Ceramah Master Cheng Yen: Menjaga Tekad Awal dengan Cinta Kasih Berkesadaran


“Hari ini, saya ingin berbagi kepada semua orang mengenai kesan saya setelah mengikuti pertukaran pendidikan budaya humanis di Malaysia. Kondisi ekonomi keluarga saya tidak terlalu baik. Para bibi dan paman Tzu Chi mengetahui adanya kesempatan ini dan berharap saya dapat berpartisipasi. Mereka mencarikan solusi untuk membayar biaya perjalanan saya melalui program bantuan lewat pemberian upah,”
kata Li Xin-min, Mahasiswi jurusan pekerja sosial Universitas Sains dan Teknologi Nasional Pingtung.

“Saat melakukan survei kasus di Sandakan, saya mengunjungi sebuah keluarga dengan anak penderita kanker mata. Ayah dan ibunya adalah pekerja sementara. Dia memiliki seorang kakak laki-laki berusia 11 tahun yang kini berjualan sayur. Di dapur rumah mereka, saya melihat semangkuk nasi sisa. Saya berpikir bahwa mungkin itulah makanan mereka berikutnya,” lanjut Li Xin-min.

"Awalnya, saya selalu merasa bahwa kondisi keluarga saya sudah sangat sulit. Namun, setelah pergi ke luar negeri, barulah saya menyadari bahwa saya adalah anak yang beruntung. Di sana, saya melihat relawan Tzu Chi dengan jumlah yang sangat sedikit, tetapi mereka melakukan banyak hal yang tidak mudah. Hal ini makin menguatkan tekad saya untuk melangkah di jalan yang benar ini. Seperti lilin dalam logo Tzu Ching, saya ingin menyalakan diri sendiri untuk menerangi orang lain. Saya pasti akan terus mewariskan cinta kasih ini,” pungkas Li Xin-min.

Melihat anak-anak dari Taiwan Selatan, terasa bahwa mereka sangat polos. Mereka berbicara dalam dialek Taiwan. Setiap kali ke daerah selatan, semuanya berkata, "Saya berbicara dalam dialek Taiwan." Ya, saya merasa sangat senang. Hal yang lebih membahagiakan lagi ialah Tzu Chi yang bermula dari Hualien, kini telah tersebar ke seluruh Taiwan dan cinta kasih Tzu Chi telah tersebar ke seluruh dunia.


Lebih dari 2 ribu tahun yang lalu, Pangeran Siddhartha perlahan-lahan membuka mata dan melihat bintang di langit. Seketika itu juga, Beliau menjadi Yang Maha Sadar Di Alam Semesta. Dalam seketika, Pangeran Siddhartha sepenuhnya memahami seluruh kebenaran alam semesta. Demikianlah Beliau tercerahkan. Itu adalah hasil pelatihan diri selama berbagai kehidupan.

Kalian sering mendengar tentang "belajar" dan "sadar". Kita harus memiliki hati seperti anak kecil untuk belajar menapaki jalan yang ditapaki Buddha. Kita harus menapaki Jalan Bodhisatwa agar dapat melihat jalan kebenaran. Momen Buddha mencapai pencerahan itu terus diwariskan kepada praktisi Buddhis. Saat ini, kita juga merupakan praktisi Buddhis. Ini bermula dari sebersit niat untuk meneladan Buddha. Tzu Chi pun demikian, bermula dari sebersit niat saya. Singkat kata, sebersit niat sangatlah penting.

Saudara sekalian, kita memiliki jalinan jodoh. Tidak peduli kapan pertama kali kalian melihat saya, semuanya terjadi karena adanya jalinan jodoh. Berkat jalinan jodoh, apa yang saya katakan mudah untuk diterima oleh kalian. Kalian juga sangat tersentuh dan mulai menyebarkan Dharma. Hendaknya kalian terus menyebarkannya. Saat ini, saya telah melihat bagaimana anak-anak muda juga ikut terlibat. Mereka pergi ke Nepal untuk menyebarkan Dharma. Di sana juga terdapat anak-anak dan kaum muda. Asalkan ada jalinan jodoh, wariskanlah kekuatan cinta kasih pada mereka.

Cinta kasih yang tulus ini adalah Dharma. Orang yang memiliki kesadaran barulah memiliki cinta kasih. Orang yang tidak memiliki kesadaran tidak akan tahu apa itu cinta kasih. Ketika ditanya apa yang disukai, mereka akan menjawab bahwa mereka suka ini dan itu. Mereka menyukai semua yang mereka lihat. Semuanya hanya demi diri sendiri. Saat ini, hendaknya semuanya memiliki cinta kasih. Cinta kasih yang hanya demi diri sendiri harus diperluas hingga menjadi cinta kasih yang mengasihi semua orang menderita di seluruh dunia.


“Saya sangat bersyukur diberi kesempatan kedua untuk pergi ke Nepal. Saat kembali ke negara itu, perubahan terbesar yang saya sadari ialah para relawan setempat yang sangat sepenuh hati, tekun, dan bersemangat. Hal terpenting ialah mereka memiliki hati dan tekad yang sangat teguh,”
kata Huang Xun-yuan, Anggota Tzu Ching dari Universitas Nasional Chung Hsing.

“Mereka semua berharap bisa membuat dunia menjadi lebih baik dan berusaha mewujudkan harapan Master untuk mengubah kondisi kehidupan di tanah kelahiran Buddha. Hal lain yang sangat menyentuh saya ialah dalam waktu 2 hingga 3 tahun ini, para paman dan bibi Tzu Chi dari Singapura dan Malaysia telah mendampingi relawan setempat dengan sepenuh hati sehingga mereka dapat memiliki kekuatan untuk terus melangkah maju,” lanjut Huang Xun-yuan.

“Para paman dan bibi Tzu Chi sangat luar biasa. Jumlah mereka sangat sedikit dan rambut mereka sudah memutih, tetapi mereka selalu mengingat ajaran Master tentang "bank usia". Mereka menabung 50 tahun dalam bank usia. Dengan kekuatan bagai kaum muda, mereka bersungguh hati bersumbangsih. Kami telah membuat janji dengan anak muda setempat untuk bersama-sama membuat dunia ini menjadi lebih baik,” pungkas Huang Xun-yuan.

Saat ini, kita bagai matahari yang terbenam. Jika kita tidak segera mencurahkan tenaga dan memanfaatkan waktu, waktu akan berlalu dengan sia-sia. Detik demi detik, matahari senja akan terus tenggelam di ufuk barat. Inilah hukum alam. Orang yang bijaksana akan memanfaatkan waktu untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan melakukan hal benar yang dapat diwariskan. Oleh karena itu, hendaknya kalian bersungguh-sungguh. Kalian telah melakukan hal yang benar, tinggal bagaimana mewariskannya. Seperti Dong-xian, Anda sudah sangat senior. Banyak juga relawan yang sudah senior di Tzu Chi.


Setiap generasi tidak akan terhenti. Untuk meneruskan silsilah Dharma, hendaknya kita memperluas cinta kasih dan memperpanjang jalinan kasih sayang. Cinta kasih ini adalah cinta kasih berkesadaran. Di dunia ini, kita belajar untuk memiliki perasaan. Namun, jangan biarkan perasaan itu menuju ke arah yang salah. Menyimpang sedikit saja, kita akan jauh tersesat. Kita harus menuju arah yang tepat. Sedikit kesalahan saja akan membawa kita jauh tersesat. Salah sedikit saja, kita akan menyimpang sangat jauh.

Jalan di dunia ini sangatlah panjang, tetapi hidup manusia sesuai dengan hukum alam yang memiliki tahapannya tersendiri. Jika perjalanan hidup ini dijalani dengan benar, setelah kehidupan ini selesai, kita akan dapat kembali lagi. Inilah yang sering saya katakan tentang kehidupan demi kehidupan, bukan hanya satu kehidupan saja. Di masa lalu pun saya melangkah di jalan yang benar dan melakukan hal-hal yang baik. Oleh karena itu, dalam kehidupan ini, semuanya bisa mengikuti langkah saya.

Banyak orang yang bergabung atas kerelaan diri sendiri tanpa perlu untuk dipanggil. Singkat kata, inilah hasil dari sebersit niat yang muncul dan memiliki arah yang benar. Hendaknya kita memiliki pengetahuan, pandangan, dan tindakan yang benar. Apakah semuanya mengerti? (Mengerti.) Baik. Saya mendoakan semuanya dengan tulus. Hendaknya semuanya menciptakan berkah bagi dunia dan terus menumbuhkan kebijaksanaan. Binalah berkah dan kebijaksanaan sekaligus.

Belajar di jalan yang benar untuk menyadari kebenaran
Menjaga tekad dan membimbing mereka yang memiliki jalinan jodoh
Mewariskan silsilah Dharma dan memperluas cinta kasih agung
Mengarah pada kebajikan setiap saat serta membina berkah dan kebijaksanaan

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 16 Juni 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 18 Juni 2025
Bila sewaktu menyumbangkan tenaga kita memperoleh kegembiraan, inilah yang disebut "rela memberi dengan sukacita".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -