Ceramah Master Cheng Yen: Menjaga Keselarasan Pikiran demi Keseimbangan Iklim

Kehidupan di dunia ini sangat singkat. Bencana alam dan bencana akibat ulah manusia membuat usia kehidupan manusia semakin singkat. Bencana alam dan bencana akibat ulah manusia yang terjadi dalam sekejap dapat menyebabkan banyak orang meregang nyawa. Akibat pikiran manusia yang tidak selaras, Tiga Bencana Besar dan Tiga Bencana Kecil semakin kerap terjadi. Karena itu, kita harus meningkatkan kewaspadaan.

Bagaimana cara memperpanjang usia kehidupan manusia? Satu-satunya cara adalah kita harus memetik hikmah dari bencana dan menyucikan hati sendiri. Kita harus meningkatkan nilai-nilai moralitas dan saling memperhatikan dengan penuh cinta kasih. Setelah pikiran manusia selaras, secara alami kondisi iklim pun akan seimbang.Secara perlahan-lahan, usia kehidupan manusia akan bertambah karena tidak ada bencana alam dan bencana akibat ulah manusia. Jika antarsesama dapat saling mengasihi, maka usia kehidupan manusia akan lebih panjang. Untuk mencapai hal ini, entah berapa lama waktu yang dibutuhkan.

Tahun lalu, saat pesawat TransAsia Airways jatuh di Sungai Keelung, tim penyelamat segera bergerak untuk melakukan upaya penyelamatan. Selama 8 hingga 9 hari lamanya, relawan Tzu Chi berada di lokasi jatuhnya pesawat untuk memperhatikan tim penyelamat. Saat sebuah insiden terjadi, banyak orang bergerak untuk mencurahkan kekuatan cinta kasih. Saat anggota keluarga korban pesawat dari Tiongkok tiba di Taiwan, mereka melihat kontribusi penuh cinta kasih serta menerima pendampingan dan penghiburan dari para relawan kita. Karena itu, hati mereka menjadi lebih tenang dan dipenuhi rasa syukur. Sebelum kembali ke Tiongkok, mereka berterima kasih kepada warga Taiwan yang telah banyak membantu mereka. Segala kontribusi kita telah membawa keharmonisan bagi masyarakat.

Bulan Juni lalu, terjadi ledakan di Ba-xian Water Park yang menyebabkan hampir 500 anak menderita luka parah. Namun, banyak warga penuh cinta kasih yang memberikan penghiburan. Setiap warga masyarakat mencurahkan perhatian dan berdoa semoga anak-anak itu dapat selamat agar dapat mengurangi pandangan negatif masyarakat terhadap tenaga medis serta menghindari pertikaian dan konflik. Agar keluarga korban dapat menerima kenyataan dengan hati yang damai, para relawan menghibur dengan penuh cinta kasih dan memberi tahu orang-orang bahwa para tenaga medis telah berusaha dengan sepenuh hati. Karena itulah, masyarakat kita dapat melewati masa-masa yang sulit itu. Ini membutuhkan kelapangan hati setiap orang dan tahu untuk berterima kasih atas kerja keras para tenaga medis. Ini dapat menciptakan lingkaran cinta kasih di dalam masyarakat.

Begitu pula saat Topan Soudelor menyebabkan kerusakan di Taiwan. Pascatopan, para Bodhisatwa dunia bekerja keras untuk membersihkan lokasi bencana. Meski sangat lelah, mereka tetap bertahan untuk membersihkan lumpur dari tiga lantai di bawah tanah. Berkat kekuatan cinta kasih mereka, sendi kehidupan masyarakat dapat pulih dengan cepat. Meski mengalami kerusakan parah, tetapi ia dapat pulih dengan cepat. Karena itu, masyarakat dapat melewatinya dengan damai. Sumbangsih penuh cinta kasih dapat membawa ketenteraman dan kedamaian bagi masyarakat.

Sama halnya dengan gempa di Tainan kali ini. Meski jumlah korban luka-luka sangat banyak, kita tetap harus memberi penghiburan dengan penuh cinta kasih. Meski ada anggota keluarga yang sulit menerima kepergian kerabatnya, tetapi curahan cinta kasih banyak orang membuat mereka memiliki kekuatan untuk melangkah keluar dari kesedihan itu. Kehidupan manusia penuh dengan penderitaan. Melihat berbagai bencana yang terjadi, bolehkah kita tetap tidak sadar? Apa lagi yang perlu kita perhitungkan?

Untuk menciptakan keharmonisan masyarakat, setiap orang harus memiliki hati yang damai dan lebih mengembangkan kekuatan cinta kasih.

Di sekolah dasar dan menengah Tzu Chi di Hualien, guru kita juga berbagi dengan para siswa tentang bencana di Tainan kali ini untuk mengajarkan para siswa bagaimana cara mengantisipasi bencana sekaligus membangkitkan cinta kasih mereka untuk berdoa bagi para korban jiwa. Semoga gema doa setiap orang yang penuh dengan cinta kasih dapat menjangkau para Buddha.

Rumah sakit kita di Taiwan dan relawan Tzu Chi di Amerika Serikat juga berangsur-angsur menggalang dana dan cinta kasih bagi korban gempa di Tainan kali ini. Setiap orang turut mengembangkan kekuatan cinta kasih.

Kehidupan ini tidaklah kekal. Lihatlah Relawan Wu Siew Mooi di Kuala Lumpur, Malaysia. Setelah mendengar imbauan saya untuk menggalang satu juta donatur di Malaysia, dia mulai terjun ke pasar untuk melakukannya.

Dia menganggap ini sebagai misinya. Dia berharap setiap orang dapat melakukan kebaikan. Dia sangat bersungguh hati. Dia juga berusaha untuk menginspirasi umat dari agama lain dan penjual daging babi. Dia menggunakan kebijaksanaannya dan welas asihnya untuk menginspirasi orang lain. Namun, hidup ini tidak kekal. Tahun lalu, dia tiba-tiba meninggal dunia. Suaminya pun mulai melanjutkan jalan yang belum selesai ditapaki istrinya dan melakukan hal yang belum selesai dilakukan istrinya. Dalam hidup ini, tiada orang yang dapat memprediksi kapan ajal menjemput dan berapa lama kehidupan kita.

Namun, kita dapat memperluas dan memperdalam makna kehidupan kita. Kita harus mendalami ajaran Buddha dengan sepenuh hati. Untuk memperdalam makna kehidupan, kita harus banyak menjalin jodoh baik dan menyerap ajaran Buddha ke dalam hati. Lihatlah, tanda terima donaturnya setiap bulan sangat tebal. Kini suaminya yang melanjutkan jalan yang belum selesai ditapaki istrinya dan melakukan hal yang belum selesai dilakukannya. Mereka sungguh merupakan Bodhisatwa dunia.

Menyelaraskan pikiran manusia demi keseimbangan iklim

Pikiran manusia yang selaras dapat memperpanjang usia kehidupan

Relawan Tzu Chi mendampingi dan menghibur  anggota keluarga korban bencana

Senantiasa hidup tekun dan bersemangat

 Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 17 Februari 2016

Ditayangkan tanggal 19 Februari 2016
Jangan menganggap remeh diri sendiri, karena setiap orang memiliki potensi yang tidak terhingga.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -