Ceramah Master Cheng Yen: Menjaga Kelestarian Lingkungan dan Membabarkan Dharma

Iklim tidak bersahabat karena unsur alam tidak selaras. Semua orang hendaknya bersikap waspada serta sepaham, sepakat, dan bertindak bersama untuk mengasihi Bumi. Saat udara terbebas dari polusi, barulah iklim bisa bersahabat. Inilah hukum alam.

Hari ini adalah Hari Bumi. Setiap orang hendaknya meningkatkan kesadaran lingkungan dan mengasihi Bumi. Kita bisa melihat ritual Mazu di Nantou. Acara tahun ini mengutamakan penggalakan pelestarian lingkungan. Karena itu, dilarang memasang petasan dan membakar kertas sembahyang.

Selain itu, makanan yang disediakan juga makanan vegetaris dan tidak menggunakan alat makan sekali pakai. Insan Tzu Chi juga diundang untuk membantu menyiapkan makanan vegetaris bagi para partisipan. Acara kali ini sungguh sangat bersih dan tenang. Acara ini merupakan warisan budaya Taiwan. Budaya bisa diwariskan tanpa mencemari lingkungan.

doc tzu chi

Insan Tzu Chi juga diundang untuk menyosialisasikan konsep daur ulang. Relawan kita berbagi dengan orang-orang bagaimana cara melakukan daur ulang. Diundang untuk berpartisipasi dalam acara ini, insan Tzu Chi tentu menerimanya dengan senang hati. Menyosialisasikan konsep daur ulang adalah yang paling disukai insan Tzu Chi.

Para relawan kita bersumbangsih dengan gembira. Kita bisa melihat acara ini berlangsung tanpa meninggalkan sampah. Kita juga melihat banyak orang mengikuti ritual Mazu dengan tenang. Ada banyak anak muda yang mendukung konsep ini dan turut berpartisipasi. Ini sungguh merupakan hal yang baik.

Di Nantou, warga juga terancam polusi udara. Karena itu, setiap orang sangat waspada. Pabrik di Nantou tidak banyak, mengapa sering mengalami polusi udara yang serius? Setelah ditelusuri, ternyata karena Nantou dikelilingi gunung, maka polusi udara yang melalui Nantou akan terkumpul di sana. Karena itulah, udara di Nantou juga tercemar.

Kita harus memahami bahwa sebagai manusia, kita bernapas lebih dari 20.000 kali per hari. Yang kita embuskan adalah karbon dioksida dan yang kita hirup adalah udara yang tercemar. Selain karbon dioksida yang dihasilkan manusia, juga ada karbon dioksida dan gas-gas yang dihasilkan oleh hewan.

doc tzu chi

Populasi manusia di dunia lebih dari 7 miliar orang. Setiap hari, ada ratusan juta ekor hewan yang dibunuh. Dari sini bisa diketahui, betapa banyaknya makhluk hidup di Bumi. Tidak mengherankan, polusi udara begitu parah.

Jika semua orang bisa bervegetaris dan tidak mengonsumsi daging, maka orang-orang tidak akan menernakkan begitu banyak hewan. Jika banyak orang yang bervegetaris, maka hewan-hewan tidak akan diternakkan secara intensif. Ini merupakan sebuah siklus. Segala sesuatu di dunia ini tidak terlepas dari hukum sebab akibat. Karbon dioksida yang kita embuskan adalah sebab, sedangkan polusi udara yang kita hirup adalah akibatnya. Ini juga mencerminkan hukum sebab akibat.

Segala tindakan kita adalah karma kita. Demi menikmati hidup, kita turut mendukung perkembangan industri sehingga menimbulkan polusi udara yang sangat serius. Jadi, menikmati hidup adalah sebab, sedangkan pencemaran adalah akibatnya. Segalanya tak luput dari hukum sebab akibat.

Selain itu, juga ada siklus kebajikan. Pada bulan 3 Imlek, kita memperingati ulang tahun Tzu Chi. Karena itu, murid-murid Jing Si menghabiskan waktu selama setengah bulan untuk mengikuti kebaktian Sutra Bunga Teratai. Setelah dijumlahkan, ada lebih dari 110.000 orang yang mengikuti kebaktian. 

doc tzu chi

Persamuhan Dharma di dunia ini akan terus berlangsung untuk selamanya. Insan Tzu Chi di berbagai negara mengikuti kebaktian di ladang pelatihan masing-masing. Cinta kasih disebarkan ke seluruh dunia. Secara keseluruhan, ada lebih dari 110.000 orang yang mengikuti kebaktian Sutra Bunga Teratai dari awal hingga akhir.

Para relawan kita memberikan laporan tentang jumlah partisipan. Yang membuat saya semakin terharu adalah pada tanggal 20, yakni hari terakhir kebaktian Sutra Bunga Teratai, insan Tzu Chi Wuhan, Tiongkok memberikan sebuah informasi pada kita. Di Kuil Baozu, Wuhan, Guru Ben Le yang telah berusia 100 tahun meminta insan Tzu Chi untuk pergi dan mengambil sebuah kaligrafi.

Beliau menulis, “Selamat kepada Tzu Chi yang telah menjalankan ikrar selama 50 tahun lebih. Cinta kasih universal Tzu Chi membawa manfaat bagi seluruh dunia. Mewarisi ajaran Buddha dan membabarkan Dharma dengan semangat Mahayana.”

Inilah yang beliau tulis secara langsung. Beliau juga menulis bahwa kaligrafi itu ditulis beliau tahun ini, pada usia 100 tahun. Pada usia beliau yang ke-100 tahun, beliau masih bisa menulis kaligrafi yang begitu indah. Saya sungguh sangat tersentuh.

Pada tahun 2012, beliau pernah datang ke Griya Jing Si. Beliau sangat memuji Tzu Chi. Beliau merupakan seorang bhiksu ternama dan juga merupakan murid Guru Taixu. Tahun ini, pada usia beliau yang ke-100 tahun, Tzu Chi telah berusia 51 tahun. Demi menyemangati generasi muda, beliau pun menulis kaligrafi itu. Tulisan beliau begitu indah dan menuai banyak pujian.

Saya sangat bersyukur melihatnya, terlebih yang beliau lakukan untuk mewariskan Dharma dan menyemangati generasi muda. Beliau menyemangati insan Tzu Chi di Wuhan. Beliau merasa bahwa sumbangsih Tzu Chi di seluruh dunia bermanfaat bagi umat manusia. Intinya, banyak hal yang harus kita syukuri.

Saya juga bersyukur kepada seluruh insan Tzu Chi. Tanpa insan Tzu Chi, bagaimana Tzu Chi bisa berkembang seperti sekarang? Insan Tzu Chi tersebar di berbagai negara. Kita sudah menjangkau hampir 100 negara. Saat bencana terjadi, insan Tzu Chi pergi ke lokasi bencana untuk memberikan bantuan. Kita telah menabur benih Tzu Chi di hampir 60 negara. Benih-benih itu telah bertunas dan bertumbuh menjadi hutan Bodhi.

Beberapa hari ini, kita melihat relawan di berbagai negara melakukan ritual namaskara dan mengikuti kebaktian Sutra Bunga Teratai di ladang pelatihan masing-masing. Mereka bisa mempraktikkan semangat Bodhisatwa. Ini sungguh sangat menyentuh. Singkat kata, saya tidak bisa mengungkapkan semua rasa syukur saya. Semua pencapaian Tzu Chi berkat tetes demi tetes sumbangsih setiap relawan kita.

Pencemaran lingkungan membawa kerusakan besar bagi alam
Menerapkan konsep daur ulang dan menggalakkan pola makan vegetaris
Menyemangati generasi muda untuk mewariskan Dharma
Membabarkan Dharma ke seluruh dunia

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 22 April 2017

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 24 April 2017

Lebih mudah sadar dari kesalahan yang besar; sangat sulit menghilangkan kebiasaan kecil yang buruk.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -