Ceramah Master Cheng Yen: Menjaga Ketenteraman dan Kesehatan Semua Makhluk


“Selama hidup saya, saya menghabiskan 52 persen waktu bersama Tzu Chi. Jika dihitung dari waktu saya lulus dari fakultas kedokteran, saya menghabiskan 82 persen waktu bersama Tzu Chi. Mengenang waktu saya mendedikasikan diri di Hualien, saya teringat akan kasus seorang pasien perempuan yang berusia sekitar 20 tahun. Dia mengalami luka serius akibat kecelakaan lalu lintas. Saat itu, kami sering dipanggil pada tengah malam untuk menangani pasien seperti ini,”
kata Chien Sou-hsin, Kepala RS Tzu Chi Taichung.

“Lihatlah kondisi lukanya. Jika tidak ditangani dengan baik, bagaimana masa depannya? Lewat kerja keras semua orang, lukanya menjadi seperti ini. Inilah kasus yang pernah kami tangani di RS Tzu Chi Hualien dahulu. Dengan bersungguh hati dan bekerja keras, kita dapat menyembuhkan banyak wajah yang terluka dan hati yang hancur. Ini membuat saya sangat tersentuh,” pungkas Chien Sou-hsin.

Adakalanya, saya berpikir, "Mengapa saya harus begitu bekerja keras?" Namun, kini saya bisa melihat hasil yang luar biasa. Saya sungguh sangat tersentuh dan bersyukur. Yang lebih penting, saya merasa sangat puas.

Misi kesehatan adalah misi yang terberat dari Empat Misi Tzu Chi karena berkaitan dengan nyawa manusia. Penderitaan terbesar di dunia ialah penderitaan akibat penyakit. Kita semua terlahir di dunia ini. Di dunia ini, ada penderitaan dan kebahagiaan, juga ada kejahatan dan kebaikan. Kita bisa melihat semua ini di dunia. Kita juga melihat para tenaga medis kita menangani pasien dengan hati yang tulus. Kita menjalankan misi kesehatan bukan demi meraup keuntungan, melainkan demi melindungi kehidupan dan kesehatan dengan cinta kasih.

Belakangan ini, saya sering mengulas nilai kehidupan. Dalam perjalanan saya kali ini, terhadap setiap insan Tzu Chi yang ditemui, saya berkata, "Kalian harus menginventarisasi nilai kehidupan kalian di Tzu Chi. Luangkanlah waktu untuk menulis tentang nilai kehidupan kalian." Saya sangat menantikannya. Di kehidupan sekarang, para insan Tzu Chi sungguh telah melakukan banyak hal bagi dunia. Terlebih di Taiwan, Tzu Chi telah menjadi pelopor dalam banyak hal.

Ada banyak orang yang turut melakukan hal yang sama setelah melihat Tzu Chi melakukannya. Semua itu tidak habis untuk diceritakan. Misi kesehatan kita saja telah melakukan banyak hal. Setiap dokter kita menggunakan hati tertulus untuk menyelamatkan nyawa pasien. Para dokter mendedikasikan diri untuk menyelamatkan pasien dan berkomunikasi dengan pasien. Jadi, para dokter kita sangatlah tulus. Saya menaruh harapan besar pada dokter kita.


Pada tanggal 27 Mei, saya mengikuti rapat bersama Kepala RS di kantornya. Beliau bertanya pada saya, ‘Shao-bin, besok kamu akan menjalankan transplantasi hati dari donor hidup, bukan?’ Saya menjawab, ‘Ya.’ Beliau berkata, ‘Bisa duduk dengan tenang di sini, kamu pasti telah melakukan persiapan dengan matang.’ Saya berkata, ‘Semua akan dilakukan sesuai protokol’,” kata Zheng Shao-bin, Kepala pusat transplantasi organ.

“Berikut adalah protokol kita. Hari itu, pada pukul 03.09, tim kita sudah masuk ke ruang operasi. Tanpa adanya paksaan, para staf ruang operasi berinisiatif untuk mengadakan rapat dan melakukan konfirmasi sebelum operasi. Setelah melakukan konfirmasi dengan dokter, mereka melakukan rapat secara terpisah karena kita perlu menggunakan dua ruang operasi. Mereka sungguh-sungguh meninjau setiap langkah, peralatan medis, dan barang-barang yang dibutuhkan. Ini sungguh sangat menyentuh,” lanjut Zheng Shao-bin.

“Pada tanggal 28, saat operasi selesai, tugas tim operasi sudah selesai. Namun, itu adalah permulaan bagi tim perawatan intensif. Tentu, semuanya bisa dijalankan dengan lancar berkat dukungan tim,” pungkas Zheng Shao-bin.

Dalam sistem medis kita, para dokter dan perawat selalu dapat bekerja sama. Kerja sama ini menunjukkan keindahan dan hasilnya sangat memuaskan. Ini bukan demi meraup keuntungan, melainkan demi cinta kasih. Kita harus memiliki cinta kasih berkesadaran. Yang memiliki cinta kasih berkesadaran ialah Bodhisatwa.

Kita memandang para dokter sebagai Buddha dan para perawat sebagai Bodhisatwa Avalokitesvara yang muncul di mana pun dibutuhkan. Begitu pasien menekan bel, para perawat akan segera menghampiri pasien. Memberi pertolongan begitu mendengar suara penderitaan, inilah yang dilakukan para perawat kita.

Kita harus melindungi kehidupan. Menginventarisasi apa yang telah kita lakukan hingga kini, saya selalu merasa bahwa setiap rumah sakit kita telah melindungi kehidupan dan kesehatan pasien dengan baik. Saya sangat bersyukur.


“Di RS Tzu Chi Taichung, transplantasi sumsum tulang sudah menjadi sesuatu yang umum. Yang dimaksud dengan ‘umum’ di sini ialah ini sudah tidak asing bagi semua orang. Kita juga memiliki prosedur operasional standar dan mengadakan rapat untuk membahasnya. Kita memiliki kemampuan untuk melakukannya. Yang terpenting ialah relawan donor sumsum tulang. Setelah menemukan data donor yang cocok, kita perlu menghubungi mereka,”
kata Li Dian-kun, Kepala departemen hematologi dan onkologi.

“Dalam pengurusan administrasi, selain staf dari Pusat Sel Punca Tzu Chi, para relawan donor sumsum tulang telah memberikan dukungan yang sangat berarti. Kami sering berinteraksi dengan mereka dan mengadakan kelas bagi mereka. Saya sangat berterima kasih dapat mengemban tanggung jawab atas transplantasi sumsum tulang di RS Tzu Chi Taichung. Dalam departemen hematologi, ini merupakan pengobatan yang sangat penting,” pungkas Li Dian-kun.

Mengenang perjalanan donor sumsum tulang ini, saya selalu teringat akan relawan di pasar yang berseru, "Ayo, kita selamatkan nyawa orang." Saat ada yang bertanya siapa yang mau diselamatkan, dia berkata, "Ikutilah saya." Lalu, dia pun mengajak orang ke lokasi kita menggalakkan pendataan donor sumsum tulang dan memberikan penjelasan. Sesederhana itulah cara yang digunakan relawan kita.

Kita harus senantiasa ingat bahwa secanggih apa pun teknologi sekarang, kita tidak boleh melupakan tekad awal kita. Kita semua memiliki tekad yang sama. Tanpa para Bodhisatwa lansia yang dahulu bersumbangsih dengan cara yang sederhana, bagaimana mungkin kita dapat mengembangkan Empat Misi dan Delapan Jejak Dharma Tzu Chi?


Mengenang masa lalu, mengenai Empat Misi Tzu Chi, setiap misi dimulai dengan langkah pertama. Karena itulah, belakangan ini, saya terus mengucap syukur. Saya bukan hanya bersyukur kepada semua orang, tetapi juga kepada diri sendiri atas sebersiat niat yang saya bangkitkan dahulu. Saya juga bersyukur kepada guru saya. Saya sering berkata bahwa saya sangat merindukan guru saya, guru pembimbing di dunia ini.

Sungguh, saya bisa menumbuhkan jiwa kebijaksanaan di kehidupan sekarang berkat guru saya. Beliau berkata, "Ingatlah bahwa kita memiliki jalinan jodoh istimewa sebagai guru dan murid. Di kehidupan ini, kamu harus berjuang demi ajaran Buddha dan semua makhluk." Di kehidupan ini, saya terus berjuang untuk menjalankan pesan beliau hingga sekarang. Saat menoleh, jalan yang ditempuh sudah sangat jauh. Memandang ke depan, jalan ini lebih jauh lagi. Karena itu, jalan ini harus ditapaki dari kehidupan ke kehidupan.

Ada banyak insan Tzu Chi yang selalu berkata, "Master, kami pasti akan mengikuti langkah Master dari kehidupan ke kehidupan." Inilah kekuatan ikrar. Saya juga berharap para dokter kita dapat membangun tekad dan ikrar dari kehidupan ke kehidupan. Sehari mendedikasikan diri di Tzu Chi, seumur hidup mendedikasikan diri di Tzu Chi. Mari kita bersama-sama melindungi kehidupan dan kesehatan dengan cinta kasih.

Berpegang pada ikrar untuk memberi pertolongan begitu mendengar suara penderitaan
Mengembangkan potensi kebajikan dan cinta kasih berkesadaran
Jangan melupakan tekad awal
Menjaga semua makhluk agar tenteram dan sehat

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 30 Juni 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 02 Juli 2025
Kita sendiri harus bersumbangsih terlebih dahulu, baru dapat menggerakkan orang lain untuk berperan serta.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -