Ceramah Master Cheng Yen: Menjadi Teladan dan Mengikuti Arus Kebajikan


“Saya dilantik pada tahun 2016. Setelah itu, saya mulai mengemban tanggung jawab dalam kegiatan Sekolah Budaya Humanis Tzu Chi. Bagaimana kami harus berupaya agar para orang tua bisa melihat perbedaan Tzu Chi dari lembaga lainnya hingga mereka bisa terinspirasi untuk berubah? Banyak orang tua beranggapan bahwa dengan mengirim anak ke sekolah kita, anak mereka akan langsung berubah menjadi seperti kami. Itu mustahil. Jadi, kami sering menghadapi tantangan dan masalah,”
kata Peng Yu-ling, relawan Tzu Chi.

“Meski sulit, kami tetap harus melakukannya. Jika tidak dilakukan, selamanya tidak akan bisa. Jadi, meski sulit, tetap harus dijalankan. Saya berharap setelah pulang nanti, saya bisa terus bekerja keras meski perjalanan ini sangat sulit,” pungkas Peng Yu-ling.

Pendidikan adalah hal yang sulit dijalankan. Di mana letak kesulitannya? Seperti yang barusan Anda katakan, yaitu mengubah orang lain. Jika kita ingin mengubah orang lain, itu tidak akan terwujud. Hal yang perlu kita lakukan ialah menjalankan kewajiban. Pada dasarnya, manusia memiliki sifat yang baik. Anak-anak itu sebenarnya sangatlah baik. Pada dasarnya, pendidikan bertujuan untuk mengembalikan sifat bajik setiap orang.

Sejak hari pertama seorang anak dilahirkan, dia sudah mulai belajar. Jangan mengira bahwa mereka hanya bayi. Sejak hari pertama, mereka sudah mulai belajar dari suara, gerak tubuh, dan sentuhan kalian. Lewat suara dan interaksi dengan orang dewasa, anak-anak belajar sejak hari pertama mereka lahir. Anak-anak belajar dari kita. Jika kita tidak menjadi teladan yang baik dan selalu bersikap santai terhadap kebandelan anak-anak, sulit untuk mengubahnya kembali. Jadi, ketika kita mendidik anak-anak, sebenarnya kita juga tengah mendidik para orang tua.

Hubungan antarmanusia itu saling memengaruhi. Hendaknya kita menjadi teladan. Jika ingin anak-anak patuh, baik, dan berperilaku benar, kita harus lebih dulu mencontohkannya. Jika seorang guru selalu berbicara dengan nada keras, murid-muridnya pasti akan menirunya. Lingkungan yang baik ialah lingkungan yang tenang dan penuh kelembutan. Selain itu, juga harus ada prinsip kebenaran dalam mendidik. Oleh karena itu, pendidikan harus memiliki lingkungan yang mendukung.


Lingkungan sekolah memang penting, tetapi lingkungan rumah jauh lebih penting. Orang tua adalah teladan utama bagi anak. Hidup pada dasarnya adalah proses pendidikan. Selama ada manusia, di situlah ada kesempatan untuk saling mendidik. Semua interaksi antarmanusia adalah bentuk dari pendidikan. Jadi, selain guru sekolah yang mendidik murid, orang tua juga harus mendidik anak-anak mereka. Dengan demikian, barulah anak-anak bisa berinteraksi dengan orang yang benar dan memperbaiki diri.

Ketika melangkah di jalan yang benar, kita akan memiliki arah yang benar dan dapat memperbaiki diri. Ketika melihat orang lain, kita harus becermin pada diri sendiri. Jika seseorang melakukan hal yang baik, kita perlu belajar; jika melihat hal yang kurang baik, kita harus berintrospeksi apakah kita juga seperti itu. Ketika melihat yang baik, kita juga perlu mengingatkan diri sendiri apakah kita sudah melakukan hal yang sama. Kita harus memilih yang baik untuk diikuti dan memperbaiki yang tidak baik.

Semua orang berhimpun ialah momen terbaik untuk saling mendidik. Hal yang kurang baik pun bisa menjadi guru bagi kita. Ketika ada orang yang penuh dengan teori tentang pendidikan, tetapi perilakunya tidak pantas, kita harus bertanya pada diri sendiri, "Apakah saya juga seperti itu? Apakah saya juga seperti itu?" Hal yang tidak baik harus kita perbaiki. Ketika berhimpun bersama, kita harus meneladan kelebihan dan kebaikan orang lain. Ketika melihat seseorang yang anggun dan baik, kita harus belajar darinya agar bisa menjalin jodoh baik dengan orang-orang dan membuat mereka merasa sukacita.


Dalam hubungan antarmanusia terdapat jalinan jodoh. Jalinan jodoh ada yang baik dan ada yang buruk. Saat bertemu jalinan jodoh yang baik, kita bisa merasakan kelebihan orang lain dan terdorong untuk memperbaiki diri. Kita akan terus mengingatkan diri sendiri. Sama prinsipnya dengan hal ini. Setiap hari, Buddha ada di sisi saya. Saya juga sering mengingatkan diri sendiri untuk meneladan Buddha. Inilah yang disebut mengikuti hal yang baik.

“Sesungguhnya, di tempat yang banyak orang, pasti akan ada masalah. Misalnya, perbedaan pandangan satu sama lain. Jadi, ketika hendak melakukan sesuatu, saya akan secara alami memilih bergabung dengan orang yang pandangannya sama dengan saya,” kata Lin Jin-lan, relawan Tzu Chi.

Itu semua tidak masalah. Kalian bisa melihat bagaimana para relawan berkumpul untuk bersama-sama menghadapi masalah dan menjalankan misi untuk membantu mereka yang membutuhkan. Para relawan selalu bersumbangsih tanpa pamrih. Tanyakanlah pada diri sendiri, apakah kita sudah benar-benar melakukannya? Kita menjadi relawan dengan sukarela serta bertekad dan berikrar untuk bersumbangsih. Ketika jalinan jodoh telah matang, hendaknya kita bersukacita karena telah mewujudkan tekad.


Dalam hidup ini, kita dapat melangkah di jalan yang benar. Hidup pada dasarnya penuh penderitaan. Fase lahir, tua, sakit, dan mati adalah hal yang alami. Ada orang yang di masa tuanya jatuh sakit, miskin, dan tidak ada yang merawat. Itu juga hal yang wajar. Hidup memang penuh dengan penderitaan. Namun, jika tidak ada yang merawat, penderitaannya menjadi berlipat ganda. Berhubung telah memilih untuk menjadi relawan, kita harus bersedia menghadapi kondisi-kondisi seperti ini.

Saat menjadi relawan pemerhati, kita menemui banyak kesulitan, seperti tempat tinggal penerima bantuan yang tidak layak dan kondisi tubuh mereka yang lemah. Bagaimana kita mengatur bantuan? Kita harus berdiskusi bersama. Jadi, semua ini membutuhkan jalinan jodoh. Yang pertama, dibutuhkan adanya kerelaan; kedua, pertemuan dengan mereka yang membutuhkan. Setelah itu, kita berkumpul bersama untuk mencari cara terbaik guna membantu mereka. Sesungguhnya, ini tidaklah sulit.

Hendaknya setiap relawan menjalankan misi dengan hati yang gembira. Jika ada kesulitan, kita dapat membicarakannya bersama dan mencari jalan keluar. Jangan hanya berpikir tentang kesulitannya karena kita akan merasa lelah. Jika ada kesulitan, hendaknya semua orang berdiskusi. Hal yang terpenting ialah melapangkan hati dan mengingatkan diri sendiri untuk mewujudkan tekad. Kita harus yakin bahwa kita mampu melakukannya. Dengan begitu, semuanya akan merasa sukacita.

Mendidik orang-orang untuk kembali pada sifat hakiki
Membimbing orang berbuat baik dengan keteladanan dan lingkungan yang mendukung
Menjalankan kewajiban dan bersumbangsih dengan sukacita
Mengikuti arus kebajikan dengan hati yang lapang dan pikiran yang murni

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 02 November 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 04 November 2025
Kerisauan dalam kehidupan manusia disebabkan dan bersumber pada tiga racun dunia, yaitu: keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -