bagi Semua Makhluk

Saya sangat berterima kasih kalian datang dan sangat peduli pada kami. Kami akan berusaha untuk membantu orang-orang yang membutuhkan,” kata Bibi Zhen, salah seorang penghuni Panti Jompo Xinsha.  (Selama 7 tahun relawan Tzu Chi setiap bulan datang ke Panti Jompo Xinsha di Guangzhou untuk memberikan perhatian kepada para lansia yang terkena penyakit kusta - red)

Di mana pun, kita dapat menyebarkan Dharma. Bodhisatwa senantiasa menjadi sahabat baik semua makhluk demi membawa manfaat bagi mereka. Jadi, untuk menjadi Bodhisatwa, kita tidak memilih-milih tempat. Ke kota yang ramai ataupun pedesaan yang sepi, selama ada kesempatan, kita bersedia untuk pergi dan mengenal warga setempat. Kita berbagi ajaran dan berbaur dengan mereka. Untuk membawa manfaat dan kebahagiaan, kita sering berkumpul bersama mereka. Kita membawa kebahagiaan batin bagi mereka. Melihat mereka menerima ajaran Buddha dengan pemahaman yang sederhana, kita juga turut merasa bahagia.

 

Saat kita membawa kebahagiaan bagi mereka dan menjadi sahabat baik mereka, berarti kita telah menjadi mitra bajik mereka. Inilah yang harus senantiasa kita latih. Janganlah kita membeda-bedakan orang  atau menghindar saat bertemu orang. Jika begitu, kita tidak mirip seperti Bodhisatwa. Bodhisatwa tidak tega terhadap semua makhluk dan senantiasa membimbing semua makhluk untuk bersumbangsih dan berbuat kebajikan. Saat berbicara atau berbincang-bincang, orang-orang belum tentu membahas kebenaran. Orang pada umumnya lebih sering membicarakan hal-hal yang tidak penting,  seperti kesenangan atau hobi.

 

Bodhisatwa harus mengarahkan mereka untuk lebih banyak membahas kebenaran dan membimbing mereka  untuk tidak menyia-nyiakan waktu. Kita berbagi ajaran dengan mereka dan mengarahkan pembicaraan ke arah yang sesuai dengan kebenaran. Demikianlah Bodhisatwa  memberi bimbingan sesuai kondisi. Semua makhluk diliputi pikiran kacau dan tenggelam  dalam kenikmatan dan kesenangan duniawi. Alangkah baiknya jika kita bisa bersama-sama membimbing mereka perlahan-lahan dan mengarahkan topik pembicaraan mereka ke arah ajaran yang baik. Inilah yang harus kita usahakan. Jika mereka dapat mendengarnya sehingga memahami hukum sebab akibat, kita bisa mulai membimbing mereka untuk berdana, melakukan tindakan bermanfaat, bertutur kata penuh kasih, dan turut membimbing orang lain lagi.

“Dahulu, semasa muda, saya suka berburu burung. Saya sudah berburu selama 20-an tahun. Ma Liying lalu berpesan pada saya untuk tidak lagi berburu karena tidak membawa manfaat. Sampai sekarang, sudah hampir dua tahun saya tidak berburu lagi. Saya tidak membunuh seekor burung pun,” Hong Liao-xuan, relawan Tzu Chi.

 

Sebagai manusia, kita harus meningkatkan diri dan belajar untuk menjadi lebih baik. Saat ada orang yang kesulitan, kita dapat membantu sedikit.  Pada akhir tahun 2015, saya mengenal Tzu Chi lewat pembagian beras, mi, dan minyak. Setelah mengenal Tzu Chi, saya mulai menerima ajaran sedikit demi sedikit. Saya merasa tentu lebih baik  jika bisa ikut menjalankan kegiatan ini. Kemudian, saya berkunjung ke posko daur ulang.  Rasanya seperti sebuah keluarga besar,” kata Hong Liao-xuan yang dulu sempat kecanduan bermain mahjong. Hobinya berhenti setelah relawan Tzu Chi mengajaknya mengikuti kegiatan daur ulang.

Dahulu, saya mengumpulkan barang daur ulang, misalnya sekantong botol atau kertas, lalu menjualnya.  Setelah memahami kegiatan Tzu Chi, saya tidak lagi menjualnya, melainkan membawanya kemari. Meski tidak banyak, tetap bisa berkontribusi sedikit bagi kegiatan amal Tzu Chi,” kata Zhang Hongbin, penerima bantuan Tzu Chi.

 

Kita dapat berbagi tentang pemahaman mengenai Sutra kepada orang lain untuk menginspirasi mereka agar turut membangkitkan cinta kasih dan mengerti bahwa berdana berarti memberi manfaat bagi banyak orang, bukan hanya kepada orang yang tak dikenal, melainkan juga dapat membantu orang-orang yang membutuhkan di sekitar kita.

Berdana bisa dilakukan lewat orang lain. Saat orang-orang menghimpun kekuatan, kita turut berpartisipasi.  Bagaimana dengan tindakan bermanfaat? Saat melihat orang di sekitar kita mengalami kesulitan atau membutuhkan bantuan, kita mengulurkan tangan untuk membantu. Tindakan seperti ini sangat mudah, bahkan tidak harus menggunakan uang. Kita bisa menggunakan hati dan tenaga kita untuk menyampaikan kepedulian. Inilah tindakan bermanfaat. 

 

Dalam hal ucapan dan perilaku, kita juga harus membina diri kita agar di tengah masyarakat, orang-orang yang melihat kita dapat merasakan kebahagiaan. Kita bertutur kata lembut penuh cinta kasih. Cara bertutur kata ini harus kita pelajari. Meski maksud ucapan kita baik, mengapa kadang kita membuat orang yang mendengar merasa tidak nyaman? Ini juga harus sungguh-sungguh kita pelajari.

Saat membicarakan hal penting, orang cenderung berbicara lebih tegas, bahkan dengan nada yang lebih kasar. Demikian pula, sebagai orang yang sehat, saat berbicara, kita bisa belajar untuk bertutur kata lembut. Berikutnya ialah membimbing orang untuk turut bersumbangsih dalam kebersamaan. Saat orang-orang berkumpul dan bekerja sama, mereka disebut rekan kerja. Jika dapat bekerja sama dengan harmonis, pekerjaan akan lebih cepat selesai dan akan terasa lebih ringan. Dengan begitu, semua orang akan merasa sukacita. Empat Metode Pendekatan ini dapat kita praktikkan kepada orang-orang di sekitar kita.

 

Jadi, kita harus bersungguh hati untuk mempraktikkannya di setiap waktu, setiap tempat, dan kepada setiap orang. Inilah yang perlu kita jalankan. Empat Metode Pendekatan ini merupakan cara bagi praktisi Jalan Bodhisatwa untuk mencari kesempatan terjun ke tengah masyarakat. Dengan ini, kita memiliki kesempatan terbaik. Apakah kita perlu pergi keluar daerah untuk mencari orang untuk kita bimbing demi menjalin jodoh baik? Tidak perlu. Lihatlah, di sekitar kita sudah ada banyak orang.

Singkat kata, setiap orang adalah sahabat baik kita. Terhadap setiap orang, kita harus membangkitkan  rasa sukacita dan kekaguman saat bekerja sama dan membimbing mereka untuk turut menyebarkan Dharma.

 

Mempraktikkan Empat Metode Pendekatan di tengah masyarakat

Menjalin jodoh dengan berbagi ajaran sesuai kondisi

Menyerap ajaran Buddha dan membangkitkan welas asih

Membimbing diri sendiri dan orang lain dalam kebersamaan

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 13 April 2019

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 15 April 2019

Kesuksesan terbesar dalam kehidupan manusia adalah bisa bangkit kembali dari kegagalan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -